Red Sparrow Film Spy Ciamik


Red Sparrow film spy ciamik pantas ditonton, meski belum tentu beredar di Indonesia

Inilah film spy terciamik mengharu-biru penikmat tontonan yang pernah diangkat ke layar lebar, setidaknya setelah film-film mata-mata lain serial 007. Film yang disutradai Francis Lawreceand ditulis berdasar novel Jason Matthews, pantas ditonton. Film dibintangi Jennifer Lawrence, Joel Edgerton, Matthias Schoenarerts, Charlotte Rampling, menyajikan plot mengalir deras tanpa jeda loncatan pengisahan yang berarti.

Film Red Sparrow mestinya dapat ditonton di gedung bioskup Indonesia seteah tayang perdana di Washington DC pada 15 Februari 2018, dan kemudian dirilis di Amerika Serikat secara menyeluruh pada 2 Maret 2018, tapi tak jua beredar di gedung bioskup di Indonesia.

Bintang lawas, Jennifer mampu membawakan peran sebagai spy yang meyakinkan sebai selebritas kelas dunia

Padahal film Red Sparrow meraup $ 54 juta di seluruh dunia dan memperoleh pujaan, dan tentu caci-maki kritikus film toh penampilan Jennifer Lawrence patut diacungi jempol memerankan Dominica Egorva, penari balet masyur dipuja pengemar ballerina. Entah lantaran kecelakaan atau disengaja, sehabis pentas kaki Dominika cuklek sehingga ia tak lagi manggung.

Padahal, bayaran yang dikumpulkan sebagai penari balet untuk membantu mengobati ibunya yang sakit. Perjalanan satir kehidupan ballerina bergulir menarik, meski agak kepo and terlalu didramatisir ketika ia nyaris ‘diterkam’ seorang Dimitry, politisi yang erat dengan perwira inteljen, yang ngebet kemolekan Dominika di ranjang.

Jenifer tak canggung berperan sebagai spy ketika casting disiksa dan berbugil ria

Bukannya pergulatan di ranjang, seperti yang dibayangkan Dimitry yang dinikmati, tetapi justru ia dihabisin agen lain, Simyonov, yang menyelinap melalui candela atas suruhan Ivan, pakdenya Dominc. Tentu saja kematian politisi dalam kelompok elite membuat geger.

Cerita pun bergulir mengalir enak ditonton. Lantaran Dominic luntang-lantung tak memiliki kerjaan dan pegangan hidup, Ivan pakdenya menawari Dominic menjadi agen intelgen Rusia. Salah satu tugasnya yakni menggoda Dimitry Ustinov, mengganti telepon miliknya dengan telepon yang telah disedikan negara.

Ancaman pakdenya, si Ivan, agar Dominic mau direkrut sebagai spy tak bisa ditolak. Pasalnya bila dia tidak mau, dinas intelijen Rusia akan menghabisi Dominic dan keluarganya. Apa boleh buat, lantaran hanya Dominic lah saksi kunci pembunuhan politisi di dalam kamar hotel, dia mengiyakan tawaran menjadi agen Rusia.

Acting Jennifer setelah film Passenger yang memperoleh pujian kritikus cinematografi

Meski film Red Sparrow tak banyak mengumbar gambar sensual berlebihan –tentu bila dibandingkan dengan film trilogy Fifty Sheed of Grey– toh tindak mengherankan tontonan kekerasan nyaris memenuhi squel film ini. Cerita bergulir ketika Dominic telah manjadi agen mata-mata Rusia, ia berkenalan dengan agen CIA dan menawarkan diri sebagai agen ganda

Kedua agen rahasia, melakoni peran masing-masing, namanya juga film spy, sang sutradara jelas menscenariokan agar cerita jadi lanyah tak harus plek sama persis dengan novel. Dari situlah kemudian sang sutradara mengadaptasi cerita informasi rahasia pesanan pakdenya yang jadi intelgen Rusia, mencuri disket agen rahasia CIA.

Cilakanya, namanya film rekaan sang sutradara, ndilalahnya informasi yang tersimpan dalam disket, malah agen CIA ceblok-demen dengan Dominic. Entah lantaran ingin dipuji sebagai agen rahasia Rusia yang baru saja digojlog, atau emang Dominic kepencut dengan agen CIA, kedua agen rahasia Amerika-Rusia cintrong beneran.

Pertemuan awal dengan agen CIA di kolam renang berlanjut di ranjang

Kecerobohan dalam jalinan asmara, antar spionase tentu dilarang keras di negara manapun, dan dianggap fatal. Penyamaran Dominic sebagai spy jelas kocar-kacir, apalagi setelah indehoi sama Nathaniel Nash sang agen CIA, tentu membuat Moscow jengkel. Dominic kemudian ditarik ke Moscow dan diinterogasi dengan siksaan yang membuat bulu kuduk merinding.

Meski dalam interogasi, Dominic disiksa habis-habisan, tak membuatnya patah arang untuk tetap berhubungan dengan agen CIA, Boucher, yang nyaris telanjur menjadi gebetannya. Tentu Dominic harus berusaha meyakinkan pada Ivan pakdenya, kalau gebetannya orang America percaya dengannya. Alasan Dominic, bisa dimengerti Ivan, tapi bosnya kagak mau tahu.

Film spy dengan polesan gaya Moscow menarik untuk ditonton

Dia berulang kali membantah berkompromi dengan Nathaniel Nash pada Boucher, dan berusaha meyakinkan Ivan pakdenya, bahwa dia sekarang dapat dipercaya oleh orang Amerika, karena dia telah disiksa oleh bangsanya sendiri dan tidak mengungkapkan informasi. Dominic kembali ditugaskan ke Budapest, dan menginformasikan Nash bahwa dia ingin membelot dengan ibunya ke Amerika.

Setelah menghabiskan malam bersama Nash, Dominic terbangun dengan kamar tempat interogasi penyiksaan agen spy yang ingin membelot ke negara lain. Apalagi tujuan utama menemukan identitas Marmer tak jua ditemukan Dominic. Alasan lain, Dominic telah terbukti melakukan penyerangan terhadap agen spy lain. Salah satu interogator yakni sang jenderal Korchnoi dan mengakui bahwa dialah sebenarnya Marmer, yang dicari-cari. Dia pun mengakui bahwa awalnya ia seorang patriotik, namun merasa nama negaranya telah dirusak rusak, agen ganda yang bekerja di dinas intelgen Rusia, dia kembali untuk memulihkan nama baik negaranya (nicole dari jerman/eddy je soe)

Previous Lenggut-Lenggut Ngejazz di Balai Soedjatmoko
Next Melacak Bekas Gedung Bioskop di Solo

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *