Deep Purple Lawan Led Zeppline dan Black Sabbat


Formasi awal pembentukan Deep Purple

Jangan tereak kalau music band kalian mengaku sebagai pelopor heavy metal dan sekaligus meneriakkan hard rock modern, kalau kalian ndak pernah denger lagu-lagu band cadas Deep Purple. Adabaiknya tanya sama opha-oma, mumpung misih hidup, grup band di era 1970-an seperti Led Zeppelin, Back Sabbath dan tentunya Deep Purple. Ketiga dedengkot band ‘urakan’ menurut wong-wong tuweq sepantaran Presiden Jokowi, Menteri Budi Karya Sumadi sebagai band “unholy trinity of British hard rock and heavy metal in the early to mid- seventies”

Nah loe, piye jhal. Apapun sebutan band rock Inggris yang dibentuk di London tahun 1968, nyatanya kelima crew memang dicap sebagai band heavy metal dan hard rock modern. Meski setelah namanya moncer di hampir seluruh tangga lagu-lagu radio sejagad, toh lama kelamaan sebutan heavy metal itupun luntur pelan-pelan. Celakanya memudarnya nama baptis sebagai band urakan – heavy metal itu satu-persatu personilnya mblirit dan pecah. Padahal Bersama dua band cadas lain, seperti Led Zeppelin dan Black Sabbath, mereka telah masuk dalam catatan Guinness Book of World Record pada 1975 sebagai grup band paling keras di dunia.

John Lord permainan keyboardnya tak bisa dibilang kelas ecek-ecek, ia diakui sebagai musisi jempolan kyboard belum tergantikan

Konser pertamanya pada tahun 1972 di Teater Pelangi, London, piringan hitam (PH) terjual 100 juta album di seluruh dunia. Entah penjualan keeping PH juga diedarkan di Glodog, Jakarta  dan dijejerin di samping pinggir kali di Pasar Rumput, entahlah. Nyang jelas Deep Purple sepanjang jeda tahun 1976-1984 telah mengalami perubahan susunan pemain. Pada awal pembentukan band 1968-1976, crew grup cadas itu tidak begitu digandrungi anak-anak muda di Inggris.

Namun periode awal setelahnya, bisa dikatakan line-up yang digawangi Ian Gilla (vocal), Roger Grover (bass), Jon Lord (keyboard), Ian Paice (drum) dan Ritchie Blackmore (gitar) barulah Deep Purple menjadi tenar dan bisa dibilang secara komersial sukses. Crew lima dedengkot Purple terpanjang itulah, 1969-1973, dan jeda ngaso beberapa waktu istirahat hingga njedul kembali pada 1984-1989, toh masih tetap ditunggu-tunggu kelima personil Purple itu mangung kembali.

Rupanya, memang tidak mudah meraih puncak kesuksesan diantara pesaing band-band seangkatan Black Sabbat dan Leed Zeppelin, membuat crew Purple melakukan perubahan dengan masuk-keluar personil. Pada tahun 1968 dan 1969, misalnya terjadi penggantian crew dengan masuknya Rod Evals (vocal utama), dan Nick Simper (bass, vkal latar). Pada tahun antara 1974-1976 formasi baru Purple dengan masuknya David Coverdale (vocal utama) dan Glenn Hughes (bass, vocal); dan Tommy Bollin menggantikan Richie Blackmore pada tahun 1975.

Daved Coverdale salah satu andalan Purple berteriak melantunkan lagu-lagu yang digemari penonton

Nah pada tahun 1994, menurut penggemar setia, Deep Purple, masuknya Steve Morse (gitaris) dan Ian GIllan, lebih bagus dan stabil hingga beberapa tahun hingga kiboard jempolan Jon Lord pensiun pada 2002, diganti Don Airey. “Lebih bagus dan stabil. Ada Steve Morse dan Ian Gillan. Apalagi Purple’kan harus berhadapan dengan Black Sabbat dan Leed Zeppeline dalam percaturan music hard rock,” kata mantan Walikota Solo, Joko Widodo, saat perbincangan santai di Lodji Gandrung. “Kalau gak salah Purple menduduki peringkat nomor 2 setelah berjuang keras.” Rupanya pengamatan Jokowi tidak meleset. Band hard rock Deep Purple memperoleh penghargaan sebagai legenda music dunia 2008. Deep Purple, khususnya Blackmore, Lord, Paice, Gillan, Glover, Coverdale, Evan dan Huges, dilantik ke dalam Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 2016. Nah kan. Kegaduhan berseteru rock band cadas sebenarnya telah dimulai sejak Purple tampil pada perhelatan akbar di Woodstock yang menghebohkan seluruh penjuru warga AS lantaran mereka terprovokasi penampilnya band cadas Purple. Entah lantaran apa, justru perseteruan di arena panggung antara Purple, Led Zeppeline dan Black Sabbat tidak jadi manggung bareng. Meski demikian, rakyat AS tetap berbondong-bondong menyaksikan penampilan Purple dan juga Jimi Hendrix yang manggung dihari pertama usai Purple.

Tak pelak lagi usai manggung dalam konser menghebohkan itulah nama Purple kian melejit menduduki anaktangga Billboard di Inggris menyodok diurutan nomor wahid selama hampir tiga bulan lebih. Kemonceran nama besar itulah yang menjadi alasan Purple hijrah ke AS dan berencana melakukan tour ke berbagai negara. Richie Blackmore menjadi andalan setiap lagu yang direlease ludes terjual. Dalam satu penampilan pada album Highway Star pada 1972 dalam single Single, Album Machine Head, Ritchie Blackmore – Guitar, Jon Lord – Keyboards, Organ Ian Paice – Drums dan Ian Gillan memperoleh sambutan penggemar Purple di AS hingga merembet ke berbagai negara bagian. “Semua orang mengelu-elukan penampilan dalam konser akbar Purple. Apalagi saat itu, pemerintah AS lagi jengkel-jengkelnya dengan musisi yang mengecam perang Vietnam. Penampilan di Woodstock dan tempat lain itulah awal kebangkitan musik dunia berkolaborasi menentang penindasan dan peperangan,” kata pengamat musik Marteen Mc Donald, pada The Time beberapa tahun lalu.

Richie Blackmore gitaris handal yang membuat nama Purple semakin digandrungi ABG seluruh dunia (courtesy Ist)

 Tidaklah mengherankan bila kelompok musisi setegar Deep Purple dibenci penguasa sekaligus disenangi disenangi warga masyarakat kelas bawah yang lagi gandrung kehidupan damai bersemboyan hipies for freedom itu. Mencuatnya raksasa musik yang hijrah dari London ke Amerika Serikat, tentu membuat gusar para politikus. Mereka berusaha membendung penampilan-penampilan band rock yang dinilai akan mengganggu kehidupan mapan politisi tak mampu menggoyahkan seniman musik. Justru itulah kemudian muncul kelompok band rock cadas lain sekelas Purple seperti Black Sabbat, Led Zeppeline dan Pink Ployd juga ada The Who. Tidaklah mengherankan bila grup band cadas di negeri seberang, hingga sekarang, masih digemari. Bahkan banyak bermunculan kelompok-kelompok pengemar yang membentuk grup band cadas itu, termasuk Deep Purple Funclub di berbagai negara.

Previous Sharapova Petenis Rusia Tinggal di Amerika Bantu Korban Nuklir Chernobyl
Next Mati-Hidup Biznis Penyewaan Lampu Petromax

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *