Joseph L Goldstein Raih Penghargaan Nobel Kedokteran


Hari Budiono dalam pameran seni lukis Kulihat Ibu Pertiwi

Jangan tanya berapa banyak penghargaan yang pernah diterima atas kepiawaiannya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. Setidaknya lebih dari 15 penghargaan plakat pengakuan dari lembaga terhormat dan terkemuka dunia mengacungi jempol pada Joseph L Goldstein, ilmuwan bidang kedokteran. Joseph L Goldstein lahir pada 18 April 1940, di desa Sumter, Carolina Selatan. Putra satu-satunya Isodore E dan Fannie Alpert Goldstein, memulai hidupnya dari kesederhanaan keluarga yang mengutamakan pendidikan anaknya.

Kehidupan keluarganya bukanlah golongan mewah dipenuhi kekayaan di negri Amerika Serikat, bertahun lalu sejak berimigrasi dari tanah leluhurnya di jerman. Tidak mustahil bila keluarga besar keluarganya memulai hidup dari berdagang pakaian sederhana di Kinstree, Carolina Selatan, yang hanya dihuni penduduk 5000 orang dengan penghasilan warga masyarakat tetangganya, kalau boleh dibilang pas-pasan di negri mahsyur bernaman Amerika.

Lukisan seniman Sergei Maskinakov ultra surliasme

Meski demikian, keluarganya tetap mendorong Joseph L Goldstein, agar tekun menyelesaikan pendidikan umum dasar dan menengah di Kingstree. Setelah itu Goldstein kuliah di Universitas Washington dan Lee di Lexington, Virginia hingga gelar sarjana muda di bidang kimia diraihnya dengan predikat summa cum laude, pada tahun 1962. Tak puas menyelesaikan kuliah di Virginia, ia kemudian melanjutkan di Southwestern Medical School of the University of Texas Health Science Center di Dallas.

Berkat pergaulannya dengan rekan-rekan kuliah di universitas-unversitas ternama yang menginspirasi kemajuan kedokteran cellular, Joseph L Goldstein, berkenalan dengan seorang doctor ahli penyakit dalam Donald W Seldin, Ketua Departemen Penyakit Dalam di rumah sakit terkemuka di kotanya. Barangkali Donald W Seldin melihat ketekunan dan tekat Joseph L Goldstein menjadi peneliti, ia menawarinya sebagai ahli genetika dan direkomendasikan ke Dallas. Tidaklah sia-sia Selden membujuk dan melatih Golstein menjadi ahli genetika dan mempercayainya mendirikan divisi genetika medis di departemen penyakit dalam.

Patung Nobel dan sosok peraih hadiah bergengsi penghargaan nobel biologi molekular

Dari situlah karirnya moncer dan mulai menanjak di bidang genetika kedokteran setelah memperoleh gelar doctor bidang biomedis pada tahun 1966. Berbagai tawaran magang di rumah sakit sebagai peneliti genetika kedokteran di rumah sakkit umum Massachusetts selama dua tahun pada 1966-1968. Di rumah sakit umum Massachusetts itulah Goldstein bertemu dan menjalin persahabatan dengan Michael S Brown, yang kemudian menjadi kolaborator ilmiah jangka panjangnya. Reset-riset ilmiah berhamburan di jurnal bergengsi bidang biologi kedokteran molecular dan cellular.

Dalam dirinya tak terbersit sedikitpun bercita-cita memperoleh penghargaan ilmiah bergengsi nobel kedokteran cellular maupupun molecular yang diakui dunia. Ia justru terus mengikuti pelatihan medisnya dibidang biomolecular cell dan genetika kedokteran di National Institutes of Health yang menghabiskan waktu dua tahun (1968-1970). Keuletannya melakukan reset masadepan jelas mempengaruhi reputasinya dan diakui sebagai doctor yang mumpuni di laboratorium Marshall W Nirenberg di National Heart Institute.

Siapa yang tak mengenal Einstein fisikawan peraih nobel (courtesy pic guardian)

Padahal tak banyak pakar yang memiliki kesempatan bekerja di laboratorium sains dasar kelas satu, pada saat yang sama memikul tanggung jawab klinis dianggapnya harus tetap rendah diri dan bekerja keras mengungkap sain biologi molecular dan cellular bidang medis. Itulah yang berpengaruh dan membentuk karire Goldstein. Tekat merendahkan diri dan berlaku jujur di laboratorium Nirenberg, Goldstein dan rekannya C. Thomas Caskey mengisolasi, memurnikan, dan menyusun mekanisme kerja beberapa protein yang diperlukan untuk penghentian sintesis protein. Itulah yang membuat diri dan kolegany dianugerahi hadiah nobel kedokteran! Di sini dia memperoleh keterampilan dan rasa ilmiah, mengalami sensasi penemuan dan kegembiraan sains, dan menghargai kekuatan pendekatan biologi molekuler terhadap penyakit manusia.

Sebagai rekanan klinis, Goldstein melayani sebagai dokter bagi pasien Donald S. Fredrickson, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Klinis Institut Jantung Nasional dan pakar gangguan metabolisme lipid. Keingintahuannya tentang hiperkolesterolemia muncul ketika dia merawat pasien dengan sindrom klinis yang mencolok dari hiperkolesterolemia familial homozigot. Pasien-pasien ini didiskusikan secara intensif dengan Brown. Kerja kolaboratif di laboratorium metabolic itulah Goldstein sekali lagi meyakinkan rekannya bergabung sebagai anggota di University of Texas Health Science Center di Dallas, di mana mereka akan bekerja secara kolaboratif dalam pengaturan genetik metabolisme kolesterol.

Sebelum kembali ke Dallas, Goldstein menghabiskan dua tahun (1970-72) sebagai Anggota NIH Khusus dalam Genetika Medis bersama Arno G. Motulsky di Universitas Washington di Seattle. Motulsky adalah salah satu pencipta genetika manusia sebagai spesialisasi medis. Di Seattle, Goldstein memprakarsai dan menyelesaikan studi genetika populasi untuk menentukan frekuensi berbagai gangguan lipid herediter pada populasi penyintas serangan jantung yang tidak dipilih.

Tinggal pilih ingin mempercepat kematian silahkan memilih injeksi atau menginjeksi ptung

Dia dan rekan-rekannya menemukan bahwa 20% dari semua penyintas serangan jantung memiliki satu dari tiga jenis hiperlipidemia herediter yang ditentukan oleh gen tunggal. Salah satu gangguan ini adalah bentuk hiperkolesterolemia familial heterozigot, yang ditemukan mempengaruhi 1 dari setiap 500 orang dalam populasi umum dan 1 dari setiap 25 korban serangan jantung. Taku rung kerja keras dan kepiawaiannya di bidang biologi kedokteran cellular menempatkan dirinya merengkuh puluhan penghargaan dari berbagai tempat. Dan jabatan sebagai gelar guru besar di universitas-universitas terkemuka di amerika serikat. Apalagi setelah hadiah nobel kedokteran digenggamnya.

Pada tahun 1972, Goldstein kembali ke University of Texas Health Science Center di Dallas, di mana dia ditunjuk sebagai Asisten Profesor di Seldin’s Department of Internal Medicine dan kepala Divisi Genetika Medis pertama sekolah kedokteran. Ia menjadi Associate Professor of Internal Medicine pada tahun 1974 dan Profesor pada tahun 1976. Pada tahun 1977, ia diangkat menjadi Ketua Departemen Genetika Molekuler di University of Texas Health Science Center di Dallas dan Paul J. Thomas Profesor Kedokteran dan Genetika, posisi yang dipegangnya saat ini. Pada tahun 1985, dia diangkat menjadi Profesor Regental dari Universitas Texas.

Goldstein terpilih menjadi anggota National Academy of Sciences pada tahun 1980. Ia juga anggota American Academy of Arts and Sciences, Association of American Physicians, American Society for Clinical Investigation (President, 1985-86), American Society of Biological, American Society of Human Genetics, American Society for Cell Biology, dan American Federation for Clinical Research (Dewan Nasional, 1979-82). Dia juga seorang Fellow dari American College of Physicians dan Diplomat dari American Board of Internal Medicine.

Previous Melacak Jejak Banteng Ketaton Pinggir Bengawan lewat Buku
Next Trend Rambut Blonde di Negri Katulistiwa Digemari ABG Putri

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *