Reco Gladak dan Tradisi Demo


Bikin kisruh berani gwe penthung?

Siapa yang tak mengenal Gladak kota Solo? Siapapun yang akan melintas gapuro dari utara menuju Kraton Solo, jelas melewati ruas jalan berujung di kawasan Gladak. Entah kenapa nama kawasan dijaga reco rasekso melotot membawa penthung, tak satupun wong tuweq Solo bisa menerangkan dengan jelas, apalagi Abg yang suka gendhem godhong Kecubung.

Recho penthung sakjannya bukan hanya ada di depan gapuro masuk keraton. Di Candi Plaosan dekat candi Prambanan, juga terdapat alrca Gopala sang penjaga candi. Hanya saja, kalau di dekat reco di candi Plaosan tidak pernah disatroni demonstran, sedang di Gladak saben byar menjadi jujugan aktivis berunjuk rasa.

Barangkali –baca: bukan batu and pasir Bengawan Solo– dulu di depan gapuro pintu masuk kraton pernah menjadi tempat topo-pepe, alias demo diem ngligo tanpa baju, menuntut hak pada rodjo Kraton Solo. Siapa tahu, lantaran itulah Gladak kena tuah menjadi tempat orang unjuk rasa.

Padahal, sakjannya, sudah diwanti-wanti melalui gambaran patung, melalui recho Gopala memegang penthung, tidak boleh melakukan gerakan menentang penguasa. Secara harfiah bisa ditafsirkan, jangan bertindak anarkis kalau tak mau dipenthung. Persis seperti ancaman sang diktator dulu sewaktu mengancam awak media pada waktu peresmian kapal perang, “Awas jangan macem-macem, nanti saya gebug!”

Anehnya, reco gladak selain dijadikan tempat petunjuk arah memasuki kawasan sakral keraton, para peziarahpun acap membawa sesaji bunga mawar-kanthil-melati di depan patung Gopala. Tak terkecuali mbokmase Sroepijah kalau mau buka kios batik di Sarklewer.

“Opho salahe membawa bunga telon di selehkan di depan patung. Kalau saya ndak beli, njut sing dodhol kembang ndak payu, piye jhal,” katanya membela diri, “mau dibelain demit atawa kunthilaknat sebodo teieng. Asal gwe gak ikut bancakan korupsi duit negoro. Titik.”

Reco di Candi Plaosan mirip dengan Reco Gladak (Ist)

Mbokmase Sroepijah memang tidak bisa disalah-salahin sebagai individu penganut animisme tulen. Bagaimanapun, sebagai warga ndonyo yang kebenulan dilahirkan dan tinggal di indonesiah, berhak memeluk reco gladag sebagai penanda kepercayaan pada sang penguasa tunggal di atas.

Sepanjang mbokmase tidak menggandakan reco Gopala ribuan dan didirikan berderet-deret di jalan Slamet Riyadi, sah-sah saja. Chaos dahar menaruh bunga telon. Kecuali mbokmase memberi bunga bank ke rekening patung penthung reco Gladak juga ke rekening anggota dewan di Senayan. (eddy je soe)

 

 

Previous Jajanan Lawas Sermier VS Romeo
Next Melerok Lurik Nan Elok

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *