Seratus hari usai memenangi perhitungan suara pada ajang demokratis pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2 tahun lalu, pasangan walikota-wakil walikota, mulai tancap gas ngebut mengevaluasi capaian RPJMD (Rancangan Pemabangunan Jangka Menengah daerah) Kota Solo tahun lalu. Dalam situasi kurang menguntungkan akibat ancaman merebaknya virus tak pelak, pasangan Walikota Gibran Raka Buming Raka dan Teguh Prakosa mengibarkan bendera perang total mencegah virus mematikan merangsek kota bengawan.
Dengan terpaksa di beberapa pos anggaran penting dan dinilai kurang dianggap genting, ditangguhkan. Kucuran anggaran dialihkan buat penanggulangan bahaya merebaknya virus. Pelbagai upaya penanggulangan, dilakukan dengan koordinasi tenaga Kesehatan (nakes) di hampir semua tempat rawat dipantau ketat agar tidak kecolongan menyusupnya penyebab kematian itu.
Meski demikian, pembangunan yang telah telanjur disetujui lewat APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) tetap harus dikerjakan dengan seksama dan hati-hati pengalokasian kucuran dananya. Pemerintah kota Solo, bukan hanya bertumpu dari kucuran anggaran dari APBD, tetapi pemerintah pusat juga mendukung dengan kucuran alokasi yang diperlukan Pemkot (Pemerintah Kota) Solo. Apapun yang diperlukan, akan disetujui dengan catatan harus bermanfaat bagi kemajuan, dan kesejahteraan rakyat.
Untuk itulah di awal masa pemerintahan pasangan walikota dan wakil, mengenjot prioritas yang menjadi target utama membangun infrastruktur pelancar moda transportasi. Setidaknya dua jembatan penghubung dikebut dengan deadline harus rampung cepat. Jembatan utama sebagai pintu masuk dari wilayah timur, yakni Jurug diperbaiki mulai dibongkar gelagar alas penyangga roda kendaraan bermuatan tonase, pada awal September tahun lalu. Selain jembatan jurug lawas, jembatan Mojo, tak ketinggalan menjadi sasaran perbaikan untuk meningkatkan kapasitas layakan dari dua daerah Solo-Karanganyar-Wonogiri.
Selain melakukan pembangunan infrastruktur jalan sebagai penunjang akses pintu masuk moda transportasi, Gibran dan Teguh, juga merangsek model penataan tempat hunian warga masyarakat. Rumah tinggal susun sewa (rusunawa) di wilayah bantaran bengawan di Semanggi, mulai ditata ulang. Menurut perhitungan matang secara teknik, struktur fondasi pancang bangunan mengalami degradasi, dikawatirkan dapat menjadi penyebab ambruk. Dua tower bangunan gedung berlantai ampat itu telah dirobohkan dan segera dibangun Kembali dengan bangunan baru. Studi kelayakan terhadap bangunan rumah susun sewa (Rusunawa) Semanggi bukan lantas membuat kawatir warga. Lantaran pemerintah juga memberi santunan tali asih terhadap warga yang menempati rusunawa
Meski demikian kekawtiran itupun kemudian muncul, akan dikemanakan penguin Rusunawa Semanggi, bila rusunawa dirobohkan. Pemerintah, bila tidak diberi ganti-rugi taliasih. Dengan persetujuan DPRD, pemerintha menyetujui bahwa warga yang menempati rusunawa per kamar diberi ganti sewa tempat di luar rusunawa, selama pembangunan dilakukan. Dua blok masing-masing berisi 98 KK, juga telah menerima tali asih selama pembangunan gedung sebesar Rp.5000.000 dari pemerintah telah diberikan pada warga.
Awal tahun pertama pasangan walikota dalam memerintah pemerintahan, mulai mempercepat pelaksanaan rencana pembangunan jalan lingkar flayover terpadu kereta api. Peresmian dimulainya percepatan pembangunan lingkar utara dihadiri Menteri perhubungan dan walikota Gibran. Keduanya berjanji akan menuntaskan pembangunan flayover lingkar utara terpadu dalam kurun waktu singkat. “Kami bersama pak menteri bertekat pembangunan ini akan selesai dalam waktu singkat,” ujar dia kala itu.
Tak hanya focus membangun prasarana transportasi dan hunian yang dilakukan Maswali, sapaan akrab walikota Gibran, pemerintah juga membereskan peresmian pasar Legi yang habis terbakar. Setelah kemernterian perdagangan dan kementerian keuangan menggelontorkan anggaran pembangunan kembali pasar Legi. Tentu tidak juga dengan sendirinya langsung mengucur deras dana dari APBN untuk pembangunan Pasar Legi. Selain anggaran APBD penyerta pun mengucur memperlancar pembangunan kembali pasar Legi yang terbakar.
Meskipun agak tersendat di masa jabatan kedua walikota memimpin, orang nomor satu di Solo, baru berani membuka kembali CFD (Car Free Day), setelah dihentikan lantaran merebaknya virus corona. Pembebenahan prasarana dan sarana penunjang sebagai jantung kota budaya dan pendidikan, pemerintah juga memberi prioritas bagi pusat pengembangan pendidikan ekstra kulikuter bersinergi dengan Solo Techno Park (STP). Pemusatan program pelatihan berbasis computer AI maupun teknologi jaringan bidang pemrograman, juga bekerjasama dengan lembaga swasta maupun perguruan tinggi lain seperti Shophy dan Universitas Sebelas Maret.
Selain itu bentuk kerjasama lain yang dilakukan pemerientah kota Solo telah dilakukan pula dengan berbagai negara, antara lain kerajaan Arab maupun Inggris, maupun Perancis. Pembangunan masjid, dan mengelar fashion show dan membuka pameran hasil pengusaha UMKM digelar Perancis. Bukan hanya kerjasama dengan pemerintah luar negeri, pemerientah kota solo, juga mengandeng lembaga konservasi lawas yang handal Taman Safari, untuk mengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Sejak dikelola managemen baru, nama TSTJ berubah namanya menjadi Solo Safari. Diharapkan dengan perubahan managemen, pengelola taman konservasi satu-satunya di kota Solo akan menjadi tempat distinasi wisata yang banyak dikunjungi warga masyarakat lain dari luar kota.
No Comment