Bagi pengemar kacamata beruntunglah. Sebab hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Nature Communications, menyebutkan pemakai kacamata merupakan salah satu indikasi kecerdasan otak yang dimiliki seseorang. Paling tidak, kecurigaan banyak orang, pemakai kacamata, terutama kacamatabaca, dianggap sebagai ‘kutubuku’ alias gemar membaca.
Anggapan sebagai kutubuku, tentu membawa konsekwensi orang bersangkutan kegemarannya, membaca. Siapapun orangnya, bila Anda bersanding dengan si kutubuku, pastilah akan ditanya, kuliah dimana, berapa buku yang dibaca, surat kabar apa favoritnya dan seterusnya. Bagi si penanya, tentu memberondong pertanyaan yang tidak relevan di hadapan orang lain, jelas membuatnya tidak nyaman.
Pertanyaan tak mendasar itulah menunjukkan pemakai kacamatabaca diasumsikan gemar membaca. Entah buku pelajaran, novel, surat kabar atau majalah, yang jelas udah kadung distempel sebagai wong-cerdas. Temuan survey yang melibatkan 300 ribu responden pemakai kacamata di University of Edinburgh, menyebutkan terdapat korelasi antara pemakai kacamatabaca dengan fungsi kognitif secara umum.
“The University of Edinburgh analyzed data from over 300,000 people and found a correlation between overall intelligence and wearing glasses, with a link between general cognitive function and poor eyesight,” papar Ned Dymoke dalam Bigthink.com 30 Mei 2018 lalu.
Paparan Ned tentu bukan mengada-ada untuk menjustifikasi bahwa ternyata pemakai kacamata memiliki kecerdasan yang diwarisi keluarga terdekatnya. Selain itu, tentu bukan perkara gampang membuktikan hasil penelitian yang dilansir University of Edinburgh, kalau pemakai kacamata-baca memiliki fungsi kognitif lebih tinggi dan cenderung hidup lebih lama, memiliki risiko penurunan jenis kanker tertentu, dan ini yang paling penting memiliki hati yang lebih sehat. Horog. Kepiye jhal?
Pertanyaan yang pantas dikemukakan yakni, apakah dengan demikian berarti Anda harus ke luar rumah dan membeli kacamata baca, atau camata palsu cengdem (baca: kacamata seceng -seribu- adem) di bawah pohon beringin di setiap alun-alun kota Anda? Rasanya tidak penting-penting amat membeli kacamata palsu.
Justru yang lebih menyakitkan, tentu bila Anda berkeinginan membeli kacamata palsu, orang yang ngeliatin akan berucap, “Jadi orang koq aneh. Malam-malam pakai kacamata hitam. Memalukan bukan?” Nah biar eLoe kagak dilirik orang dan dicibir, sebaiknya perlu memperhatikan bentuk dan model kacamata, entah kacamata-baca atau sekedar kacamata buat aksi2an tergantung pada selera Anda.
Hanya saja, perlu dipertimbangkan bentuk kacamata yang cocok buat wajah kamu. Selain biar tampak keren, juga orang lain menafsirkan Anda bukan orang pekok alias wong cerdas. Jangan memilih bentuk kacamata yang enggak pas dengan muke eLoe, ntar malah tambah aneh and dikira sebangsa makluk Alien.
Biar eLoe kagak bingung, sebaiknya saran ahli tafsir tatawajah sarklewer pantas diperhitungkan. Simak jenis maupun bentuk kacamata yang cocok dengan wajah eLoe berikut ini
Wajah Segitiga
Bila wajah eLoe bentuknya segitiga, pilihlah bingkai kacamata dengan bagian atas yang lebih lebar dibandingkan bagian bawahnya. Jenis bingkai nylor atau half frame bisa Anda pilih. Agar meminimalkan lebar dagu dan menyeimbangkan sisi atas dengan bagian bawah wajah Anda.
Wajah Kotak
Bagi Anda yang memiliki face kotak, jangan cemas. Pilihlah bentuk kacamata sesuai dengan muka Anda. Jangan sampai memilih frame kacamata yang justru menambah keanehan wajahmu. Sebaiknya jangan memilih bentuk frame kacamata yang besar dan tebal, kalau kamu tak ingin dibilang simuka kotax. Sobat pilihlah sesuai dengan wajahmu sehingga orang akan terpesona melihat selintas face kamu dan tak akan dilupakan.
No Comment