Jejak Masa Transisi Walikota Solo Di Musim Pandemi Covid-19


Berkunjung ke kediaman para sesepuh mohon doa memimpin kota

Pergantian masa jabatan walikota Solo dari FX Hadi Rudyatmo diserahkan pada Gibran Rakabumi Raka telah melewati masa 100 hari kerja. Sebagai penerus jabatan walikota, mau tidak mau Gibran berkewajiban meneruskan pembangunan yang telah disepakati dalam program RPJMD (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Surakarta. Tidak mudah tantangan yang berada di hadapannya. Setidaknya meneruskan langkah yang telah dilakukan pejabat-pejabat walikota sebelumnya dalam membangun kota Solo ke depan, tidaklah ringan. Dimasa transisi menjabat sebagai walikota, pelbagai upaya mensinkronisasikan langkah-langkah strategis telah pula dilakukannya

Di masa transisi saat ini, walikota Gibran telah mengambil langkah sistematis dan massif untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan jajaran pejabat dilingkungan pemerintah daerah Kota Solo. Hasil capaian yang telah dilakukan pejabat walikota terdahulu dapat dilanjutkan dan dijadikan pedoman untuk menata sekaligus membangun tatakehidupan warga masyarakat Kota Solo, menjadi lebih baik dan sejahtera sebagai barometer kerja lima tahun mendatang. Program yang sedang dan telah dilakukan Walikota Gibran, melakukan engevaluasi menyeluruh capaian program yang sedang dan akan dilakukan SKPD terkait bidang masing-masing terjadual tetap setiap minggu secara berkala.

Wawancara dengan pers usai menghadiri peringatan hari lahir Pancasila di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT)

Langkah tersebut dinilai pengamat ahli perencanaan pembangunan daerah dinilai sangat tepat, dan memang seharusnya dilakukan sejak awal. Dengan melakukan pemetaan, rootmap peta wilayah yang menjadi tanggungjawab sebagai ladang garapan walikota, yang sedang maupun akan dilakukan, terlihat dengan jelas kelebihan dan kekurangan yang dihadapi untuk segera ditindaklanjuti dan diperbaikinya. Tidaklah berlebihan bila dikatakan, saat ini tantangan Gibran sebagai walikota sungguh sangat berat memikul tanggungjawab sebagai pejabat pemerintah yang dipercaya rakyat mengemban amanat sebagai pemimpin membangun kota budaya.

Tantangan mendasar agar warga masyarakat yang bermukim di tengah maupun pinggiran kota Solo dapat merasakan langkah kebijakan strategis dan berpihak pada mereka. Tampaknya kekawatiran warga masyarakat terhadap keberpihakan walikota Gibran tidak berpihak pada mereka, sepenuhnya keliru. Kiprah walikota Gibran terjun secara langsung ke palbagai tempat membuktikan bahwa keberpihakannya tak jeda dihadang mewabahnya pandemic covid-19 yang kini sedang melanda nengeri ini.

Bahkan Walikota Gibran dapat disebut sebagai seseorang yang abai terhadap peringatan tentang kesehatan dan keselamatan terhadap dirinya. Saking abainya terhadap kebugaran dirinya, walikota Gibran bahkan, hasil test swab, kini terdampak positif gejala tertular Covid-19. Meski demikian ia mengaku tetap melakukan pekerjaan sehari-hari melalui hubungan jejaring dunia maya lewat internet dengan jajaran SKPD. “Saya tetap bekerja dari rumah, dan memantau perkembangan langkah kebijakan yang digariskan. Bahkan, bila memungkinkan untuk datang pada rapat paripurna pembahasan RPJMD di DPRD nanti,” katanya

Penegasan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Taman Budaya Jawa Tengaah (TBJT) Solo

Pernyataan Walikota Gibran, disatu sisi tentu mencemaskan kondisi kesehatan yang dialaminya, sisi lain membuat kalangan warga masyarakat awam yang tadinya tidak menganggap serius Covid-19 dan resikonya, dapat menyerang siapapun menjadi yakin memang berbahaya. Terlepas dari statement seorang walikota yang mengaku hasil swab menyebutkan ia terdampak positif Covid-19 kami anggap pantas kita acungi jempol.

Statement Gibran, mengingatkan pada pidato yang disampaikan Yoweri Kaguta Museveni, Presiden Uganda yang diunggah laman ‘Health’ beberapa waktu lalu. Pernyataan pengakuan bahwa hasil test positif, meski bukan sebagai pidato laiknya testemoni seorang public vigure, menyambang jabatan sebagai walikota, bisa disejajarkan dengan statement pejabat setingkat perdana  menteri, presiden dan pemimpin dunia lain, pantas kita apresiasi dan acungki jempol sebagai pengakuan public terbaik selama pandemic global Corona Virus, Covid-19.Kita semua tahu dan memahami, musuh dunia yang satu ini tak bisa dianggap enteng dan disepelekan. Mekipun musuh yang sedang kita hadapi saat ini tanpa senjata dan peluru; tanpa perjanjian genjatan senjata dan tanpa batas. Musuh yang tidak memiliki rasa kemanusiaan setitik pun tidak pandang bulu, yang diserang anak-anak, pria, wanita, tempat ibadah pun juga menjadi ajang pertempuran pembawa kematian. Lantaran musuh yang kita hadapi saat ini berkeinginan mengubah dunia menjadi satu lahan kematian besar.

Tentara ini tidak tertarik pada pampasan perang. Tidak ada niat untuk mengubah rezim dan ingin menurunkan jabatan kepala pemerintahan. Apalagi ingin menguasai sumber daya mineral yang kaya di bawah bumi, dan ingin mengubah ideologis suatu bangsa melakukan hegemoni satu agama, tidak samasekali. Ambisinya ingin melihat ‘panen’ kematian massal di negri kita. Lantaran memang pergerakannya tidak diatur oleh konvensi atau protocol perang apapun. Musuh kita, papar Supriyanto jurnalis senior Seide.Id, yakni sejenis virus mematikan, corona virus atau lebih dikenal sebagai Covid-19. Pasukannya lebih mematikan daripada wabah Bubonic, Flu Spanyol, SARS dan virus Ebola, keempatnya digabungkan. Lebih jahat dan mematikan. Saat ini tak ada yang paling ditakuti warga dunia, kecuali terpapar Covid-19 penyebab kematian. Kondisi seperti itulah yang mengharuskan walikota Solo, turun ke lapangan memberikan pemahaman pelbagai kebijakan terkait kebijakan PPKM mikro hingga ke aturan ketat tentang menjaga jarak, larangan bergerombol, cuci tangan dan memakai masker.

Kampanye program Jaga Jarak dan Kebut Vaksin Kejar Pemulihan Ekonomi di Pasar Gede dilakukan sebelum menjabat sebagai walikota

Meski demikian, walikota optimis pasukan takterlihat Covid-19 ini, dapat dikalahkan lantaran memiliki kelemahan, hanya saja membutuhkan tindakan kolektif, disiplin dan kesabaran kita semua. Covid-19 tidak dapat bertahan bila kita mampu menjaga jarak antarwarga masyarakat yang diduga positif dinyatakan terpapar virus. Pecanangan program vaksinasi hampir setiap hari dilakukan di pelbagai tempat. Tidak hanya di pendapi Balaikota Surakarta, tetapi juga di area tempat-tempat lain di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) kini telah pulai dimulai dan digalakkan penyuntikan vaksin. Pada intinya, menurut walikota Gibran, pemberian vaksin seiring dengan pemulihan roda perekonomian di Kota Solo. “Kebut vaksin, kejar pemulihan ekonomi,”katanya

Bila Anda tidak mengindahkan imbauan dan larangan menjaga jarak, menggunakan masker untuk memutus rantai penyebaran, lantaran tidak percaya virus tersebut menjadi penyebab kematian, sungguh sangat menyebalkan. Sebab virus akan berkembang, membelah diri dan mereplikasi cell tak terlihat itu, jelas kalianlah sebenarnya pengambil alih takdir illahi penyebab kematian bagi orang lain. Untuk itu tunduklah pada kebijakan pemerintah yang telah disepakati dan akan terus dijalankan. Tetaplah menjaga kebersihan sesering mungkin setiap hari dengan mencuci tangan, pakai masker dan jaga jarak antarsesama. Siapa tahu virus ada di sekitarmu, kalau Anda tetap ngeyel (eddy je soe/tim indepth)

Kampanye ajakan menjaga jarak, cuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker tanpa henti dilakukan Walikota Gibran
Previous Masjid Laweyan Peninggalan Kyai Ageng Henis Menyebarkan Agama Islam
Next Wisata Ngeliatin Barang Bekas Merapi Njebluk

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *