Kenali Perbedaan Autisme & Down Syndrome


Salah satu penyandang gejala autisme

Tidak ada salahnya bila Anda ingin mengenal lebih dekat gangguan perkembangan saraf yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan tindakan anak, lebih dini. Sehingga bisa mengerti penyebab mengapa hal itu dapat terjadi, bukan lantas memvonis pada penderita gejala itu sebagai hukuman yang didatangkan oleh God. Mosok Gustiallah sang pencipta seluruh alam dan seisinya dan maha baik dan berkuasa ingin menghukum umat ciptaannya, Nah makanya bacalah naskah tetang kesehatan, biar kagak bloonnya kebangetan.

Bila Anda mendengar atau pernah membaca Autism spectrum disorder (ASD), atau gampangnya disebut autisme atau autis, sebenarnya merupakan gangguan perkembangan saraf, yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa si anak tersebut. Akibatnya anak yang bersangkutan sulit berkomunikasi dan berinteraksi, serta berperilaku secara wajar sesuai umurnya. Acapkali juga kelainan tersebut mencakup sindrom Asperger, sindrom Heller, dan gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS)

Kenalilah lebih dekat para penyandang autism, agar mereka senang

Mengapa hal itu bisa terjadi? Pada dasarnya, kelainan ini bukan suatu penyakit mematikan seseorang anak yang mengalaminya, melainkan suatu kondisi saraf otak bersangkutan memang agak berbeda dengan orang lain. Kondisi seperti itu menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami kesulitan untuk memahami apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Pengidap autis boleh dikatakan sulit untuk mengekspresikan diri baik secara greak tubuh maupun lewat tutur-kata dan mengekspresikan wajah bila terpapar sentuhan secara fisik. Bukan hanya itu, penyandang autis juga mengalami kendala dalam hal belajar tanpa didampingi orang tuanya. Termasuk ketrampilan mereka tak berkembang dengan baik sepenuhnya.

Kendala dan harapan para penyandang autisme seperti tersebut, rupa-rupanya terpatahkan oleh Dr Dawn-joy Leong yang didiagnosis penyandang autisme dan beru diketahui setelah yang bersangkutan berusia 42 tahun. Dirinya tidak mengetahui penyandang autis sebagai peneliti dan seniwati tari terkenal hingga memperoleh piagam penghargaan bergengsi yang diberikan Perdana Menteri Goch Chok Tng. “Discovering she was autistic was the “beginning of selfhood” for one winner of the Goh Chok Tong Enable Aaward in 2021, wich celebrates the achievemens of people with disabilities,” tulis Cherli Lin di media CNA, Juni 2022 lalu

Dawn-joy Leong baru menyadari gejala autism setelah usianya melebihi 42 tahun

Nah’kan keterampilan dan kepiawaian seseorang pengidap autism dapat berkembang dengan baik, bila sepenuhnya memperoleh perhatian dari pihak keluarga dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal mereka. Mereka bahkan, para penyandang autis itu, bisa berkomunikasi dengan lancar dan pandai berinovasi melalui penampilan seni, musik, memorinya akan terasah bila tidak dibiarkan menderita secara terus-menerus ditelantarkan dan tak dihiraukan.

“Semua bisa berubah, sepanjang masyarakat di lingkungannya tidak membiarkan anak itu menanggung sendiri sebagai penyandang autism, tulis doktor Dr Dan-joy Leong. Lebih lanjut Leong menggarisbawahi tentang perbedaan sebutan autisme infantil. Istilah itu pengertian masa lalu untuk menggambarkan gangguan spektrum autisme saat ini. Autisme infantil merupakan masalah perkembangan, yang ditandai dengan timbulnya gangguan dalam perkembangan sosial dan bahasa sebelum usia 30 bulan. Paham’ kagak? Mbuh

Agak sulit membedakan penyandang derita Down Syndrome dan Autism

Lantas apa bedanya autisme dan down syndrome yang sering disamakan artikan kedua istilah itu. Padahal kedua istilah itu saling berbeda penyebab utamanya. Bila autis lebih disebabkan karena kelainan spektrum, sedangkan down syndrome merupakan kelainan genetik. Meskipun pengidap autisme memiliki berbagai gejala dan kemampuan, pengidap down syndrome karakteristik sisiknya serta intelektual serupa. Meski keduanya memiliki gejala sama, keduanya lebih senang menyendiri atau merasa acuh tak acuh terhadap orang lain, terutama orang di luar tempat tinggalnya. Apalagi si anak juga tidak memperoleh perhatian dari para pengelola, misalnya dititipkan pada yayasan atau lembaga yang merawatnya. Bisa gawat, kasihan anak-anak penyandang autisme dan down syndrome itu. “Entah kalau di negra mbahmu, tidak demikian,” kata Nicole kontributor di Moscow dan Washington DC

Ini perbedaan keduanya dari segi kemampuan berkomunikasi: 1. Down syndrome mampu menggunakan tanda, isyarat, dan simbol untuk berkomunikasi. Meski tak banyak berbicara, tapi dapat berkomunikasi melalui isyarat tangan atau cara lain. Sedangkan, 2. Autisme, mereka memiliki sedikit isyarat atau tidak sama sekali, bahkan mereka sering berkomunikasi dengan gerakan tubuh berulang. dan bersikap tak lazim juga acapkali perlakuannya kasar terkaddang melontarkan komentar tak pantas. Penyebab autisme itu apa? Mbuh sampai sekarang tak diketahui secara jelas, bisa jadi beberapa gen memiliki kaitan dengan ASD. (nicole sacarovic from AS / eddy Jes-Solo)

Previous Ribuan Pegawai PT Sritex di PHK Tanpa Memperoleh Kepastian Jaminan Hidup
Next Sepatu Rumput Berusia 750 Tahun di Spanyol

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *