Mode musim semi kali ini menampilkan motif yang didominir buga dan etnik dengan sentuhan elegan. Seperti kebiasaan para perancang motif bergenre bunga, para designer lebih senang mencuatkan motif-motif kemayu-agak tomboy meski bergenre warna-warni bunga. Selain menampilkan motiv gaya tomboy dengan balutan rumbai sliwir-sliwir berjuntai, toh rumah mode sekaliber seperti Calvin-Klein, Chanel, Christopher-Kane, Louis-Vuitton maupun Dior, tetap memegang teguh semangat perubahan musim semi 2018: santai.
Setidaknya penampilan para modeling kelas wahid dalam ajang pamer busana kaum hawa di beberapa tempat di luar Indonesia, disesak-padati penikmat dan selebritas papan atas. Lihat saja gaun para selbrity saat menghadiri perhelatan bergengsi Golden Globe, selain pakaian dan pernak-pernik cantik menawan juga style yang banyak digandrungi kaum jet-set sejagat. Tentu mode berpakaian yang ditampilkan Chanel atau Dior mengundang decak kagum designer kelas kakap negeri yang dijadikan barometer di Perancis dan Italia.
Meski rumah mode terkenal tak banyak mengeber karya mencolok mata memamerkan jenis fasyen bukaan bergenre Os2hB (opening shirt showing her breast), rupanya justru diminati para perancang mode di musim semi. Padahal pilihan mode Os2hB di musim semi, asal bukan dibuat jalan-jalan di Car Free Day (CFD) depan bunderan Hotel Indonesia, jelas bisa dimaklumi. Toh para designer kels kakap itu lebih senang mode berumbai-rumbai dibanding perlu mempertontonkan kemolekan, yaris seluruh her brest tak terbalut brassiere alias toket buat jalan di catwalk. Itulah makna musim semi di daratan eropa dan amerika.
Tak hanya Chanel dan Dior yang ogah mengeber model fasyen jenis terbuka di musim spring, Calvin-Klein, Chanel, Christopher-Kane atau Louis-Vuitton justru menampilkan gaya motif kotak-kotak simple dengan paduan sock boots bersma mini dress, jean atau boleh dibilang short pants. Entah apa alasan para perancang papan atas rumah mode memamerkan jenis pilihan kotak-kotak. Bisa jadi di beberapa daerah di Italia dan daratan scandinavia juga sedang dilanda musim pemilihan senator diikuti kotak kosong.
Bisa jadi pilihan mode fasyen gaya sapaitu dads sneakers yang diperuntukan bagi kaum perempuan di musim semi, mengisyaratkan pilihan pas buat memanaskan kampanye pemilihan senator di negri bersalju. Hanya saja, kira-kira pantas tidak kalau sapaitu bokap dipakai pinjem sewaktu your’s dads sedang kampanye, buat jalan-jalan di mall. Itu urusan lain. Yang jelas mode memakai sepatu model hak tinggi buat fasyen, kalau ternyata ingin mendampingi vote getter di Indonesia, rasanya tidak cocok. Jadi pilihannya, pakailah sepatu high heels boot, buat kampanye nanti.
Genre lain yang bisa dipilih para penikmat fasyen musim semi di negeri ini selain berumbai-rumbai yakni motif pakaian rock mini berbunga cuilik menarik warna-warni menyangklong freige bag. Selain biar keliatan agak sexy dengan penampilan rok mini, juga nampak sedikit tomboy dan ngegypsy.
Lihatlah pilihan mode sapaitu boots temerawang yang menyisakan betis nan jenjang menjadi alternatif pilihan para selebritas dunia. Tidak hanya rumah mode top seperti D&D juga kepincut memamerkan mode musim semi dengan tas kecil mungil berumbai. (Nicole dari Jerman/Eddy Je Soe)
No Comment