Siapa pernah guabrusan ndelok Mammoth, mbahnya gajah lawas jaman baheula, yang guedem bingit? Jangankan ngelihat Mammoth, wong nonton gajah Sumantrah di bonbin aja ndak pernah, gimana mau berimajinasi ndelok beneran. Tapi masih beruntung, kalau situ ingin liat gading Mammoth pigi’o ke Sangiran, situs mungseum fosil arkeologi kehidupan masalalu.
Andai saja temuan gading Mammoth yang digali arkeolog di Texas juga ditemukan di pinggir Bengawan Solo, jangan-jangan malah membuat bingung arkeolog. Pasalnya, Mammoth biasanya mloka-mlaku tidak sejauh itu, lha kok ini mbandang lebih dari 200 km dari habitat aselinya mau njujug ke Sangiran pinggir Bengawan Solo, Ngawi. Tapi ya itu tadi, ndak nyampai ke Sangiran. Jelas membuat Don Esker, kandidat doktor di Departemen of Geosciences di Baylor University, peneliti Mammoth, judeg puol.
Apalagi kalau dipikir-pikir, misale jadi jalan ke Sangiran, jhut maemnya Mammoth itu piye. Biasanya nyang namanya guajah gede, yen halan-halan mesti bareng rombongan, godong-godongan apa yang menjadi makanan Mammoth selama nglayap ke ndeso gersang di Aprika. Belum lagi bahaya yang mesti dihadapi gajah guedem saat nglencer ke Afrika, seperti macan purba dan pemburu manusia purba, bisa saja. Paling guanas sakjannya, pemburu gading gajah. Sampai sakiki pun misih medheni.
Don Esker, peneliti misih cuiliek bergelar doktor enthu, membantah kalau sarapan Mammoth and makan siang godong-godongan di hutan habis disantlap gerombolan gajah purba itu. Konconya, peneliti yang sukanya nglayap nyari perkara sejarah masalalu, juga sepakat lenyapnya jenis binatang purba, Mammoth, Dinosaurus, manuk iber si Rex moix lantaran bumi dihujani meteor.
“Kemungkinan besar lenyapnya Mammoth dan binatang purba kerna bumi ditabrak menteor berulang kali. Selain menimbulkan gesekan udara puanas menyebabkan gerombolan Mammoth mati kepanggang,” katanya, “itu terjadi sedurungnya bumi dihuni anak cucu adam and ave, menurut cerita sih.
Meski yang ditemukan hanya tumpukan berupa gading Mammoth dan unthu, para peneliti gerombolan gajah purba itu berjaya di jaman Pelistocene di Waco. Jaman praserjarah, jaman es –baca: bukan es lilien. Sakdurungnya, pada tahun 1978, fosil gerombolan Mammoth juga ditemukan Paul Barron and Eddie Bufkin. Berdasarkan penelitian menggunakan radio isotop, diyakini gerombolan gajah lawas itu memang dikategorikan sebagai Mammoth.
Kalau arkeolog di luar negara misih suka ngoker-oker tanah tandus, mencari asal-muasal mahluk hidup, ndek sini mistikus temannya arkeolog juga seneng blusukan, tapi nyari wangsit. Jadi yach tangeh lamun mendapat fosil benda praserjarah masalalu kehidupan. “Lha wong sing digoleki wangsit jhe,” kata mbokmase Sroepijah, “jangan-jangan mereka udah kagak suka nyari sejarah masalalu kehidupan simbah buyut ndek ndeso gwe. Ketelitian dan profesional menjalani profesi sebagai arkeolog ditunjang kecanggihan peralatan, menjadi kesuksesan mereka.” (nicole sacarovic/eddy je soetopo)
No Comment