Inilah filem seronok yang membuat PM Malaysia turun tangan melarang peredarannya Fifty Shade of Gray dan Fifty Shades of Darker di seluruh gedung bioskup. Tidak hanya PM Nazib Rajaz, waktu itu, yang jhudek lantaran rakyat negeri tetangga itu kedanan nonton film esek- esek, tetapi juga para ulama agama dibuat pontang-panting mengeluarkan fatwa haram nonto film biru itu.
Meski di gedung bioskop Malaysia film itu urung di geber, toh peredaran keping VCD terlanjur beredar di lapak-lapak pinggir jalan di Johor. Alhasil, rakyat pun berbondong-bondong ngeborong keping film biru yang dicari dan digandakan. Film yang dibintangi pemain pendatang baru tak terkenal, Dakota Johnson yang memerankan Annatasia Steele dan Jemie Dornan (Cristian Grey), tampaknya memang asyik dilihat dan dipelototin sambil nyomak-nyamuk ngemil makan kwaci.
Selain jalan ceritanya encer dan mudah dicerna, dan menjadi momok menakutkan orang tua yang anaknya ingin meniru gaya hidup hedon seperti peran yang dimainkan Cristian Grey sang playboy, akhirnya pilm porno Fifty Shade of Gray dilarang keras ber edar di seluruh negeri semenanjung Malaysia. Meki poster yang ditempelkan hanya memajang bokong sintal Dakota Johnson mengenakan cela na dalam transparan, toh 50 Shade of Gray diburu para penggemar film biru dan dibajak.
Film yang diadaptasi dari novel karya British author E. L. James berjudul sama, diawali dengan kisah mahasiswi sastra yang menggantikan temannya untuk mewawancarai pengusaha multijutawan, yang justru kemudian membawanya ke dalam pusaran perilaku romantisme sexs nyeleneh sang narasumber, Cristian Grey, CEO perusahaan papan atas di Seatle, Amerika.
Awalnya, Annatasia “Ana” Steele nekat tanpa takut terjebak dalam permainan asmara erotis ‘brutal’ masochism-sadistis si CEO perusahaan multinasional itu. Ana justru berfantasi ingin segera menikmati tawaran bergabung menjadi salah satu peneliti dan sekaligus Publict Relation (PR) perusahaan Grey Coorporation. Ketika Ana disodori perjanjian kerja yang mencantumkan pernyataan tidak boleh bercerita kepada siapa pun tentang hubungan erotik sex yang dilakukannya, Ana pun menandatangani.
Entah lantaran Ana terlalu polos ataukah ia ingin menikmati kehidupan hedon yang diperlihatkan Cristian Grey. Ia tak ambil pusing. Apalagi dalam pertimbangan Ana, Cristian seorang gay yang tak mungkin melakukan perbuatan sexual dengan dirinya. Selain royal menghadiahi laptop dan mobil mewah Ferari.
Seperti biasanya film berbau esek-esek, plot ceri tanya tentu tidak di buat ribet. Sutradara film sekelas tentu paham betul cerita mbulet tak akan mengeruk fulus berlimpah. Nah itulah sebabnya, film Fifty Shade of Gray tak dibuat ruwet jalan ceritanya.
Dibuka dengan adegan cerita di kampus Virginia yang tak lagi disibukkan ujian akhir. Para mahasiswa ditugaskan untuk mengambil matakuliah research melalui magang kerja dan melakukan wawancara untuk majalah campus di sebuah perusahaan.
Sebagai putri dari keluarga pas-pasan, Ana Stelle bingung mencari kolega yang mampu menolong mencarikan tempat magang kerja. Tetapi tak banyak menolong dirinya.Berbekal kepolosannya, Ana nekat nyamperin perusahaan multinasional. Dan cilakanya justru menyeretnya ke dalam pusaran hedonistis.
Sebuah film yang menggambarkan betapa gampang nya kehidupan hedon para pemilik kekuasaan nanrakus mendominir segala hal, termasuk dominasi perlakuan sex, menjebak mahasiswi berparas uayu nansintal tapi rapuh. Film yang diproduksi Universal Picture, sebenarnya menyebarkan pesan moral itu. Hanya saja terlalu vulgar. Pantas aja dilarang.
Andai saja cara penyajiannya tak seronok film yang banyak diincar distributor di berbagai negara, tak dapat disangkal akan meraup keuntungan vinansial. Buktinya, sequen berikutnya produser berkeinginan membuat membuat sesi lain yang tak kalah seronok dan menampilkan gambar buka-baan tanpa sensor: Fifty Shades of Darker. Silakan dilarang beredar, ntar’kan para pengemar film biru akan berlomba mencari di dunia maya. (eddy je soe)
No Comment