Santana “Latino Jazz Music”


Permainan gitarnya tak tertandingi membuat Santana memperoleh 10 penghargaan Gramy Award

Dunia music jaman now barangkali akan terperangah bila mendengar gaya permainan gitaris gaek Carlos Santana. Namanya melambung dan banyak ditiru musisi jaman milenial, tapi toh tak mungkin bisa menandingi permainan yahud Satana. Apalagi ingin beredar di di jalur Latin. Meski demikian gaya Santana kini mengilhami permainan musisi Camela Cabello dengan “Havana”-nya dan Ed Sheeran dengan ngelatin “Despacito”, mau tak mau bisa disebut mengekor music Santana.

Penampilan Santana di setiap performance tak berubah

Entah lantaran music Santana, enak didengar bergaya Samba-Latino, ataukah warna gado-gado yang mencampuradukkan jazz rock rasa Amerika Latin, entahlah. Permainan gitar melodi dan blus berbasis ritme Latin dan Afrika, dengan mengublak instrument gitar dengan perkusi, timblo dan bongo sekaligus menjadikan music rock bergaya Latino ngejazz beneran. Ataukah lagi musim music ngesamba-Latino, sehingga banyak musisi mengekor gaya permainan Santana.

Yang jelas penampilan Santana tak bisa dikesampingkan dalam blantika musisi dunia jazz sekaligus blues.  Calos Santana diperhitungkan sebagai gitaris gaek melegenda hingga kini tetap eksis dan tampil memukau sejak pertama kali manggung di Festival Woodstock pada tahun 1969. Lahir 20 Juli 1947 di Autlán de NavarroJalisco, Mexico. Belajar gitar sejak Santana berusia 5 tahun di bawah bimbingan ayahnya seorang musisi, dan mengagumi musisi jazz raksasa seperti B.B. King, T-Bone Walker dan John Lee Hooker.

Sampul album music Santana bisa dibilang aneh di jamannya

Di usia 15 tahun Santana dinilai guru-gurunya memiliki bakat yang luar biasa bermain gitar, terutama ritem petikan dawainya berbeda dengan anak seusianya. Meski pun kepiawaian memetik snar gitar, Santana tidak menyombongkan diri. Ia bahkan tidak memandang pekerjaan sebagai pencuci piring sebagai hal yang memalukan dan hina. Santana tetap bekerja sembari bermain music. Bahkan, keuletan dan ketekunannya, ia diterima masuk diperguruan tinggi bergengsi di AS, California State University, Northridge, dan Humboldt State University, namun ia memilih tidak kuliah.

Santana pengemar batik? Entahlah. Lihat saja baju batiknya

Santana memilih bermain gitar dan mengembangkan kemampuan memetik snar Gibson elektrik yang ia beli hasil mengumpulkan duit belanja sebagai pencuci piring. Cabikan rithem gitarnya yang dimainkan meliuk-liuk dan melengking beraroma Latin acap membuat merinding pendengarnya, padahal Santana baru berumur belasan tahun. Awal karirnya sebagai musisi gitar dimulai serangkaian kejadian tidak disengaja. Suatu ketika Santana menjadi penonton di Fillmore West Bill Graham, yang jadual pertunjukkan akan menampilkan Paul Butterfield, tetapi tidak bisa tampil lantaran mendem.

Tentu saja Graham puyeng. Dikumpulkanlah sekelompok musisi lokal dadakan pengemar band Butterfield dan dengan Grateful Dead maupun Jefferson Airplane. Meski semua terkumpul dan siap tampil menggantikan Paul Butterfield yang mabok dan gak bisa tampil, band comotan tetap akan dimainkan. Ndilalahnya, band bentukan asal-asalan itu belum memiliki gitaris, ditunjuklah Santana. Di situlah permainan gitar Santana mendapat pujian penonton dan manager pertunjukan.

Kenapa Santana selalu memakai topi, tak satupun orang tahu alasannya (courtesy exposay.com)

Dari situulah kemudian Santana berani membentuk band Santana Blues Band bersama musisi jalanan David Brown (gitar bass), Marcus Malone (perkusi) dan Gregg Rolie (vokalis utama, Hammond organ B3). Hit pertama yang digeber Santana Band mengetengahkan Afro-Kuba dan Rock Latin bertumpu permainan ritem gitar Carlos menggeliat dan meliuk bergaya jazz-rock tak urung membuat penonton bengong. “Baru kali ini gwe dengar petikan gitar dengan pendukung stabilizer memukau gaya Carlos Santana dimainkan di dunia,” ujar Paul Brand, kritikus music.

Tak mengherankan bila Santana dinobatkan sebagai Rock & Roll Hall of Fame pada 1998, dan diacungi dua ibu jari sebagai pengakuan dia memainkan gitar dengan dahsyat. Santana bukan lagi sekedar pemusik lokal yang membawakan music “Samba Pa Ti” dengan ritem meliuk khas blues, lagu kesukaannya, mendobrak kesombongan pemusik dari dataran Amerika dan Ingris.

Jangan heran bila, Santana memperoleh penghargaan delapan Grammy Award, dan tiga Grammy Awards Latin pada tahun 2000. Ia pun diakui sebagai gitaris terbaik pada tahun 1989 dan 2003. Lagu-lagu yang diciptakannya menempati anak tangga Billboard 100 setiap dirileas saban tahun. Mendengarkan Santana “Black Magic Women” siapa yang tak kepencut lagu ‘Latino’ yang berkisah tentang masa kegelapan kehidupan perempuan di negerinya.

Dengerin saja kesepuluh lagu-lagu Santana yang diburu pemusik seperti “You’re Feeling Better” (1970), “The Game of Love” (1970),  “Samba Pa Ti” (1970), “Abraxas” (1970),  “Jingo” (1979), “Everybody’s Everything” (1971),  “Evil Ways”, Black Magic Women (1970), “Oye Coma Va” (1970)

 

Previous Mawar Merah Sherri Hill
Next Cegah Alzheimer dengan Membaca

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *