Maryuwono Namanya Dijaminkan ke RS Menolong Kader Partai


Megawati Soekarno Putri saat Berkampanye PDI Perjuangan di Alun-alun Utara, Solo (credit pic by eddy j soe)

Nama aktivis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang satu ini memang sejak lama senang mblusuk ke kampung-kampung di Kota Solo. Jauh sebelum partai yang dikomandani Ketua Umum DPP (Dewan Pimpinan Pusat) putri sang proklamator Megawati Soekarno Putri, menjadi penghelat perubahan jaman. Aktivis partai militan yang satu ini, Maryuwono, 56, memang termasuk salah satu kader yang setia pejah gesang nderek Bung Karno.

Tidaklah mengherankan ketika ia masih duduk di bangku sekolah menengah, dan belum tahu ingar-bingar perpolitikan di negeri ini, Maryu, demikian ia acap dipanggil, ngasak ikut-ikutan kampanye bawah tanah mengenalkan gerakan partai banteng yang ia nilai pro rakyat.

Reses masa sidang anggota DPRD Kota Solo, Maryuwono selalu dipenuhi kader partai di tingkat akar rumput (credit pic | eddy je soe)

Kenekatannya tetap berjibaku menjadi aktivis partai, telah lama dilekatkan almarhum ayahnya yang juga seorang aktivis PNI ketika rezim sang dictator Soeharto berkuasa selama 32 tahun di negeri ini.

Bisa dipahami bila darah aktivis partai Maryu yang ia warisi dari ayahnya tetap mengalir deras hingga sekarang. Tidak hanya berkecimpung dalam struktur organ kepartaian, ia tetap setia ndlesep blusukan ke kampung-kampung mendengarkan keluh-kesah anggota maupun calon kader partai hingga kini. Maryu bukan saja diam ndengerin kader partai, yang menurut dia, mayoritas golongan sandal jepit melaratrat berkeluh kesah soal ekonomi keluarga yang morat-marit, tetapi juga berupaya membantu mengurainya.

Apalagi ketika ia mendengar keluhan kader partai yang kecontal-contal diinapkan di rumah sakit lantaran terengah-engah sakit keras dan tidak bisa membayar biaya berobat, Maryu nekat membantu mencarikan solusi. Konsekwensinya namanya menjadi jaminan garansi ngutang ke manajemen rumah sakit. Bukan hanya di rumah sakit negeri seperti di RS Dr Moewardi, namanya dijadikan jaminan membayar biaya pengobatan kader partai, tetapi juga di rumah sakit swasta.

Kedekatan dengan aktivis partai bukan hanya di wilayah daerah pemilihannya, tetapi hampir di setiap kampung dia sambangi

Tidak mengherankan bila namanya dikenal sebagai penjamin biaya rumah sakit yang belum dibayar lantaran menolong kader partai. Bila ditotal seluruh pinjaman yang ditandatangani Maryu hampir mencapai seratusan juta rupiah di berbagai rumah sakit di Solo.

“Coba di konfirmasi ke manajemen rumah sakit, seluruh tunggakan yang belum terbayar bukan atas nama keluarga saya yang sakit dan belum dibayar. Itu kader partai yang tidak bisa bayar biaya rumah sakit, dan saya penjaminnya,” ujar Maryu saat nyeruput wedang di warung hik.

Sepakterjang di dunia aktivis kepartaian yang menjaminkan namanya nunggak pembayaran di rumah sakit bukan saja tak dikenal dalam komunitas partai banteng. Nyaris semua anggota partai mengetahui bahwa dirinya menunggak belum bisa membayar biaya rumah sakit, menurutnya tidak masalah. Maryu berdalih tunggakan biaya ruamah sakit toh dirinya sendiri yang menanggungnya.

“Ndak masalah mereka pada ngerti kalau saya ngutang untuk biaya rumah sakit. Apa ada yang salah kalau aktivis partai menolong kader sakit di rumah sakit tidak bisa bayar?” tanya dia, “tidak ada’kan, justru nama saya yang dijaminkan buat menolong kader, artinya orang lain tahu aktivis anggota partai ikut membantu rakyat. Kecuali saya memakai nama partai PDIP untuk kepentingan pribadi. Ini’kan yang ngutang saya bukan partai dan untuk anggota kader partai lain.”

Tatap muka dengan kader membuat Mariyu dikenal sebagai organ partai yang suka bicara apa adanya

Kader militan yang senang ngomong ceplas-ceplos blokosuto acap membuat teman separtainya tertawa ngakak. Bagaimana konco-konconya tidak senang, ujar Reza Novi alias Londo, sohib Maryu seangkatan di daerah pemilihan Banjarsari, cara bicara dan pembawaan dia sejak dulu memang blak-blakan apa adanya. Tapi, ujar Londo lebih lanjut, jangan ditanya kalau soal idealisme ke partai banteng, gak bisa ditawar-tawar pindah ke lain hati.

“Apa yang dikatakan pimpinan partai, Maryu akan jalankan tegak-lurus tanpa reserve sedikitpun. Kalau ada apa-apa dia yang maju duluan, bila yang dipersoalkan menyangkut partai. Tapi dia sembodo. Kalau tidak, mana ada kader partai yang ngedukung dia. Emang agak aneh dan, barangkali sedikit kenthir,” ujar dia sembari ngakak pada acara reses, Sabtu (11/8/2018) yang dihadiri 700 kader dan simpatisan PDI Perjuangan.

Mengelorakan semangat militan pada kader partai menjadi salah satu agenda terpenting dalam reses sebagai anggota dewan

Apa yang dikatakan Reza ‘Londo’ Novianto, bukan tanpa alasan. Lihat saja hasil angka pemungutan suara Pemilihan Gubernur Jawa Tengah, di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dipasrahkan ke Maryuwono menjadi pengumpul suara terbanyak nomor satu memenangkan Ganjar Pranowo.

“Saya bicara apa adanya. Kalau bisa menolong akan kita bantu sekuat tenaga. Termasuk pasang badan jadi jaminan di rumah sakit. Ndak masalah. Asal untuk kebaikan kader yang notabene rakyat sandal jepit, tidak jadi masalah. Apapun resikonya akan saya lakukan,” ujar dia.

Mengerahkan massa mengambang bukan pekerjaan mudah dilakukan dalam waktu singkat

Sebenarnya, ujar Maryu di depan ratusan kader dan simpatisan, dirinya sudah tidak akan mencalonkan diri lagi menjadi anggota dewan di kota kelahirannya dan ingin terus bertempur melalui kepartaian. Tetapi DPP Partai Banteng Moncong Putih, di Jakarta, menghendaki ia tetap mencalonkan diri maju dalam pemilihan legeslatif.

“Tadinya saya mau leren, kalau pun maju ke provinsi. Tapi DPP meminta saya kembali ke Dapil di tempat kelahiran Solo. Apa mau dikata, karena dari DPP itu berarti instruksi, saya harus manut,” kata dia disambut tepuk-tangan gegap gempita. (tim investigasi/eddy je soe)

Previous Biznis Mengiurkan Pengerah Demo Bayaran
Next Mobil Caravan Wisata Mulai Digemari di Indonesia

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *