Jangan sebut Rudy kalau dirinya tidak memiliki seabreg kegiatan buat mendorong gerak kehidupan dinamis warga masyarakat kota Solo. Meski telah lengser sebagai walikota Solo sesuati aturan, mestinya pensiun tak banyak berkegiatan di tengah kehidupan rakyat, tetapi namanya juga mantan aktivis gerakan pembaharu, FX Hadi Rudyatmo, nama loengkapnya, tetap saja tak bisa berpangku tangan.
Di sepanjang tritisan, misalnya, di tepi kali bengawan Solo, wilayah Pucangsawit, bersama warga masyarakat setempat Rudy mengelola tanah bantaran di pinggir kali sebagai tempat wisata yang ingin ngadem di tepi bengawan. Dibangun secara gotong royong warga, Taman Sunan Jogo Kali (TSJK), menjadi salah satu distinasi warga, digagas bersama warga menjadi salah satu angan-angan Rudyatmo sebelum mengakhiri jabatannya sebagai walikota.
“Tempat ini dikelola warga masyarakat, buat kegiatan berkesenian atau ngadem di bawah pohon. Tidak dipungut biaya kalau ingin dolan ngadem. Semua gratis. Mau makan boleh bayar dewe-dewe. Bakule juga ibu-ibu di sekitar lokasi. Anak-anak boleh baca buku di perpustakaan atau menggunakan pendopo buat diskusi, kumpul-kumpul menari-nari juga boleh. Buat surat permohonan,” kata Rudy pada para jurnalis
Menurut salah satu pengelola Sunan Jogo Kali (TSJK), taman rakyat hampir setiap minggu mengadakan kegiatan kebudayaan pelbagai ragam. Bukan hanya itu saja yang diadakan di TSJK, tetapi juga acap dipakai untuk pertemuan antarperkumpulan. Organisasi apapun yang ingin memanfaatkan rerimbunan taman, dipersilahkan menghubungi pengelola.
“Kegiatan rekan wartawan di hari ulang tahun persatuan wartawan Indonesia kemarin juga diadakan di TSJK. Puluhan jurnalis dari berbagai platform media hadir untuk memeriahkan acara,” ujar dia, “memakai tempat tidak dipungut biaya, asal kebersihan tetap diperhatikan, biar enak dipakai orang lain.”
Bukan hanya kegiatan lembaga atau organisasi diizinkan memanfaatkan taman yang ditumbuhi pohon peneduh mangga, tetapi juga paguyuban lainnya. Biasanya selain ngadem di TSJK, mereka memanfaatkan pendopo depan untuk berdiskusi atau pelatihan. Tidak ada masalah. Semua diperbolehkan memakai, asal jauh-jauh hari melayangkan surat permohonan resmi akan mempergunakan fasilitas. “Semua bentuk organisasi boleh memanfaatkan tempat, di pendopo dan taman,” katanya, “buat acara keagamaan pun sering diadakan warga, bisa di pendopo, atau boleh juga di dalam taman.”
Selain warga masyarakat dapat memanfaatkan TSJK, pengelola taman juga menyediakan tempat stan makanan sederhana yang berada di dalam taman. Selain dapat memanfaatkan berselfie ria, cekrak-cekrik berphoto, di dalam taman warga yang ingin jajan makanan pun terbilang komplit dari stan satu dengan lain berbeda tergantung selera pembali. Tidak bisa dipungkiri, salah satu distinasi wisata lokal di kota Solo, barangkali TSJK merupakan area yang banyak dikunjungi warga. Pengunjung yang datang ingin melihat sekaligus menyusur bengawan, bukan hanya warga sekitar Solo, tetapi banyak juga dari luar kota.
Bagi yang senang berburu bacaan, di lokasi TSJK bisa memanfaatkan perpustakaan kelurahan Pucangsawit untuk membaca secara gratis. “Sambil membaca di dalam taman atau perahon pun diperbolehkan, asal kali bengawan Solo mbludak banyunya, kalau berani.”
No Comment