Siapa ndak kenal pelantun tembang ‘centhil’ and agak tomboy Taylor Alison Swift gadis tomboy yang mbrojol lahir ndek ndeso 13 Desember 1989 di Wyomissing, Pennsylvania. Karir musiknya sebagai penyanyi country diawali sejak Swift masih imut 14 tahun langsung teken kontrak menyanyi dengan lebel independen Big Machine Records.
Sejak itulah karir bermain musik sambil gitaran dan nulis lirik lagu mendapat sanjungan para pengamat seni genjrang-genjreng gaya ndesoni. Lantaran gayanya yang ndesoni dan cuek-bebek itulah, Sony/ATV Music publishing house memberikan penghargaan satu-satunya penulis lagu termuda top di Amrika.
Apa maning setelah Swift pada tahun 2006 menglondorkan album musik country yang syairnya ditulis sendiri meledak di pasaran terbeli cah nom-noman sampai ke pelosok ndeso. Kegemarannya bermain musik country, tak ayal membuat Swift langkah lebih pede merekam single ketiganya bertajuk ‘Our Song’ dan menyodok sebagai lagu terpopular di Hot Country Song.
Kegigihannya bermain musik dan melantunkan tembang-tembang bernuasa country justru melapangkan jalannya memperoleh penghargaan sebagai Best New Artist di Grammy Awards pada tahun 2008.
Bukan Taylor Swift kalau kemudian dia mandeg ndak berkarya. Album kedua Swift, Fearless, bahkan mendobrak kemapanan jajaran penyanyi top dunia seperti Madona, dan memperoleh penghargaan empat Grammy Awards. Tak mengherankan bila Swift kemudian dinobatkan sebagai pemenang termuda Album of the Year.
“Sepertinya saya masih belum puas dengan capaian ini. Pokmen gwe harus lebih giat berlatih dan bernyanyi, biar suara gwe didenger di berbagai ndeso,” katanya seperti dilansir media bergengsi Rollingstone.
Album lain Swift yang melejitkan namanya di ajang Grammy Awards di rilis bertajuk ‘Speak Now Mean’ menyabet dua penghargaan bergengsi sejagad Grammy. Ketenaran Taylor Swift mencapai puncaknya semenjak dua hit lagu barunya menjedul dengan suara kemenyek.
Apamaning sakwisnya Taylor Swift menjedulkan single gres di album Red berjudul “We Are Never Ever Getting Back Togetter” dan “I Knew You Were Trouble” menjadi hits di seluruh dunia, namanya tak terbisa dipandang sebelah mripat.
“Lha wong kenyataannya seperti itu, jadi mau dibilang apa, dialah satu-satunya perempuan belia yang namanya nyundul langit. Kedua lagu itu menjadi hits di seluruh jagad,” ujar Alexandra Broskenskov pengamat musik beken dari negeri beruang merah pada kontributor Sarklewer.com
Lebih lanjut Brovskenskov menambahkan, album kelima Taylor Swift bergenre ngepop pada 1989 dan dirilis tahun 2014 terjual lebih dari satu juta keping sejak diglondorkan minggu pertama rilis. “Single Shake It Off, Blank Space dan Bad Blood mencapai titip puncak karir Taylor Swift di papan atas Billboard Hot 100. So eloe mau bilang apa?” tanya dia, “kagak percaya kedahsyatan Taylor Swift.”
Biar gamblang, kata Alexandra Broskenskov menjlentrehkan kehandalan Taylor Swift sebagai pelantun tembang tak tersaingi hingga saat ini yakni ia dikenal sebagai penyanyi sekaligus penulis lirik lagu sendiri. Atas kepiawaian Swift nembang country berbagai penghargaan oleh Nashville Songwriters Association dan Songwriters Hall of Fame.
Tidak hanya itu, biar komplit ujar Alexandra Broskenskov menambahkan, Taylor Swift selain memperoleh tujuh Grammy Awards, dia juga ngumpulin 22 penghargaan Billboard Music, 11 Country Music Association Award, delapan Academy of Country Music Awards dan satu Brit Award.
“Dia Taylor Swift maksudnya, juga salah satu best-selling artists of all time, telah menjual lebih dari 40 juta album. Termasuk 27,1 uta di AS dan 130 juta download single. Apa ndak edan. Apalagi Taylor Swift juga dinobatkan Forbes sebagai “100 Most Powerful Women, dan berada di peringkat nomor 64 se jagat.”
Kabarnya, sakdurungnya mencapai karir terpandang sebagai penyanyi tenar sejagat, Taylor Swift pernah menjadi korban bullying pesaingnya. “Mau dibullying sampai njengking Swift cuek bebek. Justru waktu luangnya digunakan nulis lagu untuk mengekspresikan perasaannya. Berbeda dengan di sini’kan.” (Nicole Sacarovic/Budi Rahayu/Eddy Je Soe)
No Comment