Menggarap Peluang Biznis Permainan Anak di CFD


Loncat-Pantul, mainan Trampolin, banyak digemari anak-anak yang ingin bermain di CFD Jalan Slamet Riyadi, Solo (Ist)

Inilah biznis mainan yang tidak memerlukan modal besar di area Car Free Day (CFD) dan memungkinkan meraup keuntungan lumayan, paling tidak buat menambah kebutuhan sehari-hari, mengelar permainan anak. Lihat saja, di area CFD jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, puluhan pelaku biznis musiman di hari libur menggelar mainan anak seperti menggambar di scleroform, simulasi memindah pasir warna-warni dengan mobil back-huge  atau melompat-lompat pantul.

Meski menghasilkan keuntungan yang tidak besar, menurut Sumardjo, 47 tahun penyedia tempat permainan anak lompat-pantul setiap minggunya memperoleh duit Rp 250.000 bersih dalam waktu 3 jam sejak CFD dimulai pukul 06.00-09.00. Modal besi dipasang hexagonal yang diberi pagar pembatas dan alas terpal tebal dengan pengkait per pemantul.

Loncat-Mencelat, di area CFD tak hanya disukai anak-anak, orang dewasa pun senang mantul (pic-Ist)

Menurut Sumardjo, sebenarnya model tempat permainan loncat-pemantul anak merupakan modifikasi permainan yang sering dipakai di tempat pertunjukan sirkus. Hanya saja, tidak sekuat yang sering digunakan di arena sirkus. Karena, ujar dia menambahkan, pengguna mainan yang disediakan untuk anak Balita yang senang loncat-loncatan.

“Lumayan sekali anak bermain loncat-loncat kami patok sepuluh ribu selama satu jam. Setiap minggu bisa dapat bawa pulang antara 100-200 ribu,” ujar Sumardjo sembari tersenyum, “daripada tidak ada pemasukan. Saya buat sendiri modalnya gak mahal, tidak sampai 500 ribu. Buat sendiri dari besi bekas mengedak bangunan. Sekarang sudah balik modal.”

Penyedia tempat mewarnai gambar, tak luput dari incaran anak-anak yang ingin belajar mengambar

Tidak hanya Sumardjo yang memperoleh tambahan penghasilan setiap minggu di CFD, mengelar permainan lompat-pantul, Juswarsih, 36, penyedia lapak gemar menggambar juga memperoleh rezeki sama. Juswarsi, tinggal di kelurahan Sangkrah setiap hari minggu ngepit membawa alat jagrak, pewarna gambar yang dibuatnya sendiri dan scleroform. Ia cukup mengeluarkan modal awal, dua tahun lalu 200 ribu untuk membeli sclerofom dan membuat jagrak.

“Selebihnya tidak ada pengeluaran lain. Itu modal awal yang saya keluarkan dua tahun lalu. Sekarang sudah balik modal. Bahkan setiap minggu, bisa membawa pulang minimal 75 ribu,” ujar dia. Ibu muda dengan anak 2 anak imut itu, diajaknya mengelar lapak untuk mengambar di depan toko buku hotel Dana.

Bukan hanya penyedia mewarnai gambar, loncat-pantul yang memungkinkan meraup duit puluhan hingga seratusan ribu setiap minggu di arena CFD, tetapi juga penyedia sewa spatu roda. Meski persewaan spatu roda memungkinkan memperoleh duit lumayan banyak, tetapi resiko rusak dan kabur dibawa lari acap membuat ketar-ketir.

Berbagai mainan di CFD Slamet Riyadi dapat dipinjam sewa berbayar, hasilnya lumayan dapat duit halal

“Justru yang kami kawatirkan justru rusak, roda spatu patah. Kalau dibawa kabur, rasanya kecil anak-anak punya ide gila seperti itu. Paling kurang membawa duit 80 ribu-120 ribuan setiap minggu. Lumayan mas, buat tambahan beli beras,” ujar Warso, 54 th, asal Semanggi, “sekarang udah agak klipuk –mati angin– dibandingkan saat awal CFD ada dan belum banyak yang punya spatu roda.”

Bila dilihat perkembangan pengunjung yang semakin banyak ingin menikmati liburan dengan memanfaatkan jalanan sebagai tempat rekreasi sembari olahraga, tampaknya cukup berhasil. Efek domino, papar Walikota Solo, Joko Widodo, waktu itu akan berdampak pada peguliran putaran roda ekonomi mikro itulah yang diharapkan berjalan.

“Nantinya akan ada putaran roda perekonomian mikro yang dapat bermanfaat buat warga. Penjual jajanan, permainan dan parker kendaraan. Dipastikan akan bergulir,” ujar Jokowi, 5 tahun lalu pada wartawan.

Tidaklah berlebihan bila, perputaran roda ekonomi mikro di area CFD yang digelar setiap minggu berdampak terhadap kegiatan ekonomi. Meski ceruk perolehan keuntungan, ujar Rahayu peneliti di pusat penelitian dan pengembangan ekonomi rakyat Institute for Media and Social Studies (IMSS), dalam berbiznis tak sebesar bila dibandingkan dagang konvensional yang dijajakan di luar CFD, toh tetap saja mampu berjalan.

“Jangan membandingkan dengan usaha berskala besar. Ini’kan biznis samben setiap minggu. Tetap saja ada yang diuntungkan dengan adanya kegiatan ekonomi setiap mingguan. Lihat saja semua memperoleh perputaran uang mikro-kecil. Minimal setiap orang yang mengelar dagangan, atau permainan anak, dapat dipastikan membawa duit pulang ke rumah. Jangan membandingkan dengan biznis lain di luar CFD, dong. Menurut saya pasangan Walikota-Wakil Walikota, Jokowi-Rudy, berhasil membangkitkan roda ekonomi mikro.” (eddy je soe)

 

Previous Quen, Kamilah Pemenangnya
Next Bayangkan Andai Asteroid Florence Nyungsep ke Bumi

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *