Entah siapa yang memulai mempopularkan tatoo di sekujur tubuh, hingga membuat mata kaum pria sulit berkedip, bila ngeliatin orat-oretan gambar di tubuhmu yang sexy itu. Tidak ada kejelasan yang dapat menjawab gambar warna-warni di tubuh –biasanya kaum perempuan. Meski demikian, tak jarang terlihat lebih banyak laki-laki yang suka tubuhnya ditattoo alias cacah sebuah gambar, simbul dengan tulisan di permukaan kulit
Jangan dikira merajah kulit dengan memasukkan zat pewarna ke dalam jaringan epidermis, tidak sakit. Sejak zaman dahuluj melakukan implantasi dengan pewarnaan zat warna di dalam dasar kulit epidermis mikro, telah dikenal di berbagai penjuru dunia. Setidaknya di beberapa tempat di Indonesia, adat melakukan tattoo bahkan dimaknai sebagai symbol keperkasaan suatu tokoh adat setempat.
Bila Anda senang melakukan survey atau ‘kelayapan’ ke daerah pinggiran hutan di Kalimantan, Sumatra atau pernah pergi ke wilayah Afrika atau Amerika Utara, kegemaran warga setempat mentatoo tubuhnya hingga kini masih banyak dilakukan. Di pinggiran pedalaman Kamboja serta Tiongkok misalnya, beberapa kalangan warga masyarakat masih saja yang percaya mentattoo tubuh dianggap tabu. Meskipun kini, anggapan tersebut mullah bergeser setelah terjadi perubahan akibat laju peradaban.
“Saya kira, di daerah pedalaman di pinggiran kota Mentawai atau di pinggiran kota Manado, masih banyak ditemui kaum pria dan wanita tubuhnya digambari tattoo,” ujar Sevanya, aktivis perempuan di Manado. Menurut dia, trend mentatoo tubuh, terutama kaum perempuan tak banyak dilihat di beberapa tempat. “Ada’kan biasanya kaum perempuan memperlihatkan gambar-gambar tatoo di lengannya, atau di sekujur tubuh badannya, tapi itu dulu.”
Menurutnya kondisi seperti itu, memang menjadi trend lantaran kebiasaan kaum ABG (anak baru gede) atau perempuan setengah tuwir, dulunya suka pamer di khalayak umum. Namun saat ini jarang terlihat. Paling hanya orang-orang dari luar luar kota Manado yang masih terlihat jalan-jalan di mall memamerkan tubuhnya yang ditatoo. “Bisa jadi perbedaan adat istiadat, yang memperbolehkan dan tidaknya seseorang untuk ikutan mentatoo tubuhnya.”
Selain design gambar tatoo acap menyeramkan buat orang lain dan dicap sebagai anak berandalan atau gipsi, sehingga banyak keluarga tidak senang putrinya mentatoo tubuhnya. Meskipun hanya sekedar bergambar, mawar merah, atau gambar artistic lain, ujar Anya melalui chating, toh warga masyarakat tetap berprinsip, mentatoo tubuhnya masih dianggap tabu. “Urakan dan menyeramkan, sulit menemui dan mewawancarai soal tatoo di tubuh perempuan. Itu’kan masalah privat. Jadi pastilah tidak mau.
Lebih lanjut jebolan Fakultas Managemen Usrat, yang kini menekui aktivitas bisnis itu menegaskan, kebanyakan adik-adik di Manado sehabis lulus kuliah, menekuni dunia modeling dan berbisnis. Mereka tidak banyak yang tertarik dengan urusan tatoo-mentatoo tubuh, atau membuka usaha gerai tempat untuk melakukan rajah-kulit bergambar. “Apalagi urusannya dengan seni tatoo beresiko tinggi dengan menusuk-nusuk pakai jarum dan tinta warna. Saya pastikan tidak banyak yang senang bisnis seperti itu.”
Apalagi istilah Tatoo, sepengetahuannya berasal dari Tahiti. Tatu berarti menandakan sesuatu dari Bahasa Proto-Oseanik “Sau” yang mengacu pada tulang belukat kalong yang dipakai sebagai alat pencacah kulit jaringan epidermis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tatoo berarti gambar atau lukisan pada bagian anggota tubuh. Sepertinya istilah lain orang menyebutnya cacah dalam Bahasa Jawa Kuno, bisa juga disebut Rajah yang diyakini memiliki kekuatan gaib sihir, bagi yang percaya, tentu
Bisa dimengerti bila istilah merajah atau mentatoo, bagi yang percaya ilmu sihir, memiliki ikatatan gaib. Orang semakin percaya bila warisan masalalu dengan mentatoo kulit tubuhnya seperti yang dilakukan pada sosok mumi dari zaman Mesir Kuno, merupakan imbas kehidupan sihir yang diyakini orang-orang kuno sebelum Masehi.
”Dua mumi yang berasal dari zaman Mesir Kuno (3351 dan 3017 SM), menurut Vanya, merupakan kepercayaan yang masih lekat hingga sekarang bahwa orang yang mentatoo tubuhnya akan sakti. Tentu tidak benar itu.” Kalau sakti, pasti banyak orang yang senang mentatoo tubuhnya. Apalagi saat ini zaman makin maju dan mentatoo mulai ditinggalkan. Kalaupun ada, pastilah yang ditatoo di bagian dalam, seperti di dada punggung kaum perempuan. Di leher ada juga, tapi enggak asyik. Mentatoo kowk di leher. Ntar kalua dicipok, hilang tintanya disedot drakula, piye jhal.”
Meski demikian, Vanya setuju kalau tatoo merupakan symbol atau penanda peradaban yang membanggakan bagi diri si pemilik tubuh. Suatu symbol keberanian dari sipemilik, Ada juga yang berpegang teguh pada kepercayaan mentatoo tubuhnya bisa meningkatkan keberuntungan secara materi dan status social, juga simbul hargadiri dan kecantikan maupun kedewasaan seseorang. “Jadi buahdadamu mau ditatoo apa tidak?” Kowk nanyanya kearah itu. Males jawab.
No Comment