Bila Anda secara terus-menerus tremor saat melakukan aktivitas, meski umur belum menyentuh angka 50 tahun, waspadailah. Siapa tahu Anda mulai diterjang penyakit Parkinson. Nah bila Anda merasakan tremor berkelanjutan setiap waktu diusia yang terbilang muda, segeralah berkonsultasi ke dokter. Sebab penyakit Parkirson tak hanya menerjang umur tuweq di atas 50 tahunan, tetapi juga usia di bawah 40 tahun!
Orang lawas acap menyebut sebagai kondisi seperti itu sebagai ‘buyuten’ alias nggeregeli saat beraktivitas menggerakkan sendi tangan atau tubuh lain, terasa sulit dilakukan. Nah bila Anda telah merasakan ‘buyuten’ dalam dunia kedokteran kondisi seperti itu disebut gejala penyakit Parkinson mulai menggerogoti sel neuron otak sebagai pabrik dopamine.
Penyakit Parkinson, merupakan gangguan neurodegenerative yang menyerang neuron penghasil dopamine paling dominan sebagai ‘pabrik’ pemroduksi dopamine di sekitar substantia nigra. Bisa saja kondisi ‘pabrik’ dopamine dalam otak mulai rusak ketika usia berada di bawah 50 tahun lantaran memang penyebab kerusakan pabrik seseorang dengan yang lain berbeda-beda.
Sebenarnya sangat mudah melihat gejala umum bila terjadi kerusakan sel penghasil dopamine sehingga menjadi penyebab tremor, gerakan melambat dan ketidakseimbangan tubuh acap terasa ketika melakukan aktivitas lantaran kekakuan persendian. Di Amerika Serikat komplikasi penyakit Parkinson merupakan penyebab kematian diurutan ke-14 setelah kanker.
Hingga saat ini masih menjadi teka-teki penyebab utama penyakit Parkinson, dan belum ada obat mujarab untuk menghilangkan penyakit nggregeli ini. Salah satu alternative agar penyakit Parkinson tak segera melabrak Anda sehingga terseok-seok ketika berjalan dengan gerakan lambat, yakni mulailah menjaga kualitas hidup dengan baik. Asupan vitamin alami nonkimiawi mencukupi disertai berolahraga menjadi salah satu cara menghambat Parkinson.
Meski dokter acap merekomendasikan obat dopaminergic sebagai penganti kerusakan ‘pabrik’ yang sedang ngadat di otak karena system neuron pada substansia nigra, bukan satu-satunya jalan pintas terbaik. Perlu pula dipahami bahwa orang dengan penyakit Parkinson mulai menyerang system sel neuron substansia nigra yang hilang, akan terlihat menimbun alpha synuclein yang abnormal pada neuron substanstia nigra. Bila hal tersebut mulai terdeteksi melalui hasil laboratorium, segeralah berkonsultasi ke dokter ahli di bidang saraf otak.
Kini para ilmuwan sedang mengeksplorasi cara-cara untuk mengidentifikasi biomarker untuk penyakit Parkinson, yang dapat mengarah pada diagnosis dini dan perawatan yang lebih sesuai untuk menghabat gejala tanpa memperlambat atau menghentikan perkembangan penyakit. Terutama berhubungan dengan gerakan ‘motor’ sensoris penyebab gejala Parkinson.
“Bisa saja tidak terjadi hubungan dengan gerakan nonmotorik pada orang berpanyakit Parkinson,” tulis Dr. Ahmad Elkouzi, dalam research “Gerakan Gangguan Sistem Motoris”, dari University of Florida, yang disponsori Parkinson Foundation of Excellence. “Contoh gejala non-motoris meliputi sikap apatis, depresi, sembelit, gangguan perilaku tidur, hilangnya indera penciuman dan gangguan kognitif.”
Meski terlihat gejala Parkinson mulai terlihat pada diri orang yang sedang mengalami, sebaiknya Anda bertindak bijak dan berusaha setenang mungkin. Sebab, meski telah terlihat gejala tidak semua orang yang sedang mengalami menunjukkan hal sama satu dengan lain. Paling tidak tidak akan mengalami dalam urutan yang sama dengan intensitas dan pola khas perkembangan penyakit Parkinson. Berikut tahap-tahap gejala orang yang kemungkinan sedang mengalami penyakit Parkinson.
Tahap satu. Selama tahap awal ini, orang tersebut memiliki gejala ringan yang umumnya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Tremor dan gejala gerakan lainnya terjadi pada satu sisi tubuh saja. Perubahan postur, berjalan dan terjadi ekspresi wajah.
Tahap Dua. Gejala mulai memburuk. Tremor, kekakuan dan gejala gerakan lainnya mempengaruhi kedua sisi tubuh. Masalah berjalan dan postur buruk mulai dapat terlihat. Orang yang mengalami meski masih bisa hidup sendiri, tetapi tugas keseharian menyita waktu dan lebih sulit dilakukan.
Tahap Tiga. Pada tahap ini orang yang sedang mengalami penyakit Parkinson, kehilangan keseimbangan dan terjadi kelambatan gerakan tubuh semakin mengkawatirkan. Meskipun yang bersangkutan masih dapat melakukan pekerjaan secara independen, tetapi gejala secara signifikan jelas terlihat mengganggu aktivitas seperti berpakaian dan makan.
Tahap Empat. Pada titik ini, gejalanya berat dan terbatas. Mungkin berdiri tanpa bantuan, tetapi gerakan mungkin memerlukan alat bantu jalan. Orang tersebut membutuhkan bantuan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari dan tidak dapat hidup sendiri.
Tahap Kelima. Ini adalah tahap yang paling maju dan melemahkan. Kekakuan di kaki bisa membuat tidak mungkin berdiri atau berjalan. Orang tersebut membutuhkan kursi roda atau terbaring di tempat tidur. Perawatan keperawatan sepanjang waktu dibutuhkan untuk semua kegiatan. Orang itu mungkin mengalami halusinasi dan delusi. Komunitas Parkinson mengakui bahwa ada banyak gejala non-motorik yang penting serta gejala motorik.
Menurut Dr Ahmad Elkouzi, dari University of Florida, menyebutkan pada penyakit Parkinson idioppatik, progresi cenderung lambat dan bervariasi. Dokter sering menggunakan skala Hoehn dan Yahr untuk mengukur perkembangan penyakit selama bertahun-tahun. Skala awalnya diterapkan pada tahun 1967 dan itu termasuk tahap nol hingga lima, di mana nol tidak ada tanda-tanda Parkinson. Nah berhati-hatilah membantu orang yang sedang mengalami gejala penyakit Parkinson. Bersabar dan bijak merupakan sesuatu hal yang sangat bermakna bagi penderita. (eddy j soetopo / berbagai sumber)
No Comment