Bila Anda kebetulan pengemar mode dan sering menyaksikan modeling berlenggang-lenggok di catwalk jangan kaget bila pendapatan per tahun mereka mencapai 1 triliun. Tidaklah mengherankan terdengar celoteh miring terhadap para modeling papan atas di Amerika Serikat maupun Paris. Pundi-pundi yang diperolehnya dituduh melalui perjalanan kagak “bener”. Jelas stigma miring terhadap profesi model tidak beralasan dan sekaligus menghakimi profesi terhormat para modeling.
Tahukah Anda bila produk rumah mode boutiqe masyur seperti Louis Vouitton, Prada, Chanel, Christian Dior dan Versace acap memberi penghargaan reward honorarium jutaan $ AS terhadap para modeling dan setiap waktu dapat berubah nilai kontraknya. Apalagi boutique, entah di AS, Paris maupun Italia, mereka saling bersaing mengaet model bergengsi papan atas dunia. Tentu dengan bandrol professional price international world modelling. Belum lagi ‘ceperan’ dari designer yang suka memberi tip pada modeling yang membawakan karyanya berlenggang-lenggong di catwalk.
Tak hanya para pemodel yang memamerkan kreasi rancangan para designer kelas kakap di rumah mode menjadi cita-cita para modelling sejagad, tapi juga persoalan mengejar bayaran dan perlakukan pemilik rumah mode yang memperlakukan model secara profesional dengan reward bayaran taktanggung-tanggung.
Tentu bukan itu yang menjadi inceran utama para model kelas dunia, tetapi perasaan bangga sang model berlenggang-lenggok membawakan rancangan designer utama dunia fashion. Selain namanya melambung jadi tenar para model juga memperoleh tawaran dari berbagai rumah model bila dinilai pengamat mode dianggap layak berlenggang-lenggok di atas papan catwalk. Jangan dikira mudah mondar-mandir gonta-ganti pakaian yang musti dikenakan ketika berada di atas pentas dilihat penikmat mode, dan yang lebih penting dipotrex photographer kenamaan. Secantik apapun, bila sedang berada di atas catwalk bila tidak menunjukkan profesionalitas berjalan, dengan mimik senyum wajah sumringrah, seperti arahan designer tak dijalani, jangan tanya pasti akan ditinggalkan rumah mode.
Jangan kaget bila bayaran pemodel seperti Andriana Lima ketika memperagakan brand Victoria’s Secret seperti underwear dan lingerie keluaran produk mendunia kalau bukan persoalan honorarium dan kebanggaan total pernah ‘kepakai’ berlenggang-lenggok ngebawain brand miliuner itu. Bayangin saja seorang modelling seperti Alessandra, Lima model asal Brazil menjadi model Victoria’s Secret terkaya dengan kekayaan $75 juta, kira-kira setara Rp 1 triliun.
Lima memenanangi kontes ayu-ayuan saat Ford’s Supermodel di Brazil pada usia 15 tahun dan ditawarin dalam Elite Model Management. Pemodel lain menyebut Lima juga sebagai Victoria’s Angels memperoleh bayaran termahal $11 juta, kira-kira Rp158 miliar per tahun. Jadi jangan heran bila, super model di luar negeri ini dibayar mahal, lantaran salah satunya kecerdeasan membawa diri dalam pergaulan dengan para pemodel dan designer berkelas tak diragukan, tentu selain bertubuh tinggi semampai, supel, mudah bergaul, dan mengasyikan.
Entah kenapa model asal Brazil menjadi incaran brand Victoria’s Secret. Selain Andriana Lima, model senegara yang dibayar mahal Alessandra. Kekayaan sebagai model papan atas mencapai lebih dari Rp.861 miliar. Sejak usia 12 tahun, Alessandra sudah menjadi cover majalah fashion seperti Marie Claire dan Vogue. Harap maklum selain dinobatkan sebagai wong uayu versi People pada tahun 2007, dia juga isteri pebisnis sugih puol Jamie Mazur. Jadi komplit dah.
Model lain dengan bayaran tinggi, kali ini datang dari negeri tirai bamboo China, Liu Wen namanya. Dia mencuat dari dataran Asia setelah lama menekuni dunia modeling sejak memenangi kontes New Silk Road World Model Contest tahun 2015. Dan kemudian ditemu majalah Vogue dijadikan cover story asal China. Sejak itulah nama Liu Wen meroket di negaranya saat ia masih berumur 30 tahun dengan penghasilan $35 juta atau Rp.502 miliar!
Kira-duga –asumsi (red)– mengapa banyak model ngetop berasal dari negara-negara barat akhirnya terpatahkan. Buktinya, Liu Wen asal China pun menduduki peringkat fashion model dunia, setelah wajahnya dilambungkan majalah bergengsi seperti Voge, People dan media mainstream seperti New York Time dan Huffington Post. Cilakanya kesempatan emas memamerkan tubuh molek nan semampai masih menjadi momok bagi model asal negeri ini.
“Padahal peluang berlenggang-lenggok di catwalk menjajakan karya designer terkemuka kelas dunia terbuka lebar buat modelling Indonesia,” ujar photographer dunia fashion di Paris ketika diwawancarai contributor sarklewer.com di Jerman, “It’s easy for your country model go to international event. Not necessary standard high level educate study to be photo-model.”
Benar juga sih. Lihat saja si Kendall Jenner, salah satu personal ABG dari The Kardashians, rela hengkang kabar kagak mau menerusin sekolah SMA nya lantaran keasyikan jadi photo model dan ingin berkarier di dunia model. Kendall tidak salah pilih memutuskan madhol gak sekolah, asal dia jadi orang kaya dan tenar. Benar saja, Kendall menjadi salah satu Victoria’s Angels terkaya dengan pendapatan $ 18 juta atau Rp.258 miliar! Memang sih, Kendall berkarier sejak umurnya masih imut and unyu-unyu, 14 tahun dan wajahnya nemplek jadi cover majalah Teen Vogue’s pada tahun 2010. Selain menjadi model sugih puoll, Kendall juga bisa dibilang perempuan paling popular dengan followers 129 ribu di Instagram!
Jadi apa salahnya dengan pilihan dia menjadi modeling? Kagak ada yang salah. Eloe ingin meniru? Jangan tanggung-tanggung kalau memang itu jalan hidup Loe. Contoh tuh kakak-adik Gigi Hadid dan Bella. Dua model Victoria’s Secret dua model ini juga tergolong kaya-raya lantaran acap dipakai memamerkan baju keluaran brand ternama seperti Channel dan Balmain. Penghasilannya? Gigi Hadid mencapai $13 juta atau Rp186 miliar, sedangkan Bella kurang dikit $13 juta setara dengan Rp.172 miliar (nicole dari jerman/eddy je soe-solo)
No Comment