Namanya juga seorang penulis berlatar pendidikan arkeologi & paleontologi bergelar doktor akademik profesor, Kristina Killgrove, penulis handal di awalnya tidak percaya penemuan sepatu rumput yang ditemukan di Spanyol 750 tahun lalu itu. Namanya juga penulis dan peneliti beneran, Kaillgrove, mbandang ke negri Spanyol. Benar saja, dirinya banyak menemukan artefak dan naskah-naskah kuno beserta barang buktinya ia amati dengan cermat. Bandingkan dengan para arkeolog-sekaligus paleontologi di negri kita, pastilah bak langit dan bumi akselari keingintahuan tentang fakta sejarah masalalu, jelas beda.
Entah lantaran kepiawaiannya menelisik artefak masa lalu, Kristina Killgrove, ngeyel mendengar cerita dan manuskrip beratus tahun di Spanyol, sampai kliyengan mumet. Bagaimana tidak, dalam manuskrip kuno itu juga disebutkan asal-muasal sepatu dari rumput yang dipakai para penyebar ilmu kepercayaan dimasa lalu jebul alas sepatu memang terbuat dari bulu burung Nasar. Sejenis elang pematok pakan segalanya itu, jangan disamakan Garuda, yang dipercaya sakti sebagai lambang negri mbahmu, “Sebab burung nasar ternyata memiliki janggut, dan gemar mencuri berbagai barang dari manusia untuk melapisi sarang sang burung itu pada abad pertengahan,” kata Kristina Killgrove dalam jurnal Schience, edisi (08/10/25)

Menurut literatur dan bahan artefak di musium, ujar Kristina Killgrove ngecepret dalam tulisannya, jebulnya para ilmuwan juga heran jenis sepatu dari rumput itu telah ada sejak abad ke-13 berada di sarang burung Nasar di Spanyol. “Lha kowk bisa? yCh ndak tahu itu naskah dan cerita dari artefak di masalalu. Kalau situ ngeyel pergi’o ke Spanyol sendiri. Gablek duit kagak?” kata dia sewot, kagak dipercaya. “Generasi Gen Z kurang jauh perginya halan-halan, jadi goblog.”
Lebih lanjut, ujar Kristina Killgrove lebih lanjut, para peneliti yang menyelidiki sarang burung nasar, itu ternyata senengnya tinggal di sebuah gua di tebing pegunungan. di Spanyol selatan. Itulah sebabnya banyak sepatu terbuat dari bahan bulu burung nasar, sebagai alas kaki lantaran kuat buat halan-halan berburu. “Jelas hal itu tidak biasa kalau dibandingin masa modern saat ini. Memakai alas kaki yang tidak biasa — sepatu rumput dari abad pertengahan,” katanya chatingan dengan Nicole, kontributor sarklewer.com di Moscow. Menurut dia, investigasi lebih lanjut terhadap sarang-sarang di sekitarnya mengungkapkan bahwa selama beberapa generasi burung nasar telah melapisi sarang mereka dengan artefak bersejarah lainnya, termasuk potongan kulit, kain, dan tali.

“Kondisi gua yang baik memungkinkan artefak-artefak tersebut terawetkan selama berabad-abad, menunjukkan bahwa sarang-sarang ini merupakan museum alam yang autentik,” ujar rekan penulis studi Antoni Margalida, seorang ahli ekologi di Institut Ekologi Pirenia (CSIC) di Spanyol, kepada Live Science melalui email. “Kalau tetap ngeyel, ntar gwe tabok Loe.” kata Nicole Sacarovic, kontributor sarklewer di Moscow
Dalam sebuah studi yang diterbitkan pada 11 September di jurnal Ecology, Margalida dan rekan-rekannya merinci studi mereka terhadap 12 sarang burung nasar berjanggut (Gypaetus barbatus) yang terawetkan dengan baik, spesies yang punah secara lokal di Spanyol selatan lebih dari 70 tahun yang lalu. Burung pemangsa teritorial pemakan tulang ini menggunakan kembali sarang-sarang di sisi tebing dari generasi ke generasi, menciptakan rumah yang terbuat dari lapisan tulang, rumput, ranting, dan material sisa.
Ribuan sepatu kulit, tas, dan sarung pedang ditemukan saat penggalian di pelabuhan abad pertengahan di Norwegia. Makanya, ujar Nicole kontributor asal Praci, jengkel ngeliat pembaca di ndeso mbahmu, ternyata bloon banget. “Bangsa Romawi gemar memakai kaus kaki dan sandal — mungkinkah itu alasan ditemukannya sepatu-sepatu besar di Benteng Magna, yang terbuat dari bulu burung Nasar. Mbuh.” Makanya jadilah peneliti, bukan pinternya cuma suka ngapusi nyolong duit korupsi.” Selain itu, ditemukan peralatan pribadi’ berusia 30.000 tahun yang ditemukan di Republik Ceko memberikan gambaran ‘sangat langka’ tentang kehidupan seorang pemburu-pengumpul Zaman Batu. Kalau mau lihat artevak masalalu, pergilah ke Spanyol. Dapat dipastikan banyak peninggalan masalalu benda-benda yang ditemukan para peneliti di selusin sarang burung nasar. Termasuk tulang bersama kuku dan kulit telur hewan lain.”

Namun, sekitar 9% dari sisa-sisa tersebut merupakan buatan manusia, termasuk baut panah, 72 lembar kulit, 129 lembar kain, dan 25 benda yang terbuat dari rumput esparto (Macrochloa tenacissima), termasuk satu sepatu utuh. Rumput esparto telah digunakan selama ribuan tahun untuk membuat sepatu, termasuk espadrilles masa kini, yang memiliki sol fleksibel yang terbuat dari tali esparto. Espadrilles adalah alas kaki petani yang umum di Spanyol abad pertengahan.
Ketika para peneliti melakukan penanggalan karbon pada sepatu rumput tersebut, mereka menemukan bahwa usianya hampir 750 tahun. “Sisa-sisa peninggalan manusia kemungkinan besar dikumpulkan oleh spesies tersebut selama periode itu,” kata Margalida, yang menyiratkan bahwa burung nasar tersebut mencuri sepatu dari para petani abad ke-13 yang tidak menaruh curiga, bukan berarti burung-burung tersebut merampok situs-situs arkeologi. “Sarang yang sama yang menghasilkan espadrille abad pertengahan juga berisi serpihan kulit domba yang dicat dengan oker merah. Meskipun tidak jelas dari objek mana kulit itu berasal, para peneliti melakukan penanggalan karbon hingga berusia 726 tahun, sekitar usia yang sama dengan sepatu tersebut.” (nicole-moscow / eddy jez-solo)
No Comment