Surga Kupu Bantimurung Mendunia


Bantimurung Surga Kupu-Kupu Layak Jadi Obyek Wisana Dunia (credit courtesy greener.com)

Bagi sebagian orang yang seneng halan-halan, tentu nama Bantimurung tak asing di telinga. Siapa sangka Taman Nasional Bantimurung di Kabupaten Maros, sekitar 42 km dari kota Makasar menyedot penikmat keindahan warna-warni kupu-kupu (bukan) malam. Tak hanya mata dimanja oleh suasana pegunungan nanasri menawan, tetapi juga sungai berkelok diapit bebatuan kokoh, sekokoh tebing terjal berdampingan.

Entah kenapa nama kota kabupaten itu agak aneh ditelinga pendatang, khususnya dari tanah Jowo. Bantimurung, bisa jadi dianggap sebagai tempat bermenung, entah warga masyarakatnya sedang meratapi nasib atau apa taka da prasasti yang bisa menjelaskan secara gambling. Yang jelas sedang bermuramdurja. Tapi sudahlah, biarkan nama Bantimurung mendunia, lantaran dihuni warna-warni kupu menawan.

Keindahan Bentang Sayap Kupu-Kupu di Obyek Wisata Bantimurung (credit courtesy butterflyUtopia.com)

Bisa jadi nama itu dibaptis oleh Alfred Russel Wallace yang seneng klayapan pada tahun 1857, dan menemui kaum hawa sedang bermuramdurja.  Biar mereka seneng, Wallace memberikan julukan “The Kingdom of Butterflay” dan berhasil. Meski Bantimurung telanjur menjadi buah bibir warga dunia, toh nama tempat penangkaran kupu-kupu di Bantimurung belum seheboh Disneyland.

Meski demikian, kegigihan pemerintah daerah dalam menjaga koservasi alam Bantimurung dan menyeimbangkan ekosistem pantas dihargai. Selain sebagai penangkar di kerajaan kupu “bukan” kupu-kupu malam, masyarakat setempat di sekitar Bantimurung jelas memperoleh tempat pendidikan sekaligus pembelajaran segala serangga berordo Lepidoptera.

Bagi pengamat serangga, tentu dengan mudah membedakan kupu dari sisi aktivitas kelayapan terbang. Pada umumnya kupu aktif di waktu siang (diural), sedangkan jenis ngengat kebanyakan aktif di waktu malam alias nocturnal. Entah mengapa istilah bagi ‘pekerja sex’ disebut kupu-kupu malam, tak ada yang mengetahui asal muasal kosakata itu. Apakah mereka digolongkan sebagai ngengat, juga tak banyak yang melakukan research soal lema kata aneh dan menyedihkan tersebut.

Walhasil, ketika kupu-kupu memiliki waktu istirahat cukup dengan menegakkan sayap, sedang ngengat atawa kupu malam, bila bobok membentangkan sayap. Barangkali juga, ‘pembaptisan’ nama kupu-kupu malam pada para penjaja cinta, warna sayapnya gelap ketika membentangkan sayap.

Kecantikan warna sayap kupu-kupu Anda bisa temui di Bantimurung (credit courtesy butterflyUtopia.com)

Selain di Bantimurung, berbagai jenis kupu-kupu dan ngengat teramat banyak jenis di Pulau Jawa, Bali dan Papua. Meski jenis ngengat or kupu malam, sampai sejauh ini belum banyak didata secara lengkap, menurut Whitten dkk., 1999, mencapai ratusan. Entah apa yang dimaksud Whitten, yang menyatakan segala jenis kupu malam dan kupu nocturnal aman bagi manusia, tak dijelaskan detail.

Beberapa jenis kupu membuat decak kagum lantaran keindahan sarna sayapnya. Itulah sebabnya Bantimurung menjadi idola wisatawan local dan mancanegara untuk melihat dari dekat penangkaran kupu yang berterbangan wira-wiri mengasyikkan.

“Seharusnya pemerintah daerah, menjaga kelestarian hutan dan menanam bunga-bunga beraneka warna akan menjadi daya tarik pengunjung dari pulau lain yang ingin melihat keindahan kupu-kupu,” ujar Indro Gembong Nugroho, warga Solo yang pernah berkunjung ke Bantimurung, “kalau Cuma patung kupu, di TSTJ Jurug di Solo juga udah banyak.”

Nah kalau ingin ngeliatin penyebaran kupu-kupu malam, ujar Gembong, jangan pergi ke tempat prostitusi, tapi sesekali berwisatalah ke Bantimurung. Menurut dia, jelajah kupu bergenus Attacus ini sering iber ke daerah yang beriklim tropis atau subtropics di Asia, Thailand, Filipina dan India.

Ingin mengoleksi kupu? Carilah di Bantimurung, jangan mencari di tempat yang salah (credit courtesy butterflyutopia.com) 

“Kalau di Amerika Selatan mudah ditemukan di Peru, Costa Rica, Guyana dan Brazil. Jangan nyari ke negeri belanda, kupu malam kagak banyak yang menarik. Lebih menarik bila Anda datang ke Papua. Bayangkan kalau Anda nonton film lawas Papillon, pokoknya asyik,” ujar dia.

Ngengat atlas dalam boso latinnya Attacus atlas alias Atlas moth, ujar dia sok tahu, umumnya berwarna domininan coklat ke kuning-kuningan hingga warna merah marun. Ada juga yang berwarna jingga. Ciri pola utama “mata” kupu malam berwarna putih berbentuk seperti segitiga dengan garis hitam.

“Kalau dilihat sepintas sangat menawan, di ujung sayap bagian atas memiliki pola mirip kepala ular kobra. Setahu gwe, nama ‘atlas’ berasal dari pola di sayapnya yang menyerupai peta dunia. Entah kenapa di Solo dinamai kupu gajah,” katanya.

Lantaran dianggap sebagai jenis kupu malam terbesar di dunia, tapi sulitnya minta ampun kalau dicari di alam bebas pada siang hari. Sama halnya bila, kalian sukanya klayapan ke tempat prostitusi, jarang ditemui kupu-kupu malam. “Nengat atau kupu malam memang senengnya mabur di malam hari. So jangan dicari di siang bolong. Kecuali jenis kupu malam yang ngeyel iber dari gedung bertingkat,” pungkas dia, “dalam keadaan terancam, ngengat atlas akan hingap di lantai dan mengembangkan sayapnya. Berbeda dengan kupu-kupu malam’kan.”

Meski demikian, kepompong ngegat atlat dapat dimanfaatkan sebagai penghasil serat sutra berkualitas lantaran ukuran serat bisa mencapai 2.500 meter per kepompong. “Jadi lebih baik mencari ngegat betulan daripada cari kupu-kupu malam yang udah jarang ditemui di tempat-tempat wisata lantaran ketangkap satuan jaga wana.”

Previous Wajib Pajak Curang Akan Dipidana
Next Rasul Jowo Asal Londo Inisiator Gereja Pohsarang

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *