Masih ingat’kah Anda dengan film dahsyat yang merajut kejadian sebenarnya namun memilukan disertai drama percintaan di dalam kapal mewah di era 1930-an? Nah tentu film yang digarap dengan apik itu mengisahkan kesembronoan, kapten kapal tak melihat bahaya berada di depan mata, akibat menganggap sepele pemandangan alam mentakjubkan. Bukan hanya takjub terhadap bongkahan gunung es di samodera atlantik, yang tak bakal mencair, para crew kapal Titanic juga keliru melakukan antisipasi kecepatan luncur kapal pesiar multi mewah di era 1930-an
Para crew nachkoda kapal pesiar yang memuat bangsawan itupun terpukau tentang keindahan alam gunung es di ujung jagad. Alkisah, lantaran itulah kapal pelesir mewah pun menubruk gunung es tak dapat dihindari. Misekipun menenggelamkan hampir semua penumpang kapal mewah Titanic, tak banyak penumpang plesiran mewah itu dapat diselamatkan. Termasuk bangkai kerangka kapal itu tenggelam di dasar laut dalam, tak mungkin terusik.
Meski bangkai kapal sulit ditemukan lantaran kebekuan air laut di bawah nol derajad, rupa-rupanya masih ada yang tertinggal, yakni jejak sejarah sebelum tenggelamnya Titanic. Paling kurang, sebelum mulai menjejakkan kaki kapal yang sedang bersandar, para penumpang menaiki kereta api mewah Orient Exspres.
Bisa dibilang moda transportasi, kereta api di era 1883-an, bila dinilai saat ini bukanlah hal yang mewah. Namun jangan dilupakan pembuatan kereta api yang didesign sangat khusus itu merupakan kereta api yang teramat sangat mewah kala itu. Lihatlah rongsok wagon satu gerbong dengan gerbong lainnya, didesign interiornya begitu mentakjubkan. Bisa dibilang Orient Express merupakan salah satu dari sedikit peninggalan sejati kemegahan dunia lama di masa lalu yang melewati jalur mewah membawa bangsawan kaya dari Paris ke Konstantinopel di Roaring Twenties.
Tidak hanya wagon satu kelas dengan kelas lainnya dibeda-bedakan interior, candela yang bisa dibuka-tutup dengan pemandangan mengagumkan para bangsawan, tetapi juga penulis terkenal Agatha Christie pada tahun 1934 menuliskannya ke dalam novel bertajuk Murder On The Orient Express. Tentu, meskipun novelis masyur dengan cerita-cerita berkisar kisah dektetif, pembaca yang ingin mengetahui duduknya perkara tenggelamnya Titanic, makin terpesona hanya lewat laporan imajinasi Christy dalam novelnya. Seolah-olah kisah tenggelamnya Titanic di dasar laut membeku, bukan merupakan drama pembunuhan terencana, tetapi memang factor ketidakberuntungan dan gegabah crew kapal.
Melalui rangkaian kata dalam kisah-kisah novel detektif Agatha Christie, pembaca dapat membayangkan, pemain actor dalam pembunuhan dan hanya melalui jalannya cerita yang ditulisnya. Dalam cerita Murder On The Orient Express, jelas membangkitkan bayangan tentang wanita kurus yang terbungus bulu, merokok dengan pipa Panjang sembari bersantai di gerbong makan diguyur matahari, misalnya.
Bahkan Christie pun dapat menggambarkan perlengkapan minuman, peralatan makan, bulu yang berada di dalam baju penghangat, sofa ruang tamu bahkan pitcher penuang kristal batu es di setiap minuman pemesan. Sungguh dahsyat penggambaran dalam novel yang ditulisnya pada tahun 1934. Meskipun telah berlalu hampir setengah abad, peristiwa tenggelamnya Titanic, tentu mengusik sineas untuk menghidupakan ke dalam bentuk film layer lebar. Hasilnya, cukup membuat pemodal cengar-cengir lantaran meraup untung milyaran dollar.
Bagi yang ingin melacak jejak keindahan masa lalu kereta api super mewah Orient Express, taka da salahnya bila menelusuri jalur-jalur dan gerbong yang kini telah menjadi barang rongsok. Pencarian barang rongsok masalalu itulah yang kini menjadi kenangan pahit sebuah kereta api super mewah dijaman itu. Fotografer Belanda Brian Romeijn, berhasil menemukan, dan mengambil foto-foto menakjubkan, kereta api Orient Express yang digunakan pada tahun 1930-an yang ditinggalkan di hutan!
Ketekunan Brian Romeijn yang tinggal di Rotterdam dan bekerja sebagai eksekutif penjualan di sebuah perusahaan transportasi internasional, merasa bergembira saat menemukan perburuannya –yang disebutnya sebagai permata terbengkelai– dan ternyata dikagumi jutaan orang setelah diceritakan perihal temuannya di situs web halaman facebooknya
Sebelumnya memang, sang photogafer Romeijn melakukan penelusuran lewat internet dan menemukan informasi kereta Orient Express yang terbengkelai di dekat rel kereta api aktif di Belgia. Setelah meneliti sejarahnya, kereta api itu ditingalkan sejak tahun 2009, dan dia bersikeras untuk melacak keberadaan kereta api bersejarah dalam tenggelamnya Titanic. Waktunya untuk pensiun. Barangkali itu yang diucapkannya ketika menjumpai bangkai kereta api yang tidak terawatt itu.
Sayangnya, menurut Brian Romeijn, mengapa tidak ada yang mau mengembalikan ke keadaan seperti semula. “Karena itu bekas kereta api yang memiliki sejarah masalalu, sangat indah,” katanya dalam cuitannya di media social. Lantaran kesal, atau bisa jadi sayang terhadap jejak peninggalan masalalu, Romeijn memberi tahu Country Living.com untuk menulis dan menyertakan photo-photo yang diambilnya di Belgia. “Bau rokok masih ada. Saya bisa membayangkan pengusaha di dalam duduk di sebelah wanita dengan gaun Panjang yang indah. Tentu setelah berdansa.” Tapi yang ada sekarang bangkai kereta api yang dulu Berjaya. (Nicole di Canada / eddy J Soe – Solo)
No Comment