Menenun Ikat Kain, Mendulang Ikatan Bakeluarga


Tak hanya berpenampilan menarik corak dan motif kain tenun ikat makin diburu kolektor

Siapa yang tak kenal dengan kain tenun ikat belajarlah ke berbagai tempat penghasil kain berupa benang mentahan, sebelum diproses. Agar tidak terjadi kesalah pahaman interpretasi, ada baiknya memahami pengertian antara kain tenun ikat dan kain songket terlebih dahulu. Mengapa? Banyak orang keliru memilah perbedaan kain (tenun) ikat dan songket. Biar tidak terserimpet literasi pembeda kait ikat dan songket, baiklah kita clearkan terlebih dahulu

Kain tenun ikat, merupakan selembar kain yang bentuk asalnya belum dihias masih polosan dari bahan benang; sedangkan kain songket pada dasarnya juga tenun yang telah diolah dengan memasukkan benang tambahan berupa benang emas, atau perak, atau benang sutra dengan cara menjepit atau bahkan secara ekstrim melepas kaitan yang diikat.

Pelbagai jenis motif dengan corak berbeda, tentu memiliki ciri khas daerah masing-masing (Ist)

Nah ada baiknya bila kami sajikan kerajinan pemintal kain tenun ikat bercorak khas dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut salah satu perajin yang datang memasarkan corak kain tenun ikat dan memajangkan pada acara Festival Payung di Balaikota Solo. Menurut dia, Martinez Rieza, 68, biar para pengunjung dari daerah lain tahu, kalau kami sejak dahulu tetap menekuni sebagai pemintal kain tenun ikat sembari memasak sehari-hari.

“Kami memang wajib menekuni warisan leluhur memintal benang menjadi kain untuk pesta perkawinan atau pesta lain,” katanya, “biar orang lain di luar flores tahu, dorang tetap memintal dan menjual hasil kreasi kami.”

Bila Anda menyempatkan diri bertandang ke tempat emak-emak pemintal kain, perhatikan kekhasan, perhatikan secara seksama, motif dari daerah satu desa dengan desa perajin tidaklah sama motifnya. Bila di satu daerah, proses awalnya benang yang akan ditenun diberi pewarna alami, dan kemudian dijemur di tempat tertentu, lain daerah berbeda motif dengan cara lain. Lihatlah motif dan gambar-khas desa setempat, pasti ada pembedanya

Menurut mereka, ada yang membedakan cara menenun benang dan mencelup makai pewarna asli dari tanaman dan campur bahan kimiawi. Jadi, jangan hjeran bila ikat sebelum diberesin ditenun menjadi kain, entah baju atau sarung emak-emak, selembar harganya bisa setara dengan seekor sapi. “Kami mengkhususkan menenun kain untuk keperluan tertentu dan sangat sacral. Tidak boleh dijual selain yang memesannya,” ujar dia.

Sembari menenun, menjaga marwah leluhur meneruskan budaya mewarisi tradisi (Ist)

Pembuatan kain ikat di daerah Flores sebagai contoh, dirancang khas para pembuat ikat kain bercorak khusus dengan model bermotif khas dan tidak ada di tempat lain. Harganyapun lain, bisa sampai Rp.750.000-Rp.1.000.000 bila akan di pakai pada acara sakral. “Ndak boleh ditawar. Itu sudah dipesan sejak tengah tahun lalu, untuk pesta pernikahan yang hari dan tanggalnya telah ditentukan terhubung dengan para leluhurnya,” katanya

Jadi, jangan berharap kain tenun Flores, ditawarkan harganya berada di bawah seratus ribu rupiah, ujar Mama Micho salah satu perajin. Saat ditemui pada acara perhelatan Festival Payung di Balai Kota Solo minggu lalu. Apalagi bila kain tenun ikat tersebut akan digunakan untuk acara kebudayaan pemujaan leluhur keluarga calon pembeli.

Selain tabu menawar kain tenun ikat bermotif ketupat yang tujuan menyatukan antar warga lain dalam satu keluarga. “Mana mungkin, orang yang akan Bersatu, malah tawar-menawar ketika ingin menikah. Apalagi mereka percaya keyakinan dari wasiat nenek-moyang sejak lama,” ujar dia

Lain desa penenun, lain pula motif dan corak tenun ikatannya (Ist)

Menurutnya, proses pemintalan benang menjadi kain hingga membentuk motif khas itulah yang menjadikan harganya mahal. Apalagi bila bermotif khusus, burung garuda atau gambar kuda berlari bentuk motif yang khas. Kain ikat tenun seperti itu jelas memiliki ciri lain dengan motif lain dengan ciri-ciri khusus seperti kepercayaan warga pemesan. “Kalau sudah seperti itu, jelas mahal. Coba sesekali ke suku sasak, tentu berbeda dengan kain yang ditenun di desa sini.”

Previous Biarkan Bumi Dipayungi Perajin Seni Payung
Next Tatolah payudaramu biar tambah sexy Dilihat Suami

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *