Rambut jagung, blonde barangkali tak banyak disukai di negri ini. Bahkan acap di bully lantaran dianggap nyeleneh. Toh saat ini banyak yang ingin berambut jagung dengan mengubah warna dengan menyemir. Kegemaran tidak senang berambut jagung, sama halnya dengan orang yang mendiami skotlandia selatan. Mereka malah dibilang berambut aneh: rambut geni
Nah rambut geni, barangkali tidak banyak bertumbuh di negri katulistiwa. Meski warna rambut merah alami nan sangat langka di seluruh dunia, namun di Irlandia saking banyaknya 10 persen dari populasi berambut merah. Entah apa penyebabnya, dari 10 persen tersebut, kurang 1 persen jumlah perempuan di Irlandia berambut merah. Bila Anda ingin melihat perkumpulan rambut merah, datanglah pada acara redhead convention yang diadakan setiap sekali dalam setahun
Di Skotlandia, jumlah orang berambut merah nyaris sama orang di negara Irlandia. Bisa jadi bila wira-wiri ke belahan duna negri itu, mereka bahkan tak saling ingin mengetahui apakah dari Skotlandia atau Irlandia. Memang terdapat perbedaan prinsip dan perlakuan terhadap orang-orang berambut pirang para pendatang dengan penduduk asli di negri ini. Lihat saja rambut putri nancantik almarhum Diana, yang menjadi barometer utama trend berambut menarik, meski mripatnya tidak menunjukkan warna trah kerajaan, toh Diana tetap cantik dengan rambut blonde
Menariknya, bila di Irlandia perempuan berambut merah kurang dari 1 persen, sedang di Skotlandia prosentase jumlahnya lebih besar yakni 6 persen Wanita berambut merah. Apakah di negri Inggris, juga memiliki garis keturunan berambut merah? Bisa jadi, lihat saja putra putra Diana rambut Pangeran Harry semburat berambut jagung. Meskipun tak sebanyak negara Irlandia dan Skotlandia dengan perempuan berambut merah, di Inggris perempuan berambut merah memadati di jalan-jalan utama.
Bagaimana dengan rambut pirang alias blonde di negri beka jajahan belanda saat ini. Meski berkulit sawo mlenyek, bukan sawo matang lagi, banyak diantara kaum perempuan menginginkan rambutnya berganti warna. Meski secara genetic bawaan orok, mereka tidak bakal mengubah warna rambut, toh kaum wanita ingin rambutnya pirang.
Mernurut sebagian perempuan berpendapat berambut pirang bisa menarik perhatian lawan jenisnya, lantaran lebih sensual. Meski keinginan berambut blonde secara alami hanyalah mimpi semalaman bertahun-tahun. Entah mereka tahu atawa tidak, yang Namanya rambut blonde jelas gen yang terdapat dalam struktur DNA kaum perempuan Londo berlainan dengan orang Indonesia, jelas tidak akan berubah rambutnya jadi pirang.
Menurut David Kingsley, peneliti Howard Hughes Medical Institute, Universitas Stanford yang dirilis jelang kemerdekaan, mengatakan orang yang berambut blonde memiliki gen tungal dominan yang mendominir perubahan warna sel rambut seseorang. “Ini variasi genetik tertentu pada manusia dikaitkan dengan rambut pirang, tetapi tidak terkait dengan warna mata atau pigmentasi ciri lainnya,” katanya. “Kalau kaum wanita negerimu ingin mengubah warna rambutnya, dicat saja. Gampang kowk. Paling seminggu luntur.” Lha apa disemprot pakai pilox?
Lebih lanjut Kingsley menegaskan, gen yang ditemukan dalam penelitian yang dilakukan pada kulit ikan menunjukkan hal mirip dengan perganitan warna kulit dan rambut orang. “Gen yang kita temukan sebagai pengendali warna kulit pada ikan menunjukkan salah satu tanda terkuat [gen] seleksi pada populasi manusia yang berbeda di seluruh dunia,” kata Kingsley. Selain itu, mekanisme genetic yang mengkontrol rambut pirang tidak mengubah ciri biologis bagian tubuh lain. Jangan kemudian ikut-ikutan rambut kalian berubah warna seketika, itu suatu hal yang imposible. Kalau ingin gampang yach di semir, banyak pilihan warna, hanya saja kulitmu dama rambut kamu yang akan disemir, cocok kagak, jangan-jangan malah iritasi di kulit kepala kamu, malah repot’kan. “Apalagi di negrimu’kan panasnya tidak ketulungan, ntar kalau kebakar gimana, dikira kepalamu terbakar, warnanya merah.” Mbuh mbak
Menurut Kingsley, penemuan ini bermanfaat bagi pengembangan metode penelitian untuk menghubungkan sifat terhadap perubahan DNA tertentu. “Saya pikir, di masa depan kita akan melihat lebih banyak penelitian yang mengarah pada pemahaman yang lebih baik mengenai dasar molekuler keragaman manusia dan kerentanan atau ketahanan terhadap banyak penyakit yang umum,” ujarnya. (nicole dari As & eddy je soe/Solo)
No Comment