Lukisan Tumpahan Kopi


Seni Kontenporer Coffee
Seni Kontenporer Coffee (dok. ist)

Seniman Australi yang satu ini, kata ceweqnya, emang agak setengah njeglek alias kenthir. Gimana kagak kenthir, setiap kali berantem, malah Vanni Mangoni, sang seniman asal negri piza, Italia itu justru nyengenges. Dan yang bikin sewot ceweknya, Mangoni justru numpahin kopi di atas stenlis kompor gas yang mengkilat. Siapa yang kagak jengkel. Udah gitu, setelah diorat-oret, kemudian ditinggalin begitu saja.

Tapi tunggu dulu Mangoni bukan sekedar mencorat-coret pakai cat. Tapi tumpahan kopi itu yang diorat-oret membentuk lukisan yang sangat menyenangkan. Awalnya, aku pacarnya tidak tahu, kalau dia sedang bereksperimen melukis di atas medium yang jarang dilakukan orang lain: coffee!

Lukisan Kopi
Lukisan Kopi (dok. ist)

Meski udah dijelasin berulangkali, katanya, toh ceweqnya kagak pernah ngertiin dan dengerin, kalau Mangoni sedang bereksperimen menerobos kebuntuan dunia seni lukis. Alhasil, setelah beberapa tahun, ceweknya menyadari setelah Mangoni memajang hasil karyanya di beberapa galary di Australia.

“Saya tidak tahu, kalau kopi yang ditumpahkan di atas kompor stenlis justru membuat nama dia diperhitungkan sebagai seniman kreatif di Australia,” ujar Martha. Apalagi, ujar dia, dalam wawancara yang dilansir website boredpanda. com.

Tidak hanya diomelin ceweqnya setiap hari saat Vanni Mangoni menumpahkan kopi di atas kompor dan ditinggalkan pergi begitu saja. Tapi juga tumpahan kopi di lantai apartemen juga se ring membuat nyap-nyap pacarnya saat menyambanginya.

Mulanya Vanni gusar melihat kopi yang ditumbahkan di atas kompor dan lantai dibersihin. Padahal, tumpahan kopi itulah yang bakal dijadikan medium lukisan. “Terpaksa ditunda,” katanya saat mengadakan workshop di Sydney. “Padahal ide melukis tubuh nudys angle akan segera ditorehkan di atas tum pahan kopi.”

Saat ditanya mengapa ia suka membuat lukisan tubuh nudys, Vanni menjawab enteng, siapa yang tidak suka ngeliatin tubuh orang lain. Apalagi, “What I care to acknowledge about this body of work is the idea of making art from a mistake, as a spill of coffee on the stove could be experienced like. The alchemy of this process is to bring meaning and purpose to something that apparently went wrong.

ilustrasi lukis kopi
ilustrasi lukis kopi (dok. ist)

Kebebasan berekspresi itulah, yang menurut Vanni perlu dilakukan setiap hari dengan melakukan eksperimen. Apapun mediumnya, ujar dia, yang lebih penting, lakukan sesuatu yang berbeda dengan mengembangkan ide dan proses. Perenungan dan totalitas menjadi seorang seniman, memang harus terus dibiarkan liar.

“Tidak masalah, meliarkan ide kreatif dengan berbagai medium apapun. Kalau sudah tidak lagi punya imajinasi liar, agak susah menjadi seorang seniman yang memiliki ciri khas,” kata dia. Selain itu, ujar dia ngoceh menjawab peserta workshop, “On the other hand it also proposes the factor of resourcefulness into the art discussion, something which is becoming more popular these days, as well as the glorification of impermanence– and this applies to my coffee spills– as the artwork created on various kitchen surfaces is documented and later washed away,” tandas dia.

Melukis dengan kopi
Melukis dengan kopi (dok. ist)

Lebih lanjut dia menandaskan pada dasarnya proses kreativitas tak mempedulikan persoalan di luar ide kreatif. Kalau ingin mengembangkan dunia seni, katanya, jangan dilupakan persoalan gagasan liar di luar akal sehat sekalipun. Meski seliar apapun jangan lupa, karya seni di luar seni mainstream juga punya ciri khas yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Oleh sebab itu, lukisan apapun perlu diabadikan lewat media lain. Sebab, bila Anda memakai bahan dasar kopi atau cokelat, akan cepat hlang.

“Luntur dan lenyap dimakan kecepatan air.  Atau tetesan keringat kita sendiri saat melukis. Jadi abadikan ke dalam medium lain seperti dibuat video atau film. Biar kita memiliki arsip karya yang pernah dihasilkan,” pungkas dia (eddy je soe/berbagai sumber)

Previous Harga Baju US $ 30 Juta Sekali Manggung
Next Mengelas Lambung Kapal Bocor Bayaran Jutaan

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *