Sang Penggali Timah 1/2 Matang di Negoromu


Bisa jadi penampakan seni drama di panggung yang mencuatkan tata-letak, penyinaran, dan tetek-bengek macam-macam lainnya di era iptek canggih, kni tak lagi menjadi kewajiban sang sutradara. Sepanjang pementasan dengan actor lawasan, dan tentu saja tak memerlukan ditonton berbondong-bondong para penggemar lakon sandiwara, tentu membuat pewarta media, anyaran, mbingunggi menulisnya. Justru itulah yang seharus-dan sebaiknya perlu disosialisasikan pada awak-media muda-belia, entah cetak –kalau masih terbit– biar memahami makna kata dalam dialog-dialog satir.

Di situlah sebenarnya hakekat, seni dramaturologi yang seharusnya jurnalis muda memahami konteks wacana verbal lewat mulut para actor di panggung. Apapun yang diucapkan, makna hakekat seni berdialog, sakdhet-saknyet dalam dialog pertunjukkan, terarahkan kesiapa jelas tujuannya. Dalam kontek sosiofenomenologis di negeri ini, tentu dirinya melekatkan sebagai pewarta bukan klas ecek-ecek, sebutan halus bukan sebagai jurnalis budaya, terbiasa melingkupi kondisi social di negrinya: secara frontal.

“Tidaklah mengherankan bila, sejak dahulu tak banyak jurnalis yang “ngendon” memeloti aktivitas kebudayaan di kota-kota besar maupun kecil di ndesomu,” kata Nicole, contributor di Moscow, saat ditanya soal keengganan wartawan meliput pentas seni-budaya di Rusia. “Sepertinya sama dan sebangun kondisi di negara-negara lain. Pagelaran seni, tak banyak ditonton dan diapresiasi media. Kecuali memang medianya bergerak dibidang kebudayaan.. Kadang ada juga satu-dua orang yang suka nulis panjang pagelaran budaya atau pameran seni lukis, tapi itu di kota besar Moscow, lainnya tidak banyak.”

Kondisi seperti itulah yang terjadi di negara manapun, bila kegiatan berkesenian, entah drama, monolog, pentas baca puisi, jelas tak bakal dilirik para jurnalis. Karena memang sulit bisa naik cetak, buat media konvensional surat-kabar cetak, hingga menarik untuk dibeli pembaca dan diapresiasi khalayak. Cilakanya, sejak pertunjukan yang acap digelar di TIM (Taman Ismail Marzuki) di Jakarta, dengan mempertunjukkan seniman kaliber seperti WS Rendra, pembacaan sajak-sajak seperti di masa lalu, disesak-padati para penggemar baca puisi.

“Selebihnya, pertunjukan-pertunjukan seni drama seperti masalalu, tak laku. Entah apa sebabnya. Terkecuali pentas Teater Koma, selebihnya sulit manggung. Entah karena apa. Kalaupun ada, paling banter teater bergenre kedaerahan. Kalau dulu ada banyak teater yang mengusung dialek berbahasa daerah. DI Solo juga di tempat-tempat lain di daerah. Cilakanya para pelakon, entah sutradara dan aktor-aktris seniman daerah, kini tinggal segelintir dapat bertahan hidup berkesenian.” Entah mengapa. Mbuh.

Persoalan pentas, entah berdurasi lama-pendek dalam hitungan jam-waktu pentas, tentu tak dapat dipandang remeh-temeh. Lantaran selain harus cucul-kocek alias mnegeluarkan dana buat pentas di panggung juga perlu ubo-rampe fulus untuk keperluan pelbagai macam-macam prapertunjukan. Setidaknya, para aktor-aktris, pemain ‘sandiwara’ or teater, memerlukan kesepakatan honorarium agar tampil prima di atas panggung pertunjukkan.

“Kami yakin mereka tentu memerlukan energi berupa ‘fulus’ agar tampil mulus di atas panggung. Mana mungkin, crew pemain tidak dibekali fulus. Kalau di Rusia, ada sponsor yang tidak keberatan membiayai kehidupan mereka. Entah di negaramu,” kata rekan jurnalis Pravda saat disamperin contributor sarklwer.com Nicole. “Enak’yach bermain di kota budaya negrimu.” Nach mumpung masih dalam suasana bubaran pemilihan kelapa ech kepala daerah (Pilkada), tak ada salahnya ngliwir ngeliat perhelatan para seniman sepuh manggung lagi nanti. “Setidaknya dalam perhelatan nanti, karya seniman Kirdjomuljo jaman prakemerdekaan, yang diadaptasikn para senior seperti Mas Hanindawan, ada juga Pakde Djarot dan Mas Don alias opa Sardono W Kusumo, akan memanggungkan Sang Penggeali Timah.”

Previous Hunian Strategis Tempat Kos Eksklusif Pilihlah Griya Dhuhayu
Next Wujud Kinerja Martir Nantinya Akan Seperti Apa?

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *