Bagi Anda yang gemar mengecat inilah saatnya membuat kesibukan di rumah setelah pemerintah mengumumkan isolasi diri menjaga jarak dengan orang terduga pembawa wabah Covid-19 (corona virus disease). Aktivitas keseharian ini, sebenarnya telah diketahui lama kaum perempuan: mengecat. Gila aja Loe, wanita muda mana mau melakukan kerjaan mengecat. Jangan cepat tersinggung, pekerjaan yang satu ini, selain mempercantik penampilan jari-jemarimu, juga sesekali bisa menjadi senjata gebet lawan jenismu kagum dengan jarimu.
Mau tahu biznis mengiurkan yang satu ini, nah simak baik-baik cat yang ditawarkan sebagai kerja sampingan di dalam rumah. Saat pemerintah kagak boleh kluyuran, mengecat jari-jemari kukumu. Mewarnai kuku, bukan sembarang mengecat satu warna, tapi bisa berbagai warna-warni menarik. Bayangin bila jari kuku Anda tidak menarik, bagaimana nanti akan bersalaman, tentu setelah dinyatakan aman dari pandemic virus corona. Kuku jelek dengan ujung hitem, mana ada yang mau berjabat tangan denganmu.
Sekedar tahu aja, meski asal-muasal kutek alias nail polish dari negeri tirai bamboo, alias China, tapi jangan kawatir bukan produk Wuhan tempat virus corona merebak. Jadi jangan kawatir kutek yang akan kamu jual tidak akan menyebar Covid-19. Berbanggalah bila jemari lentik nan mulus dihinggapi gambar menyenangkan terpoles di atas kukumu, jelas banyak orang akan ngantri bersalaman denganmu.
Bukan hanya tipe kuku di ujung jari tangan yang dapat dipoles dengan berbagai aneka design gambar alam, ditulis nama, atau ditempel foto bintang film, pun tak bakal susah memoleskaya. Kenapa? Kan ada juga yang menyediakan pola gambar yang diinginkan calon pemakai. Jadi bila Anda ingin berbinis kutek, sebaiknya memahami terlebih dahulu, berapa panjang kuku yang akan dipoles dan ingin warna yang serasi bagi calon pembeli.
Biar kagak dibilang ndesit, bila kamu ingin menawarkan kutek, jangan bilang memakai istilah lawasan itu, tapi ngomonglah dengan istilah manikur-pedikur. Meski kamu juga kagak paham mengapa harus dibilang meni-pedi segala. Namanya juga biznis kelas setengah ‘matang’ jadi disarankan ikuti aja. “Mbak, tante, ibu, mau sekalian manikur-pedikur,” gitu saja, dapat dipastikan mereka akan mengangguk-angguk, gak berani bertanya, apa artinya meni-pedi itu.
Paling tidak dengan tawaran meni-pedi, biasanya di salon saat calon sedang cream-batch, pelanggan tidak akan berkeberatan kuku-kuku jemari kalian dibersihin. Hanya saja untuk memoleskan kutek dengan berbagai macam warna dan gambar, tentu lain price bersolek di salon kecantikan. Jangan kaget, bila satu jemari kuku, bila Anda hanya mengecat dibandrol sekitar Rp.25.000 tanpa design gambar. Lain lagi bila memilih gambar dan warna-warni hiasan dan tulisan, bisa diminta membayar Rp.50.000 per satu jemari tangan. Bisa dibayangkan, bila ke duapuluh jari jemari, tangan dan kaki, tinggal dikalikan saja biaya yang harus dikeluarkan dari dompetmu.
Sebaiknya, belilah sendiri berbagai peralatan mengecat kuku, biar tidak mengeluarkan duit banyak. Apalagi di musim kering musim virus corona sedang menggila mencari mangsa diajak balik ke tempat asal sang pencipta. Setidaknya, ada lima merk dagang pewarna kuku yang sering dipakai para selebritas papan atas. Merk dagang seperti, Maybelline Crystal Colour yang tahan tidak menggumpal dan mudah dioleskan untuk mengecat kuku. Hanya saja perlu base coat agar mudah digunakan. Sekalian juga perlu top coat biar tampak bening saat merancang cat kuku berikut aksesorisnya agar tahan lama. Selain itu ada juga nama produk lain seperti Snail, ada pula merk Mavala produk asal United Kingdom, dan masih banyak produk lain yang dijual di mall. Mau mencoba, silakan berburu
Meski kodratmu sebagai wanita, tidak ada salahnya bila Anda pengemar sepak bola, quitex dengan pola sepatu juga dapat menghiasi kemarimu. Paling tidak, bila sedang menonton pertandingan sepak bola, di samping tempat duduk kamu akan melirik jemari kukumu yang dipoles jersay kaos peseak bola atau sepatu kegemaranmu. Sebenarnya banyak cara untuk melampiaskan kekesalan hati, lantaran kamu dilarang halan-halan takut digebet virus corona, salah satunya mengecat dua puluh jari kuku dengan model gonta-ganti.
Semakin banyak pernak-pernik yang dimiliki, dan ingin mencoba biznis quitex jarak-jauh lewat media online, kenapa tidak. Makanya berusahalah sekreatif mungkin, biar orang lain melihat tidak perlu cemas work at home, juga menghasilkan. Bisa dibayangkan, bila seluruh remaja se-Indonesia gemar mengecat dengan warna-warni kuku dengan pola berbeda-beda, tidak berlebihan bila nantinya menjadi pebiznis besar. Manfaatkan situasi genting di dalam rumah dengan kreatif. Vaham’kan. (budi rahayu/eddy je soe)
No Comment