Mengenang Festival Musik Woodstock Generasi Lawas 1969 di Amrik


Woodstock Performs Crowd 1969 (courtesy Timewn/getty image)

Inilah pertunjukan gila-gilaan show band sepanjang sejarah pop music sejagad yang pernah diadakan lebih dari seabad lalu untuk membungkam generasi nekat hippies di Amerika Serikat yang jengkel pada pemerintah lantaran perang Vietnam. Diperkirakan lebih dari 400 ribu generasi tua-muda disuguhi pertunjukan band-band tenar untuk menghibur generasi taktentu arah yang ‘kalang-kabut’ akibat kematian anak-anak muda dipaksa berperang.

Para hippies, gelandangan homeless yang berserakan di ajak menonton di Tranquility Base, dekat patung Liberty, New York. Anda tak bakalan bisa melihat kerumunan para pengangguran, pemadat, berserak lantaran ditelantarkan para pejabat pemerintahan AS waktu itu yang memanfaatkan peperangan di Vietnam. Para pemain yang ikut andil dalam festival band selama tiga hari berturut-turut diangkut menggunakan helicopter menuju panggung dari Holiday Inn

Performance at the Woodstock Music and Arts Fair, (Courtesy Ralph Ackerman/Getty Images)

Bisa dibayangkan, kerumunan anak muda frustasi berdiri di atas selasar dan ndlosor tanpa alas sejak Sabtu hingga Senin 18 Agustus 1960 berpesta pora sesuka mereka tanpa memperoleh ransum memadahi dari penyelenggara acara. Dengar kisah Wayne yang ngomel-ngomel lantaran disatroni orang aneh yang kelaparan dengan baju kumal meminta sepiring spageti dan hot dog.

“Kami memang tidak bisa berbuat sesuatu apapun, kecuali berbagi dengan orang yang mendatangi kami lantaran kelaparan. Tapi tidak bisa kita berikan semuanya, karena kami pun juga merasakan lapar,” kata dia seperti dikutib media ‘Woodstock Music and Art Fair’, Senin (18/8/69)

Carlos Santana (right) and David Brown perform rock and roll music concert (Courtesy by Tucker Ransom/Getty Images)

Perhelatan pada 15-17 Agustus di lahan 600 hektar, Max Yasgur, di dekat Betel, New York, pada dasarnya merupakan konser ngibul untuk memulihkan kondisi ekonomi dan menyantuni keluarga veteran perang Vietnam ,setelah perang berakhir dengan kekalahan telak. Janji itulah yang membuat frustasi, seluruh warga bangsa yang menjadi korban meninggal sia-sia, akibat ambisi para politis dan pejabat pemerintah Amerika Serikat. “Kami disuguhi pertunjukan dengan harapan dapat melepaskan kekecewaan dengan music rock & roll,” kata Wayne.

Pada masa itu, pergelaran pentas festival rock outdoor selama tiga hari penuh dengan mengusung pesan damai lewat music di desa Catskill, Woodstock, baru terdengar ingar-bingar setelah promoter muda memilih diadakan di negara bagian New York yang berpenduduk 400.000 di peternakan sapi Max Yasgur, dekat White Lake. 

Entah atas inisiatif siapa, tutur Ben Cosgrove dalam liputan di majalah Life yang terbit 29 Agustus 1969, penyelenggaraan festival music diadakan di peternakan sapi, tak terjawab. Menurut Ben Cosgrove, peristiwa penting di tahun 1960 memang disengaja lantaran area peternakan tak dipadati penduduk sehingga penonton bisa dengan bebas berbuat apapun di lokasi festival band.

Woodstock Music Festival, (Courtesy by Owen Franken/Corbis via Getty Images)

Benar saja, hampir dapat dipastikan seluruh penonton yang datang berjubel ke festival Woodstock menggunakan berbagai kendaraan dengan membawa bermacam makan-minuman keras di lapangan. Peristiwa penting di tahun 1960-an itu memang milik para hippies dalam menumpahkan kejengkelan mereka akibat policy detern pemaksa ‘harus’ ikut jadi sukarelawan perang ke Vietnam. Tak pelak di hari-hari yang memabukkan disertai cuaca tak bersahabat, hujan deras, menjadi pesta ‘kelon’ rame-rame mabuk di dalam tenda sembari menunggu grup music yang akan pentas.

Jauh hari penyelenggara mengiklankan ke berbagai media cetak dan radio hampir setiap hari, mengajak bergabung dalam festival yang akan diisi rock star kenamaan Hendrix, Jenis Joplin, Crosby, Stills, Nash & Young, Kozmic Blues Band tentu menjadi daya magic Abg AS waktu itu. Jelas bahwa festival yang mengundang decak kagum itu sebenarnya merupakan bentuk campuran ras transenden antara kesenangan berbaur tanpa jurang pembeda.

Naked couple embracing (Courtesy Bill Eppridge/The LIFE Picture Collection via Getty Images)

“Itulah pelajaran berharga yang sebelumnya mengkawatirkan terjadi tawuran antarpenonton, tetapi ternyata tidak terjadi. Bob Dylan yang tinggal di Woodstock, bahkan kagum kenekatan anak-anak muda dari seluruh AS turun ke lahan pertanian seluas 600 hektar, dipenuh-sesaki tapi tidak terjadi gesekan antarpenonton,” kata Dylan dikutif Life.

Salah satu fotografer LIFE yang hadir saat festival, John Dominis, mengakan keheranannya festival yang diadakan di kandang sapi becek mengapa sampai seluruh anak muda di AS terpikat dan ingin berkumpul mendengarkan alunan music damai di Woodstock.

Woodstock Music & Art Fair. (Courtesy John Dominis/The LIFE Picture Collection via Getty Images)

“Saya jauh lebih tua dari mereka waktu itu, tapi aku merasa seperti seusianya. Bahkan ditawari makan dan minuman beralkohol di dalam tenda berteduh saat hujan deras,” kata dia, “mereka tidak memanggil saya ‘sir’ tapi ‘friend’ dan berharap acara Woodstock akan diadakan lagi.”

Yang mencolok dengan ketidakhadiran mereka adalah The Beatles, the Rolling Stones, Led Zeppelin yang naik dengan cepat, dan penduduk Woodstock yang paling terkemuka, Bob Dylan. Daftar festival juga terasa singkat pada warna dan jiwa, dengan beberapa pengecualian: Sly dan Family Stone, Richie Havens, Ravi Shankar, Santana Afro-Anglo-hispanik Hispanik.

Nude and enjoy skinny dipping in river during Woodstock Music & Art Festival. (Courtesay Bill Eppridge/The LIFE Picture Collection via Getty Images)

Mayoritas band bermain dalam kondisi yang merugikan; Grateful Dead mengalami pemadaman listrik di midset, dan Jefferson Airplane mendinginkan tumitnya di belakang panggung selama tujuh belas jam sebelum berlangsung pada dini hari Minggu pagi. Beberapa tindakan yang kurang dikenal, sangat kalah oleh superstar, tetap seperti itu (angkat tangan, semua orang yang ingat tindakan pembuka hari Sabtu, Quill).

Inilah musisi panggung festival yang paling ditunggu-tunggu kedatangannya, lihat saja penampilan Hendrix, Janis Joplin dan Kozmic Blues Bandnya, Crosby, Stills, Nash dan Young, dengan antusias menggeber seni musik rock-roll yang mencampur-adukkan gerakan damai life music paling akbar hingga saat ini. Bisa dibayangin betapa dahsyatnya para musisi generasi lawas waktu itu. Kalau sekarang, mendem dan tawuran. Sungguh Menyebalkan. Huh! (Nicole dari Nevada/Eddy Je Soe-Solo)

Woman running through the mud at the Woodstock Music Festival, New York, US, 17th August 1969. (Courtesy Owen Franken/Corbis via Getty Images)
Previous Trend Mentato Payudara Meski Sexy & Diminati, Tapi Beresiko
Next Ndhol-Ndhol Mode Lawasan Tetap Ngetrend dan Cekli

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *