Sex Bebas di Puncak Gunung


Gaya pebisnis yang lagi ngetrend ngaku menjadi pendaki gunung

Fenomena sex bebas, kini tak lagi dilakukan di motel atau di hotel berbintang tetapi merambah di tempat exotis yang jauh dari ingar-bingar keramaian kota: puncak gunung! Hubungan sexual pasangan tidak resmi itu, tampaknya bukan hanya ngetrend dikalangan penikmat sex bebas para pencinta alam, tapi digemari pebisnis yang lagi muncar karirnya.

Di mana saja tempat sex bebas di atas gunung yang sering dipakai nenda. Benarkah lebih exotic dibanding ngesex di motel dan hotel? Mungkin saja, sebab setelah megap-megap kekurangan oxigen sewaktu mendaki, di tenda pun mereka mengalami hal yang sama. Itukah yang disebut exotic dan daya tariknya

Obsesi menjadi pendaki gunung kalangan pebisnis dengan tujuan ngesex di atas puncak (courtesy int – killing my sofly film)

Bila Anda termasuk salah satu pencinta alam club pendaki gunung, bukan tidak mungkin nama kelompok Anda termasuk salah satu yang dicurigai sering melakukan pesta sex di atas gunung. Jadi jangan sakit hati bila ketemu orang-orang bermobil naik ke gunung berpura-pura sebagai pemanjat gunung di kerimbunan rimba-raya.

Entah terilhami tokoh pendaki gunung seperti dalam film Killing My Soffly –kehidupan sex bebas di atas puncak gunung– ataukah memang tidak ada orang yang mengawasi, sehingga sex di alam bebas menjadi mode. Pelakunya, itu dia, para pendaki gunung musiman. Biasanya kaum berduit yang memarkir mobilnya di satu motel, dan berpura-pura sebagai pendaki gunung.

Biasanya, kelompok pencinta sex di alam bebas itu, datang secara bergelombang di musim-musim tertentu. Benarkah mereka itu pendaki gunung beneran? Atau hanya mencari tempat dan suasana baru bagi keperluan pemuas nafsu? Tak banyak yang tahu secara pasti selain kelompok ini sangat tertutup, juga tampang bukan seperti pendaki gunung beneran, yang biasanya dekil-dekil dan lusuh.

Asmara menjadi tujuan bercamping di atas gunung

Kedatangan para pendaki musiman pemuja sex bebas ke lokasi pendakian pun tidak seperti  para pendaki gunung beneran. “Lagian tampang orang-orang itu klimis, bak pemain sinetron,” ujar Tato pendaki dari HIMPALA Universitas Negeri di Jakarta yang sedang klayapan ke gunung Merbabu, “berbeda dengan kita  yang kucel dan dekil. Apalagi mereka itu, cewek-ceweknya juga bening and kinclong bak cermin. Gwe lihat sih seperti tampang managar atau dosen. Mana ada HIMPALA seperti itu.”

Apa yang dikatakan Tato, diamini jagawana di kawasan gunung Lawu, Karang Anyar, Jawa Tengah. Saking ngebetnya, ujar salah satu Satgas base Plawangan di kaki gunung Lawu, ada yang lupa melepas dasi. “Anehnya justru resleting celananya udah terbuka. Mereka biasanya parkir mobil di motel, dan pura-pura hicking ke atas,” ujar dia.

Sinyalemen petugas jagawana itu bukan isapan jempol belaka. Kabar santer ngesex di atas puncak gunung, sebenernya telah beredar di kalangan para pendaki gunung beneran yang menjamur di kampus-kampus. Mereka, para mahasiswa yang tergabung dalam club pendaki gunung beneran itu, acap menempelkan atribut universitas asal mereka.

“Istilahnya biar image anak-anak pendaki gunung beneran itu kagak tercemar. Maka pakai istilah MAPALA,” ujar Inggrid cewek tomboy komandan mahasiswa pencinta alam PTS di Bilangan Margonda, Jakarta.

“Kita mah udah biasa diisukan suka ngesex di puncak gunung. Emangnya kurang kerjaan apa mau esex-esex di puncak,” ujarnya saat ditemui di markas di Margonda.

Obsesi mandi bareng di atas puncak gunung para pendaki gunung palsu

Menurut Inggrid, kabar santer esex-esex di puncak gunung sudah lama  didengar. Bahkan, beberapa kampus di Jakarta terimbas isu mengawali mewabahnya  sex bebas itu.

“Kami bahkan sempat dilarang melakukan pendakian beberapa waktu lamanya. Bahkan, menurut cerita senior, ada kelompok yang memang senang menebar isue murahan untuk menghancurkan kredibilitas kelompok mahasiswa pemanjat gunung beneran,” katanya berapi-api, “mungkin yang ngelakuin itu orang frustasi kali.”

Pendapat senada juga dilontarkan Ervin yang ngaku pendaki gunung ‘beneran’ dan suka manjat gunung hampir setiap semester ke hampir seluruh gunung di Jawa dan pernah manjat gunung Rinjani itu.

“Gwe sih udah lama denger soal esex-esex di puncak gunung. Dulu sering dilakukan di Gunung Gede. Lantaran ketahuan oleh teman-teman MAPALA, lantas pindah ke Pangranggo sekarang malah agak ngejauh di Krakatau. Kita sih tidak bisa berbuat apa-apa. Cuman kalau bisa jangan sebut nama asal almamater, seolah-olah doyan ngesex, kan enggak bener,” katanya, “tapi bagi yang suka esex-esex sih biarin aja, habis hobinya gitu sih.” (Eddy Je Soe/Zein)

 

 

Previous Nonton Pergantian Jaga Istana Buckingham
Next Dilarang 'Ngesex' di G Rinjani Banyak Jin

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *