Sepatu Hak Tinggi dan Kebaya


Trend pemakai sepatu high heels marak digemari wanita Rusia menambah percaya diri (courtesy rbthru)

Entah apa sebabnya designer Italia Salvatore Ferragamo merancang sepatu bertumit stiletto yang diperuntukkan bagi kaum perempuan progresif kantoran sejak tahun 1930-an hingga kini menjadi salah satu model yang digemari. Padahal sepatu dengan tumit stiletto tinggi acap membuat capai bagi pemakainya. Bisa dibayangkan ketinggian hak bisa mencapai 2,5 centi justru menyulitkan buat berjalan secara normal.

Model sepatu hak tinggi mulai digemari kaum perempuan muda usia

Bagi penggemar sepatu hak tinggi dengan mode tumit bergaya stiletto asal negri Italia sangat ramping sejak 1950 hingga awal 1960-an dengan diameter tidak lebih dari 5 mm. Kegemaran kaum perempuan mengenakan sepatu hak tinggi, sejak dulu memang lebih disukai anak muda setengah tuwa, namun masih terlihat energik meski menyulitkan buat jalan.

Berbeda dengan wanita paruh baya, berusia 30-40 tahun sebagai pengemar sepatu hak tinggi, kebiasaan memakai sepatu hak tinggi tak disenangi anak muda bisa dimengerti. Selain tidak dapat dipakai disetiap waktu, sepatu high heel dinilai dapat mencederai lutut bila sering-sering dikenakan untuk berjalan-jalan.

Kegemaran memakai sepatu hak tinggi, tampaknya juga disenangi ibu-ibu paruh baya di Amerika, Inggris, Italia dan Rusia. Awalnya memang designer Italia Salvatore Ferragamo merancang sepati hak tinggi buat bintang film Marilyn Monroe ketika itu ia bermain dalam film yang ngetaop saat itu, ‘Some Like It Hot’ dan merasa yakin akan menjadi hit dan popuer di negeri beruang merah, Rusia.

Para pengemar sepatu hak tinggi, tentu menyadari sepenuhnya bahwa dirinya akan merasa lebih suka tidak mengenakan sepatu flat alias datar. Pasalnya, memakai sepatu hak tinggi, bila dilihat tetamu saat menghadiri pesta bergengsi, dinilai orang lain sebagai orang terpandang. Paling kurang pria lain yang berada di sekitar Anda akan tertarik melihat postur tubuh ramping dan menawan bila memakai sepatu hak tinggi.

Di Kremlin misalnya, kaum perempuan Rusia bisa dianggap sebagai pribadi yang berkarakter serius. Meski acap pula dicap sebagai kaum wanita yang lolos direkrut sebagai agen mata-mata rahasia ganda. Kegemaran memakai sepatu hak tinggi, juga dinilai rekannya kaum wanita di negara barat, juga kaum pria di Amerika, menilai perempuan Rusia dianggap charming and menarik.

Tak hanya perempuan usia muda usia kini mulai digemari lantaran terlihat anggun dan terlihat lebih tinggi (courtesy rbth.ru)

Pengakuan perempuan dan pria dari negara lain di luar Rusia cukup membuat Maria Kozhevnikova, seperti dikutib Russia Beyond the Headline (Rbth), manager public relation perusahaan ternama di Moskow tersipu-sipu dibilang lebih cantic bila dirinya memakai sepatu hak tinggi.

“Saya tidak memaki stiletto setiap hari, hanya beberapa kali dalam seminggu, kecuali selama musim dingin yang sangat parah,” ujar dia sembari menambahkan, “saya suka alas kaki sepatu hak tinggi biar kelihatan postur, gaya berjalan jika tidak musim dingin dan jalanan tidak ada es.”

Bukan hanya Maria Kozhevnikova yang gemar memakai sepatu hak tinggi, seorang manager pemasaran di St Petersburg, Valentina Pakhomova selain penggemar setia sepatu hak tinggi juga suka dikatain bak belalang, lantaran lebih jangkung. “Kadang aku suka juga ngelihatin gadis-gadis berjalan menggenakan sepatu hak tinggi stiletto, malah kelihatan jangkung dan seperti belalang. Meski agak menderita,” ujar dia.

Tak hanya masuk ke kantor pemakai hak tinggi acap tidak peduli kenyamanan di tumit saat memakai sepatu (courtesy pic rbthru)

Persoalan lain bila Anda juga mengemari sepatu hak tinggi perlu dipikirkan factor kenyamanan seat memakai. Secara fisiologis, ujar Maria menambahkan, ketinggian tumit bila setiap hari memakai sepatu hak tinggi keluar-masuk kantor, jelas tidak enak dan capai. Meski demikian ia menyatakan walau sepatu hak tinggi dapat memberi sensasi percaya diri ketika berada di kantor menemani bos.

“Biar kelihatan elegan dan menarik perhatian sejawat. Terutama bila dilihat kaum pria ketika berkunjung ke dalam ruang perkantoran yang nyaman. Paling kurang, saat menemani bos menerima tamu dalam acara resepsi penandatanganan kontrak. Bahkan banyak yang mengatakan telah terbiasa menggunakan sepatu hak tinggi, lantaran dipakai setiap hari.”

Tak hanya di Rusia perempuan menyukai sepatu hak tinggi. Di negara lain, di negara Asia pun juga banyak yang mengenakan sepatu high heel, saat menghadiri acara formal di gedung.

Trend nyeker tanpa alas sepatu menjangkiti remaja Rusia meski temperatur minus 15 celcius

“Itu’kan persoalan budaya memakai sepatu. Tergantung situasi formal atau tidak. Kalau acaranya kelihatan sangat formal, tentu kita memakai sepatu hak tinggi. Meskipun acap tidak tinggi-tinggi amat. Apalagi pakai kebaya, ntar kalau ketinggian haknya takut gejlunggup alias terjungkal, malah gak lucu. Paling tinggi 1.5 cm, itupun bila mengenakan kebaya,” ujar dia (nicole dari moscow/eddy je soe solo)

Previous Kalashnikov Bedil Andalan Soviet yang Disegani
Next Melongok Keindahan Tari Balet

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *