Kenapa Tidak Berbisnis Burung & Kebaya Mahal, Untungnya Gede!


Burung jenis Pleci ini memang banyak dipelihara, meski tak banyak yang senang buat oceh-ocehan

Jaman gila-gilaan orang kesengsem tanaman Jemani dan batu akik tahun lalu warga kota Solo saat ini gandrung jenis hiburan lain: burung. Bukan burung sembarang burung laiknya manuk perkutut atau puter yang nangkring diboncengin speda motor kesana-kemari pengemar manuk di Solo, tapi bernilai ratusan ribu hingga jutaan. Jenis burung mahal. Nah bila kalian juga ingin ‘nyambi’ berdagang dunia perburungan berkicau mahal, jangan lupa tawarkan juga kebaya lawas motif batik tulis yang mahal. Jangan kaget bila, keuntungannya bisa mencapai ratusan ribu, kalau kedua dagangan itu –jualan burung berkicau sekaligus nawarin ‘jarig’ alias kebaya buat noni-noni pasti banyak akan membeli. Tentu bagi yang suka suka manuk, tentu bukan mami-mami or tante-tante.

Lihat saja para pemburu dunia burung di sepanjang jalan raya kota budaya manuk Solo, jangan kaget bila Anda akan ngeliat seseorang membawa keranjang berisi burung yang dibawa buat lomba, ngoceh di suatu tempat. Jangan anggap enteng, buat ikut berlomba burung berkicau, tiketnya bisa sampai seratusan ribu. Pemenangnya selain dapat duit perlombaan, juga tawar-menawar manuk yang dibawa di tempat gantrangan, ajang lomba oceh-ocehan burung.

Bila Anda berpapasan seseorang naik kendaraan motor bukan kaum perempuan yang diboncengin, tapi kurungan sangkar burung. Jadi jangan heran kalau istri pengemar burung mbesengut jengkel ngeliat kelakuan suami lengket dengan sangkar ketimbang istri. Mereka lebih hobi ngeboncengin sangkar burung kemana-mana.

Tentu bukan sembarang manuk yang diboncengin motor para pehobi satwa iber berkicau itu. Jenis burung biasanya bukan burung primadona lawasan klangenan priyantun sepuh Solo seperti Perkutut Jowo (Geopelia striata) dan Tekukur atau Puter (Streptopelia chinensis), tapi burung mahal love bird dan murai.

Meskipun mahal, ‘dadak-merak’ pun biru laku jual sangat mahal

Kedua jenis burung itulah yang lagi ngetrend dipelihara, meski perawatannya nyebelin, ujar pengemar burung, Vico, 54 tahun, penghuni Rusunawa Jurug, harga tawar-menawarnya stabil. Selain itu bila burung piaraannya telah pandai berkicau, ujar Vico, kemungkinan akan ditawar teman lain dan diperjual-belikan. “Kalau sudah jadi bisa sampai jutaan. Ada juga yang memelihara anakan, jadi diternak. Hanya saja sulit beternak murai jawa,” ujar dia, “banyak rekan yang dulunya bekerja di pabrik beralih jualan burung dan jadi driver ojeg.”

Bukan hanya love bird dan murai batu yang harganya melambung bisa mencapai tiga ratusan ribu, tapi juga jenis satwa terbang lain, seperti parkit. Menurut Vico, sewaktu kegemaran warga pada burung Pentet harga seekor mencapai 175-200 ribu.  “Tapi sekarang harganya ambruk. Paling banter berkisar Rp.75 ribu. Itu pun jarang berkicau gacar,” katanya

Burung termahal asal luar habitat di Indonesia, yang dilindungi ketat

Bagi Anda yang menyukai dunia perburungan, saran Vico, tidak ada salahnya bila mulai berbiznis ternak burung. Beternaklah burung yang harganya stabil dan kalau dijual memiliki nilai tawar tinggi seperti love bird. Harga love bird blorok anakan misalnya bisa dibandrol Rp.1.000.000 sedang dewasa mencapai Rp.2.000.000. “Tidak ada salahnya biznis beternak burung. Hanya saja perlu keuletan dan telaten ngopeni manuk,” katanya

Dagang Batik Tulis Parang

Tidak banyak warga masyarakat yang mengetahui corak batik bermotif parang rusak sebenarnya tidak boleh dipakai masuk ke dalam istana keraton di kota Solo. Tetapi banyak orang yang tidak menyadari aturan tidak tertulis keyakinan turun-temurun sejak keraton Solo berpindah dari Kartosuro. Keyakinan memakai batik parang rusak, tutur pengamat budaya sekaligus pemerhati batik, Anna Hudoko, diyakini dapat merusak hubungan pasangan hudup. “Nenek moyang kita dulu, sejak keraton pindah dari Pajang ke Solo,” kata Anna pada diskusi ‘Wastra Festifal’ di istana Mangkunegara, Sabtu (30/3/2021), katanya kala itu

Longdress motif kampanye konservasi dunia burung belibis

Bahkan bila ada orang yang memakai batik ‘parang rusak’ nekat masuk ke dalam keraton, tutur dia, akan dihentikan abdi dalem penjaga keraton dan disuruh pulang berganti pakaian terlebih dahulu. Kalau sekarang larangan tak terlukis itu tidak diindahkan anak muda. “Karena memang mereka tidak tahu jenis dan motif batik. Tahunya batik ya kain cap bukan tulus. Apalagi mengerti jenis parang rusak. Kalau dulu orang yang akan sebho ke keraton harus paham jenis batik apa yang akan dikenakan,” ujar dia

Meski demikian, ujar dia, para pengamat budaya masalalu bisa mengerti perilaku generasi muda saat ini dalam memakai corak batik apapun corak dan bentuknya. Hanya saja, aturan ketat masuk keraton tentu perlu dijaga bersama. “Menurut saya, kalau tidak pakai batik corak parang rusak ingin masuk ke dalam keraton, gak masalah. Hanya saja kita perlu menjaga kelaziman dan tatakrama,” ujar dia berfilsafat lawasan soal batik-membatik. Nah Loe, enaknya gimana? Pilih jualan burung atau kain kebaya batik tulis? Untungnya menyenangkan, kalau laku tentu

Morif batik Parang Rusak, tabu untuk kedamaian rumahtangga bila dipakai dalam resepsi
Previous Kendal Nicole Jenner Selebrity Papan Atas Dunia Ingin ke Praci
Next Ribuan Pegawai PT Sritex di PHK Tanpa Memperoleh Kepastian Jaminan Hidup

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *