Kira-kira kalau makai outfit long dress di musim mbedidhing di ndesomu kembroh ndak yach? Pasalnya hampir semua di daerah Jawa saat ini, sedang di ‘hajar’ hujan lebat. Tapi andai kalian ingin mengenakan long dress, di hari bersejarah Natal atawa ntar jelang Tahun Baru, tidak ada yang mempermasalahkan. Apakah yang kalian ciptaan designer papan atas di Paris, Italia atau Amrika, sebodo amat. Nyang terang, pakailah outfit hasil pembelian duit murni, bukan palsu buatan salah satu pelaku di perpustakaan universitas, silahkeun. Nach berikut kami sajikan, design longdres karya-karya bermutu itu, buat dipakai jelang Nataru (natal dan tahun baru)

Bagi Anda yang ingin mengenakan outfit short pendek, sakjannya juga sah-sah saja. Atau ingin pamer dalaman semriwing pun, tak masalah. Wong negara demokratis jhe. Kecuali ntar 5 tahun lagi saat kalian ikut jadi penggembira dipilih sebagai vote genther, itu yang dilarang. Kalau buat merayakan Nataru, noproblemo bro. Persoalannya, kalau eloe makai outfit model 1/2 kebuka, njuk dikenakan sehabis kerokan, jadi lucu. Mending makai yang longgar, biar kagak kademen. Nah ada baiknya pikirkan bila eLoe ingin makai outfit yang pantas buat ikut-ikutan memperingati Nataru 2025 ntar. Kalaupun kagak bisa memakai hal-hal yang baru dan pantas, saran kami, mending njingkrung bobok bermalas-malasan di rumah. Biar kagak dibilang malas, siapkan masakan terlezat buat ngerayain Nataru
Memang sih persoalan pantas-tidaknya mengenakan outfit yang pantas untuk menghadiri perayaan, entah keagamaan atawa bukan, semuanya tergantung pada individu pemakai. But kalian ndak boleh menghalangi, atawa protes langsung, kata pengamat mode dari Prancis yang ditemui Nicole, kontributor di Paris. “Bersukurlah di ndesomu, kagak dilanda musim mbediding kademen, akibat musim salju, kecuali ndek dekat tempat-tempat tertentu,” ndak masalah kalian mau makai apapun.” Sekalipun kalian ingin mengenakan outfit setipis apapun, entah karya designer ngetop, sekarapmu. Emang akan lebih baik bila para selebriti ndesomu, makai wearpack, biar nyama-nyamain para pekerja bengkel. Itu’kan lebih aman. Selain brukut terbungkus, kagak kademen di musim mbediding.

Perkara mengenakan outfit entah buat halan-halan sewaktu Nataru atau buat yang-yangan alias pacaran di dalam mall, semuanya merupakan pilihan azasi warga mangsyarakat. Termasuk berjabat-tangan, rangkulan dengan pasanganmu sekalipun, tak ada yang sewot. Sepanjang kalian mengetahui sosio-budaya setempat. Di negri lain pun semua orang tentu saling menghormati kehidupan individual memakai-tidak kepantasan or tidaknya. “Jadi kalian diharapin juga, seperti itu,” kata seorang pengamat mode Prancis, soal berpakaian pantas-or tidaknya,
Sepertinya, agar semua warga masyarakat tahu batas kepantasan atau tidak suatu outfit dikenakan seseorang, para perancang lokal pantas memberikan pemahaman hal itu. Kecuali bila telah digeber tentang sopan-santun beroutfit-ria warga masyarakat ngeyel, biar dihakimin pengamat netizen. Paling jadi tambah nyungsep, entah itu selebrity atau politisi perempuan yang suka neko-neko, takut bingitn kalau netizen, berkomentar sekarep-karepnya. Jadi saat ini pemegang kendali kepantasan, bukan persoalan moralitas para pengamat moralis ndesomu, tapi dikendaliin ‘hakim’ ntetizen yang berperan mengatur kepantasan-atawa tidaknya warga masyarakat setempat. Lha njuk piye jhal kalau udah seperti enthu? Mbuh. Slamat tahun Baru 2025, Sobat

No Comment