Melacak Jejak Genetis Orang Afrika dan Suriname


Melacak jejak genetik orang Afrika dan Surinama melalui research rumit dan melelahkan bukan perkara gampang dilakukan. Tapi mereka berhasil membuat peta genom Afrika-Suriname

Pernahkah Anda membaca peta? Bila Anda pernah membaca peta, tentu berharap dapat menemukan sesuatu yang dicari. Tetapi mebaca peta asal-usul orang berdasarkan peta, pernahkah terpikirkan? Saya kira tak semudah membaca peta lokasi kota, apalagi membuat peta dengan akurat. Bahkan google map pun tak bakal melakukan pemetaan gen manusia. Nah peta yang satu ini mungkin Anda akan terperangah, ‘memetakan’ garis keturunan –istilahnya silsilah– hubungannya kekerabatan orang Afrika dan Suriname.

Peta yang dibuat sekelompok ilmuwan yang dipublikasikan di jurnal bergengsi sejagad The American Journal of Human Genetic – The Cell, cukup menyentak. Delapan belas ilmuwan terpandang yang dikomandoi ahli genetic Cesar Fortes-Lima, memetakan keturunan satu-sama lain orang-orang Afrika berdasarkan analisis melihat struktur mikro molekul DNA (Deoxyribosa Nuceid Acid). Hasilnya dipublikasikan dengan judul, ‘’Genome-wide Ancestry and Demographic History of African-Descendant Maroon Communities from French Guiana and Suriname.’’ di The Cell, 30 November 2018.

Melakukan penelitian dasar tentu tak banyak digemari ilmuwan di Indonesia, apalagi membuat peta genom di negara kita

Bukan persoalan gampang membuat peta berdasarkan susunan genetik penyimpan informasi biologis dari setiap makluk hidup berdasar struktur kimiawi mikro-makromolekul komplek yang yang biasa disebut sebagai genom yang terdapat dalam susunan tiga mikro molekul kompleks di dalam tubuh manusia.

Nah saking penasarannya, para peneliti genetik berusaha ingin melacak jejak genom berdasar demografi suatu kelompok berdasar sejarah keturunan komunitas bangsa ‘’Maroon’’ dari Guyana Perancis dan Suriname. Para peneliti berasumsi bahwa kehidupan silsilah genetik seseorang dengan orang lain, bisa jadi memiliki sifat tali-kekerabatan berdasar susunan molekul DNA.

Asumsi teoritik itulah yang menyebabkan mereka penasaran dan ingin membuktikannya. Lantaran peran DNA sebagai sebagai pembawa sifat, juga penyimpan molekul dalam waktu jangka panjang dapat diidentifikasi.  Berdasar informasi genetik itulah, kemudian cetak biru genetis kehidupan manusia satu dengan yang lain dapat dipetakan.

Memetakan anatomi satu sel seseorang saja sulit bagaimana ingin membandingkannya

Asumsi dasar seperti itulah, kemudian para peneliti melakukan mapping terhadap susunan sel dalam struktur DNA dan informasi genetik orang Afrika diteliti dan dibandingkan satu dengan lainnya. Berpatokan pada informasi genetik itulah peneliti memetakan molekul-molekul penyusun DNA yang terdapat pada kromosom orang Afrika di beberapa tempat dan menyusun garis awal dari keturunan.

Seperti diketahui, molekul DNA di tubuh kita tersusun dalam mikro sel disebut kromosom memiliki 23 pasang kromosom seks. Jumlah kromosom wanita dan laki-laki jelas berbeda. Wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan laki-laki mempunyai kromosom X dan Y. Bukan perkara mudah memetakan gen setiap orang dan kemudian membandingkan untuk melacak asal-usul kerabat yang bersangkutan.

Bisa dibayangkan, bila setiap orang memiliki sekitar 2.500 gen, dan kemudian membandingkan gen orang yang dijadikan sample penelitian dan melacak jejak genetis keturunan. Setelah berkutat dalam laboratorium para peneliti membandingkan gen penentu warna rambut, jenis rambut, warna kulit, warna mata dsb, barulah diketahui hasilnya.

Menelisik rantai struktur cel A-D-C-T yang terdapat melalui genom sequencing yang terdapat dalam DNA

Sampel yang diambil DNA dari sepuluh tempat berbeda lokasi di Amerika Selatan (107) orang berasal dari 71 Noir Marron satu komunitas kelompok French Guiana dan Suriname. Sedangkan sampel lain dari 16 Africa-Brazilians dari Rio de Janeiro, 20 African-Colombians dari Antioquia, dan di departemen Chocó, Colombia. Sedangkan sampel penelitian lain berasal dari Afrika Barat sebanyak 124 termasuk di dalamnya dari kota dan daerah antara lain 19 orang Fon, 24 Bariba, dan 24 Yoruba from Benin, 20 Ahizi maupun dari 17 Yacouba dari Ivory Coast, ditambah 20 orang Bwa dari Mali (lihat https://www.cell.com/ajhg/fulltext/S0002-9297(17)30390-7)

Hasil penelitian yang dikerjakan berbulan-bulan menyimpulkan ada hubungan genetik yang kuat antara populasi Afrika keturunan dan populasi sumber tertentu di Afrika atas dasar pola berbagai tipe haploid sel-sel genetik yang diperiksa. Meski terdapat kelompok Noir Marron dan Afrika-Kolombia menunjukkan hubungan kekerabatan lebih kuat dibandingkan dengan populasi Afrika dari Bight of Benin dan Gold Coast yang dijadikan sample, namun diyakini populasi kelompok orang ‘Bantu’ dari Biafra dan di pusat negara bagian Afrika Barat berhubungan secara genetik.

Nah pertanyaannya, apakah kelompok sampel penelitian dari Suriname juga terhubung erat secara genetic dengan bangsa Afrika? Tentu akan lebih menarik bila diteliti orang Suriname keturunan Jawa dan merunut keberadaan orang Afrika apakah terhubung secara genetic atau tidak. Siapa tahu penelitian lanjutan yang akan melacak secara genetic orang Afrika dan Papua. Jadi apa yang bisa kita tarik dari keberhasilan memetakan genom ini yaitu, Anda tak akan mungkin mengumpetkan silsilah keturunanmu (nicole dari jerman / eddy j soe – Solo)

Previous Exotisme Kawah Belerang Gunung Ijen
Next Lady Gaga Digebet Cooper Dalam Film Star is Born

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *