Selebrity Lawas Sophia Loren, Honornya Disumbangkan Untuk Kemanusiaan


Artis film lawas Sophia Lorent, Honornya Disumbangkan untuk Kemanusiaan

Sekali-kali jangan bertanya pada para —pahlawan kemerdekaan— soal bintang film lawas Italia Sohpia Loren yang dijuluki sebagai bintang sex Hollywood di tahun 50-60an, hingga kini masih lekat padanya.  Entah apa yang bakal terdengar, bila para pejuang itu pernah melihat film layar tancap, yang diputar usai baku tembak lawan tentara belanda kala itu.

Di akhir masa kejayaannya, Sohpia Loren memang menjadi primadona sebagai movie-star paling menghebohkan dalam perbincangan. Selain pose-posenya berani dan menantang, dirinya mengaku tidak menjadikan masalah saat para juru kamera, dan sutradara mengarahkan acting sesuka mereka. Justru itulah, Loren tak pernah berpikir sedetikpun memamerkan aurat yang mestinya dijaga, tapi malah diminta untuk diumbar.

Artis lawasan Hollywood yang digandrungi pejuang veteran lawasan di Indonesia

Bisajadi kehidupan sebelumnya di Italia tidaklah menyenangkan, saat dirinya meniti sebagai bintang film layar lebar. Itulah sebabnya, keluarganya memutuskan hengkang ke kampung di dekat-dekat area pembuatan film di Hollywood. Memang, kata salah satu pengamat artis, acting Sohpia Loren diawal audisi melamar ingin jadi pemain film, tak gampang.

Selain di Amerika, khususnya daerah sangar Hollywood sejak dulu bertabur para bintang film layar lebar. Coba tanyakan pada bokap-nyokapmu, kalau masih memiliki ingatan memori saat ikut bertempur di palagan perang, soal Sohpia Loren, dapat dipastikan, pasti mengacungi 2 jempol.

“Peran dia sangat memukau. Waktu itu’kan belum banyak film layar lebar. Kalau ndak salah dulu berdekatan dengan diluncurkannya Apollo ke mbulan,” ujar Warsiatie Alexius, 81 tahun, anggota Gerwani, kurir pengantar ransom makan bagi pejuang kemerdekaan di temui di pinggiarn Solo, “Tanya’o sama para veteran, kalau masih ada yang hidup. Pasti mereka seneng nonton pilm layar tancap. Jangan tanya sama bocah cuilik, rhadong opho-opho. Kemaruk kekuasaan itu.”

Ketika dirinya ditanya, apakah pernah nonton film setelah merdeka dulu? Sembari melotot, Warsiatie Alexius, keliatan jengkel sembari bertanya. “Kenapa situ tanyanya ndedhes kaya tantara nipon dulu. Jelas pernah nonton film layar tancep sewaktu diputar dilapangan bal Manahan. Semua orang boleh liat. Lapangan dulu’kan buat balapan kuda, belum dipugar seperti sekarang. Kami semua keplok-keplok, lihat bintang film uayu Sohpia Loren,” katanya, “emang konconya sibake bintang film Clodia Cardinale juga masih hidup. Bintang pilm itu jebul dowo umure.”

Meski telah berumur lebih dari 90 tahun, dia tetap energik dan berbuat banyak untuk kemanusiaan

Celetukan pejuang, garis belakang mengantar dan menyediakan ransum bagi para gerilyawan itu takada yang salah. Itulah sebabnya banyak veteran masalalu memberikan acungan jempol, ketika negeri ini telah merdeka. Hal yang sama juga dilakukan oleh seperti Sohpia Loren, saat usianya masih muda dirinya ikut dalam gerakan pembebasan melawan rezim dictator Hitler yang ingin menguasai daratan eropa. Shopia menjadi sukarelawan redcross international dan pengepul donasi internasional untuk kemanusiaa. Dengan senang hati, honor sebagai bintang film dihibahkan untuk program kebudayaan dan kemanusiaan.

Meskipun kini umurnya telah lanjut, 90 tahun, dirinya tetap energik dan terlihat bugar. Selain hidupnya berkecukupan, sampai saat ini dirinya tetap bertekat ingin berkarir sebagai pemain film. Biar dapat duit yang akan disumbangkan ke panti-panti jompo dan korban kekerasan di Afrika dan Asia. Perkara, berpose seronok, dia tidak peduli.

“Biarin dikatain sebagai symbol sex, tidak masalah. Saya tak ingin memikirkan warisan, saya hanya mikirin film saya berikutnya,” katanya pada media online deadline di Ingris. ‘Saya akan memikirkan warisan begitu saya pensiun dan saya berharap tidak akan pernah pensiun,’ katanya pada hari Kamis kemarin.

Mosok pose seperti ini dibilang artis bomsex Hollywood

Ia berkata, “Terus terang, menjadi simbol seks tidak pernah mendefinisikan saya, saya adalah saya.” “Saya tidak naif, saya sadar bahwa beberapa orang menanggapi saya dengan cara seperti itu, tetapi saya tidak pernah memikirkannya.”

Lebih lanjut dia mengatakan, ‘Sejujurnya, menjadi simbol seks tidak pernah mendefinisikan terpikirkan dalam dirinya.  “Saya, saya adalah saya. Saya tidak naif, saya sadar bahwa beberapa orang menanggapi saya dengan cara seperti itu’; terlihat pada tahun 1960 biarin saja. “Hollywood selalu menjadi sumber inspirasi yang hebat bagi saya,” tambahnya

Sebenarnya dirinya ingin bepergian ke Mbali buat istirahat setelah melakoni sebagai artis paling popular tahun 50-60an di negri yang dilanda peperangan. Apalaig saya dengar di Ndesomu pakdemu juga baru saja dijajah Belanda dan Jepang. “Sebelum gwe tutup mata, di usia senja ntar sakjannya ingin menemui Mbak Megawati. Beliau kami mengetahui putri pejuang kemerdekaan Bung Karno. Saya kira Mbak Ega tahu persis, peran Perempuan di garis depan perjuangan kemerdekaan. Tadinya sih Perusahaan perfilman yang kami punya, mau ambil bagian dari pembuatan film perjuangan bapaknya mbak Ega. Tapi takutnya kagak disetujui pemerintah sekarang. Lhah’kan bapaknya presiden dulu kan juga ikut berada di garis depan memperjuangkan kemerdekaan.” Lha piye enaknya? Bocah cuilik-cuilek ndak boleh ikut-ikutan ngatur ndesoku di Italia lho yach.

Previous Mengenang Hard Rock Band Cadas Led Zeppeline
Next Hunian Strategis Tempat Kos Eksklusif Pilihlah Griya Dhuhayu

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *