Dolan ke alam bebas kini mulai banyak digandrungi masyarakat, terutama bocah nom-noman. Epeknya warga penduduk yang ndesone nduweni potensi daerah prawisata nyengkuyung membangun golek tambahan duit pemasukan daerah. Mestinya Tidak hanya di seputar Jawa yang perlu dikembangkan wisata pariwisata, tapi juga di pulau-pulau lain.
Salah satunya objek wisata grojogan banyu Kembang Soka, Kulon Progro, Yogyakarta. Tempat wisata Kembang Soko mulai popular sejak tahun 2015 mbiyen sakwisnya netizen menggungahkan ke media soksial. Namanya juga tempat wisata, saben byiar tempat itu jadi jujugan wong luar kota yang haus trapeling. Mumpung bocah sekolah lagi liburan, bisa saja mereka digiring buat menulis wisata daerah ndek ndesonya dewek-dewek. Selain berepek cinta ndeso, juga menambah pendapatan tukang parkir.
Salah satu contoh misale, ndek ndeso yang kebenulan terdapat umbul banyu buening, jelas buat masyarakat pencinta banyu seneng ciblon and kungkum berlama-lama. Apalagi ditambah panorama di sekitar daerah ciamik and bisa bikin hati tentram dan damai sakwisnya kerjo seminggu kantoran. Kalau di Pulau mBali bisa menjadi tujuan wisata, mosok ndek Solo ndak bisa? Paling tidak kalau wisatawan diajak ndeprox maem ndek Galabo, tempat kuliner, asal harganya tidak larang and seneng ngepruk pembeli.
Lha wong wisata di grojokan banyu Kembang Soko aja disatroni pelancong, mosok di TSTJ (Taman Satwa Taru nJurug) pengunjung gak bisa adus di Bengawan Solo. Apa aenaknya Bengawan Solo dibendung? Nah obyek wisata Kembang Soko penernya berada di lokasi Dusun Gunung Kelir, Desa Jatimulyo, Kecamatan Kulon Progo, Jogyo sering didatangi wisatawan lokal and wong Londo, sakperlu arep ciblon. Tidak hanya seneng kungkum banyu yang jernih, tapi juga praon karet menyusuri kali berbatu-batu kinthir.
Wisatawan yang ingin penekan bukit terjal tidak ada yang ngelarang. Trackingnya cukup bersahabat dan ramah, bocah cuilik-cuilik pun bisa mloka-mlaku penekan munggah bukit. Simbah and simbok-simbok juga boleh mendaki, wong disediain anak tangga, jadi dijamin ndak akan menggeh-menggeh kehabisan napas. Apalagi kalau simbok and simbah seneng selfi di atas jembatan bambu yang membentang di tengah jurang. Kalau jantung simbok and simbah kuat. Dijamin jembatannya bakoh, ndak mungkin ambrol.
Tiket buat menek ke atas bukit dan nyebrang pakai jembatan and kungkung di bawah grojokan ora larang, mung Rp.5000 per orang. Kalau kesel menek, situ juga bisa leren wedangan di angkringan, menu maeman khas ndeso. Sego wader, pecel, tahu-tempe, iwak pitiek pun juga ada. Yang kagak ada lauk semut goreng and minuman keras.
Konon Katanya
Kalau ngomongin mitos Air Terjun Kembang Soka, menurut cerita warga sekitar, konon katanya, mata air Air Terjun Kembang Soka ndisik namanya “Tuk Jaran” digunakan untuk memandikan kuda milik Pangeran Diponegoro. Maka dari itu, sumber mata air disana dinamakan “Tuk Jaran”.
Tak hanya itu, sebelum Air Terjun Kembang Soka ngehits sekarang ini, dulunya sumber mata airnya sering diambil warga dari luar desa untuk berobat. Mereka percaya air yang diambil membawa berkah dan awet muda. Cocok buat simbok and simbah yang pingin tetap bugar. Disarankan tidak perlu membawa minuman dari rumah, soale air di grojogan Kembang Soka bisa langsung diminum sampai kembung, sangking jernih tanpa pengawet.
So arep nunggu apa lagi, travelinglah ke air terjun Kembang Soka sambil keramas di air jernih and nenggak buanyu bening sampai kembung. Boleh juga ngajak gebetan, tapi dilarang ngegebet selingkuhan teman atawa tetangga sendiri. Maybe, Air Terjun Kembang Soka bisa jadi referensi murah dan menyenangkan buat kalian. So happy traveling gaes! (Larasati Reyma)
No Comment