Kali ini kios Sarklewer heboh and gempar bukan kepalang. Pasalnya, kios di pojok pasar itu kebanjiran pembeli yang memborong jean kathok amoh alias celana robek. Entah lantaran ide anaknya yang tinggal di Moscow menyarankan pada her mother agar jualan celana robek, pasti akan laku keras, atau memang hoki dari GustiAllah, tetangga sebelah kios ndak ada yang mudheng.
“Mbok saya kirim satu bal celana jean amoh, nanti dipajang di etalase simbok ndek pasar, biar cepet laku. Saya tak ngompori pengamat trend mode dan wartawan, biar ditulis panjang lebar. Kalau sakiki di Paris sedang ngetop kathok amoh buat musim semi,” tulis Nicole Sacarovic dalam pengantar atusan celana robek yang dikirim dari Paris.
Meski memperoleh cibiran dari beberapa penjual di sampingnya, mbokmase Sroepijah, cuek aja. Seminggu, dua minggu dagangan kathok amoh yang dipajang di depan kiosnya hingga menutupi barang dagangan batik alus, tak satupun yang laku. Bukan perkara laku barang dagangan kathok amoh yang menyakitkan hati mbokmase Sroepijah, tetapi cangkem nyinyir penjual kain batik alusan tetangganya yang bikin panas.
“Wong kathok amoh doak-doak kok tega-teganya dijual. Emang wis ndak punya dagangan laen? Udah tidak punya modal jualan batik apa gimana mbokmase,” kata penjual sebelah kios.
Ora wurung di dalam hati mbokmase membenarkan juga sindiran nyelekit penjual sebelah. Meskipun, anaknya Nicole menyarankan pada mothernya agar membiarkan suara nyinyir dan sumbang itu.
“Pokoknya simbok tetep tenang. Dalam waktu dekat pasti akan jadi ngetrend. Apalagi sekarang sudah mulai ditulis wartawan di majalah terpandang di Prancis dan Amerika. Lihat saja nanti, kalau sudah ditulis di majalah dan koran, dapat dipastikan anak mudanya akan keranjingan pakai katok amoh,” tulis Nicole Sacarovic pada mothernya.
Tak berapa lama muncul photo peragawati dan tulisan di majalah mode dunia seperti Cosmopolitan Magazine dan Vogue’s, animo anak muda mengenakan kathok amoh mulai terlihat diminati pembeli. Butique seperti Versace, Hermes dan SuiteBlanco berebut mendongkrak mode kathok amoh.Nah, kalau butieq ngetop di Perancis dan Amerika aja keranjingan jualan kathok amoh, dalam waktu dekat Jakarta pasti akan ikut-ikutan. “Wong namanya juga pengekor mode ndonyo,” katanya lewat short massage.
Benar saja, setelah muda-mudi Prancis dan Amrik gemar memakai celana amoh, ABG (anak baru geblek) di Jakarta pun ketularan. Mereka blusukan mencari celana amoh dari Pasar Tanah Abang sampai hingga sampai ke Cibaduyut Mbandung. Trend ingin memakai kathok amoh pun merembet ke Njogyo dan nggeser ke Kota Bengawan. Alhasil, jualan kathok amoh yang dipajang di kios mbokmase Sroepijah pun ludes, semua terjual.
Melihat perkembangan mode dhodolan kathok amoh mulai digemari anak muda, barulah kios tetangga penjual kain alusan batik, banting stir dhodol celana robek. “Lha kok sekarang situ dodol kathok amoh nduk? Kenapa tidak celana batik yang kamu jual kamu robek di dengkul. Biar utek di dengkul kethok,” ujar mbokmase Sroepijah sembari mrenges (Nicole Sacarovic/Budi Rahayu/Eddy Je Soe)
No Comment