Sosok politisi yang satu ini memang unik. Bukan lantaran brengosnya yang ‘ndaplang’ hingga ia dikenal semua penduduk Kota Bengawan, tetapi lantara semanak. Apalagi hobinya sering datang melayat warga ke rumah duka, bila mendengar penduduk disekitar meninggal dunia. Ketidakengganan menghadiri layatan, tanpa didampingi ajudan, menjadi bukti kepeduliannya dengan orang lain. Meski yang meninggal tidak dikenalnya, toh ia tetap njruntul sendirian mendatangi rumah duka untuk menyampaikan ucapan belasungkawa pada keluarga yang ditinggalkan. Bahkan bukan hanya sekali-dua kali, ia juga diminta memberi sambutan dukacita, dalam proses mengantar jenasah. Siapalagi politisi pinggirkali berkumis tebal yang hobi mengantar jenazah dari rumah duka, kalau bukan walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo.
Hampir selama tiga periode kepemimpinan walikota sebelumnya, Rudy nama sapaan akrab walikota asal pinggir kali itu, pernah mendampingi sebagai wakil walikota dijaman Slamet Suryanto, kemudian di jabat Jokowidodo. Sejak pasangan walikota dan wakil walikota memenangi Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan FX Hadi Rudyatmo (Rudy), keduanya pemimpin itu kemudian berkantor di Balaikota Solo. “Andai saja dua jeriji tangan saya tidak retak ketiban balok beton, barangkali karir saya tidak menjadi walikota sampai sekarang dan akan lengser sesuai aturan undang-undang. Atas kuasa Tuhan, dua jari saya sembuh dengan sendirinya. Hanya setiap hari dibobok beraskencur, dan minum jamu,” katanya ditemui di rumah dinas Lodji Gandrung, Sabtu (19/9/2020) .
Pahit getir kehidupan Rudy dijaman rezim pemerintahan berada ditangan penguasa Orde Baru pernah ia alami berkali-kali. Di zaman kekuasaan otoriter waktu itu, namanya termasuk salah satu orang yang dijadikan TO alias target operasi untuk dilenyapkan. Apalagi sebagai kader banteng muda militan, Rudy bergabung sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) berlambang segitiga –logo partai belum berubah seperti sekarang—di Solo.
Kekerasan hatinya ingin berjibaku membesarkan PDI di daerah kelahirannya di pinggir kali Bengawan Solo, meneruskan amanat sang proklamator dan mengamalkan pancasila dan undang-undang warisan pendiri bangsa. “Kalau soal amanat menjalankan warisan pendiri bangsa, gulu pun saya pertaruhkan,” katanya di Lodji Gandrung sembari menunjuk potret Bungkarno. Kedekatannya dengan warga masyarakat akar rumput, menurutnya merupakan hal biasa sebagai warga masyarakat. Agar tahu duduk masalah yang sebenarnya keluh kesah rakyat kecil.
Sehingga, ujar dia menambahkan, mengerti betul penderitaan warga masyarakat kelas bawah dengan benar yang dialami mereka. Lantaran itulah, paparnya menambahkan, ketika dipercaya memimpin di Balaikota dirinya berjanji tidak akan mengulangi kelakuan pemimpin di jaman Orde Baru lagi. “Bukan hanya rumah tempat tinggal penduduk di bantaran kali yang diobrak-abrik, rumah saya berulangkali digusur tanpa pengantian sesenpun, dan basa-basi. Sungguh menyakitkan kalau diingat,” katanya.
Kedekatannya dengan warga masyarakat kota bengawan, bukan hanya sebatas dengan koleganya dari kaum partai banteng moncong putih, tetapi dengan para penggiat kemanusiaan di kota Solo Rudyatmo, menurut tokoh pembauran kaum minoritas Martono Hadinoto dianggap sosok walikota yang blater, unik dan sederhana. “Saya mengenal Pak Rudy sebelum menjadi wakil walikota Solo senang bicara apa adanya, blater dan sangat sederhana sejak dulu. Tidak pernah macam-macam. Opho anane,” ujar dia
Bukan hanya Martono Hadinoto yang memuji kesederhanaan Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo, tetapi juga Ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) Gareng S Haryanto mengacungi jempol. Padahal, katanya menambahkan, beliau menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Solo. “Apapun bisa dilakukan kalau ingin mengejar kenikmatan, Pak Rudy tidak mau. Beliau hidupnya sangat sederhana,” katanya.
Justru yang dipikirkan, kata Gareng S Haryanto lebih lanjut, walikota ingin mendorong para pengusaha UMKM di Kota Solo. Setiap kali bertemu dengan pengurus Kadin, walikota sering menanyakan apalagi yang perlu dikembangkan agar UMKM tetap ada dan maju. Selama tahun 2020 di saat pandemic Covid-19 ini, Kadin dan pemerintah kota Solo dari sebelum Februari, tetap mendorong terus para pengusaha mikro kecil dan menengah.
“Pemkot tetap concern terhadap para pengusaha UMKM dalam kerangka pengentasan kemiskinan dan penambahan modal kerja,” ujar dia, “targetnya di program SGS (Solo Great Sale) meningkatkan nilai transasksi. Jumlah tenant yang berpartisipasi dalam event bahkan melebihi target yang ditetapkan sebelumnya. Tujuannya, sekali lagi meningkatkan pengusaha pendapatan secara riel para pengusaha kecil dan menengah.
Program SGS 2020 sendiri merupakan event belanja spesial di kota Solo yang diikuti oleh ribuan tenant meliputi toko, supermarket, mal, kuliner, pasar tradisional, hingga toko kelontong. Kadin berharap Solo Great Sale akan terus diselenggarkan di tahun-tahun berikutnya dan kegiatan seperti ini semakin banyak agar sektor UMKM di Kota Sola semakin maju. “Tahun ini SGS menggunakan aplikasi yang bisa diunduh di playstore calon pembeli. Saatnya masyarakat berbelanja di Kota Solo sekaligus berwisata dan menikmati kuliner dengan diskon besar.”
No Comment