Apa yang terbersit dalam pikiran seorang wanita ketika berada di ranjang sedang melakukan hubungan intim? Tak semua orang tahu persis apa yang sedang dibayangkan dalam benak kaum hawa saat berada di ranjang, bersama suaminya. Jelas semua orang akan mencibir bila kaum ibu senang ”ngember” bercerita adegan ranjang yang dilakoninya semalam.
Padahal, di lain negara, terutama di negeri yang lebih bebas mengeluarkan suara, kaum perempuan boleh saja bercerita dengan orang lain. Tentu, selain berbisik-bisik, bukan pula bercerita pada sembarang orang. Paling kurang mereka senang menumpahkan perasaannya dengan konselor di rumah jasa konsultasi psikologi, perihal masalah ’sakral’ nikmat-tidaknya berhubungan seks.
Tapi tunggu dulu, bila Anda bukan tipe perempuan yang dengan gampang bercerita soal buah kenikmatan berhubungan seks pada orang lain, saat ini di Amerika Serikat telah menyediakan perangkat canggih sebagai teman curhat. Bedanya, teman curhat yang satu ini bukanlah manusia, tetapi mesin yang mampu mendengarkan secara seksama keluhan atau kenikmatan gairah seks yang Anda lakukan semalam.
Nah, berkat teman curhat Anda itulah isi pikiran, entah berupa keluh kesah dan gelora seks tak kesampaian, sewaktu melakukan hubungan intim dapat terbaca dengan detail. Alat yang dikembangkan mirip dengan penindai (scan) berteknologi serba canggih itu pulalah sensasi kenikmatan atau ketidaknikmatan ketika Anda meladeni pasangan di ranjang, terdeteksi.
Meski demikian perangkat super ini tidak dijual bebas. Selain harganya enggak ketulungan mahal, juga dapat dipastikan akan menimbulkan gejolak dalam rumah tangga. Sebab, melalui alat ini seorang wanita akan terdeteksi dengan jitu, apakah sistem sarafnya, pada saat orgasme bekerja dengan baik atau tidak. Nah ketika hasil pendeteksian alat ini saat lawan jenisnya tidak pada tahap puncak ketika menikmatai orgasme, bisa jadi sang suami akan mencak-mencak dan kemungkinan akan menuduh pikiran Anda tidak bersamanya sewaktu bersenggama, cukup berbahaya bukan.
Sebab hasil peneliti yang dilakukan para peneliti di Rutgers University, seperti dikutib Vivanews, disebutkan gariah seksual dapat terdeteksi ketika seorang wanita sedang merasakan orgasme atau tidak. Times of India, tulis media itu, menyebutkan klimaks orgasme dapat mempengaruhi hingga 30 bagian berbeda dari otak, termasuk bagian otak yang bertanggung jawab mengatur emosi, sentuhan, kepuasan sukacita da memori.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh universitas terkemuka terkemuka menunjukkan, hal yang mengejutkan. Ternyata seoarang wanita ketika merangsang diri, ketika dipantau menggunakan alat penindai Magnetic Resonance Imanging (MRI) yang dihubungkan dengan mesin pendeteksi impulus sistem syaraf, memperlihatkan untuk mencapai orgasme relatif cepat yaitu kurang dari lima menit. Meski ada pula wanita lain yang membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 20-25 menit.
Nah saat impulus sitem syaraf perangsang mulai bekerja penindai MRI dapat mendeteksi secara akurat sistem syaraf otak di bagian manakah yang mulai bekerja dan tergambar secara nyata dalam satuan detik. Di situlah kemudian, alat pendeteksi sistem syaraf yang memicu orgasme terlihat aktif atau tidak.
Jelas pula terlihat sistem organ-organ lain seperti hipotalamus, sel-sel otak pemicu kerja dendrit maupun neurit terlihat perbedaan secara signifikan. Termasuk juga sistem kontrol di bagian sel-sel syaraf otak yang mengatur suhu tubuh, rasa lapar, haus dan kelelahan dapat diendus melalui alat pendeteksi mulai bekerja. Termasuk juga terdeteksi sistem pemicu hormon yang bertanggung jawab terhadap aktif-tidaknya memori ketika Anda sedang berada di fase puncak gairah seksual.
“Pada wanita, orgasme menghasilkan respon yang sangat luas di otak dan tubuh. Beberapa wanita mengangkat tangan beberapa kali setiap sesi kenikmatan dirasakan, seringkali terjadi hanya beberapa detik,” ujar Barry Komisaruk dari Rutgers University seperti dikutib Vivanews tahun lalu.
Menurut hasil penelitian Rutgers University, disebutkan bahwa wanita cenderung mengalami orgasme lebih lama dan dapat mengalami kenikmatan bercinta lebih dari sekali. ”Kepuasan bercinta seorang wanita rata-rata berlangsung 10-15 detik. Sedangkan pria diperkirakan berlangsung hanya sekitar enam detik.”
Meski demikian, hasil penelitian yang dilakukan Rutgers University itu tidak menyebutkan apakah kaum wanita ketika bersenggama dilakukan itu bersama suami sah mereka, tidak jelas. Sebab, bisa saja ketika obyek penelitian yang dilakukan Barry Komisaruk itu hanya ingin membuktikan sel-sel saraf di otak bagian manakah sebenarnya yang bekerja karena rangsangan seksual.
Jadi bukan langsung meneliti pada pasangan suami-isteri sah sehabis melakukan hubungan seksual di ranjang semalaman. Siapa pula yang ingin dijadikan kelinci percobaan. Tetapi tetap saja idenya sangat menarik dan agak nakal (Nicole/eddy J soetopo/dari pelbagai sumber)
No Comment