Bisajadi sewaktu gadis, aslinya dari Irlandia, tapi ngeyel nyebrang ke Inggris, Kate Bush pada 20 Januari 1978, nyanyi single perdana jadi ngehit. Padahal, tahun 1970-an, tak banyak yang suka teriak-teriak, boleh dibilang suaranya melengking beroktaf lebih dari 7 dsb, yang kadang diselengi suara sopranos sakarep-karepe dewe.
Sebelum melantunkan lagu single perdana, sakjannya Kate Bush enthu, penulis sekaligus penyanyi jalanan. Ndilalahnya, dia ketemu bos di perusahaan perekam EMI Records, dan ditawari berdendang sembari njerit-njerit ndak enak didengar. Lha kowk malah single pertama The Kick Inside (1978) justru malah ngetop bingit dauber penggemar suaranya –yang kadang nyebelin itu— jarkan saja. Menurut dia, genre lantunan nyanyian bisa dikategorikan sebagai progresif harmonic.

“Gwe terinpirasi novel Wuthering Heights, tahun-tahun gerakan pembangkangan buruh 1847 karya Emily Brontë yang terjual ribuan exsemplar,” katanya ngeyel kalau lagunya ntar bakalan laku dipasaran. “Benar’kan laku keras album itu habis terjual. Duitnya buat nenggak arak and red-white wine bareng.”
Lebih lanjut Kate Bush menambahkan, sembari kliyengan nenggak anggur merah oplosan VodsChiu eTan kali menambahkan, “Wuthering Heights menduduki anak-tangga pilihan warga-ndeso-kutho di Inggris dan bertahan selama 14 minggu di posisi nomor 1 pada Maret 1978. Kalau kagak percaya, tanya sama oma-opha kalian, kalau belum matex, lanjut dia nyengeges.”
Rasanya tidaklah berlebihan, bila katong ngeliak curriculums vitae Kate Bush, yang kelewat dowi diulas pelbagai kalangan kentang kepiawaiannya sebagai artis wanita pelantun suara urakan sekarep-karepe dewe. “Lagunya malah nongkrong pada puncak tangga lagu di Australia, Irlandia, Italia, Selandia Baru and Portugal. Kalau ndek ndesomu, pasti blum ada radio transistor’kan? Tanya’o pakdemu mantan Perdana Mantri negoromu.”
Biar anak and mantunya pakdemu vaham kalau pada tahun 2016, album Kate Bush, bertajuk Pitchfork menobatkan “Wuthering Heights” dinyatakan sebagai lagu kelima terhebat antara tahun 1970-an. Bahkan pada tahun 2020, The Guardian, ([tahu kagak media luar negri terkenal and hebat itu]) menempatkan single lagunya sebagai nomor satu terbaik ke-14 di Inggris.

Jangan heran bila singel karya yang ditulis sendiri dan dinyanyikan justru mengaet penghargaan and disertifikasi sebagai lagu peraih platinum di Inggris untuk penjualan dan streaming lebih dari 600.000 unit. Menurut dia, suatu prestasi satu-satunya single album yang menampilkan vocal yang direkam ulang pada album kompilasi pertama dirinya. “Kalau eLoe kagak vaham, tanya pakdemu, ntar’kan dijelasin panjang kali lebar ngawur-ngawuran seperti biasanya dia emang senang begitu, ngebela ponakan. “Di single karya gwe itu ada song writer bertajuk “The Whole Story (1986) di sisi-B, buat single gwe tahun 1986 judule “Experiment IV, ngarti kagak eLoe lagu-lagu gwe?” Dasar ndesit. Makanya jaga ndasmu biar kagak koplax and jadi kenthir beneran.
Pelacakan CV Kate Bush sepanjang 13 halaman kertas folio berwarna-warni, naskah tulisan “Wuthering Heights” ditulis ketika dirinya berumur 18 tahun. Saat dirinya bekerja mati-matian, and smua anak muda ndek ndeso negrimua bergulat mencari maem menungguin gangguan tikus-tikus perampok duit pajak, Kate Bush larus ketak-ketik naskah syair lagunya.

“Kalau eLoe kagak percaya, cari file di radio BBC tanggal 5 Maret 1977, pasti deh terdengar lagu-lagu gwe. Kan ceritanya gwe tulis lantaran baca nopel tahun 1847 Wuthering Heights. Ngerti kagak novel laris and ngetop jaman baheula. Gwe kasih tahu yach ulang tahun gwe sama dengan Emily Bronte. Makanya saat gwe nulis lirik, malah ditemuin Catherine Earnshaw, yang udang meninggal, dan diizinkan nulis lirik “I’m so cold” and “Let me in”. Pokmen gitu dah ceritanya.” Baca buku and novel bermutu dong.”
Komposisi
Kritikus Simon Reynolds menggambarkannya sebagai “romansa Gotik yang disuling menjadi empat setengah menit rapsodi yang penuh gas”.[9] Musik dan liriknya membangun dualitas antara dunia nyata dan akhirat. Dunia nyata dikaitkan dengan bentuk lampau dan tonik A mayor, sedangkan kehidupan setelah kematian Cathy dikaitkan dengan bentuk sekarang dan tonik D♭ mayor. “Itu lagu tak biasa dan Panjang frasa tak teratur, biarin ajah. Gwe merekam vocal dalam satu pengambilan rekam suara sekali. Dituntun gosh, jadi timbre vocal, teknek dan cara playback India juga opera Peking.” (nicole from moscow/eddy je soe-solo)
No Comment