Celana Perempuan Panjang Cutoff Bolong Dhowak-Dhowak Ngetrend


Dilarang memakai celana robek keluarganya anak gadis ngambek (courtesy pic nicole)

Bukan lantaran kaum remaja laki-laki dan perempuan kagak punya celana yang pantas dan utuh tidak robek disana-sini yang dipakainya karena keluarganya jatuh miskin, tapi memang celana sobek lagi ngetrend. Entah apakah ada kaitannya serbuan virus covid-19 menjadi pandemic sejagad kemudian muncul mode celana dowak-dowak alias sobek di sekujur tubuh, entahlah. Kerna kagak mampu membeli baru, tidak jelas benar alasannya mengapa hal itu bias jadi mode hampir 2 tahun lalu hingga kini.

Bukan hanya rumah mode ngetop yang mempopulerkan celana sempal hingga melanda seluruh gerai pakaian jadi kelas ecek-ecek, tetapi para designer ngetop pun ketularan mengenakan pakaian itu. Jelas tidak mungkinlah designer papan atas seperti rumah mode Versace, Louis Vuitton dan Yves Saint Laurent atau Rumah Mode Chanel mulanya ogah terseret mengeluarkan mode cutoff alias bolong tak urung menggelontorkan celana dhowak-dhowak berbahan jean.

Celana dhowak-dhowak belubang menganga kini menjadi mode trendi kembali

Celana robek yang dipakai kaum perempuan, berbahan jean tentu, memperoleh penilaian khusus para pengamat fashion. Bukan hanya designer dijagad fashion dunia maya yang mengacuhkan mode celana roberk disekujur tubuh bagian kaki hingga paha, tetapi juga cuek terhadap gaya gila-gilaan tak jelas juntrungnya itu. Mereka beranggapan, mode cutoff jelas bukan sebagai bentuk gaya bebas atas prinsip pakaianku bukan mode buatanmu, tak masuk akal.

“Bagaimana mereka bias bilang begitu? Bukankah kalian memakai mode celana yang tidak pantas dan robek tersebut tercipta lantaran ulahmu. Robeknya celana bukan karena kalian bekerja keras dan kemudian menjadi pakaianmu robek, tapi memang kamu sengaja robek-robek, itu’kan tidak pantas dilihat. Bukan ciri design bawaan rumah mode, tapi konyol saja kalian memakainya dan bilang itu mode terbaru dari rumah mode dunia, prett,” kata salah satu designer kondang dari Prancis mengkomentari mode aneh yang kini kembali tergelincir kembali, “ndak ada hubungannya dengan pandemic covid19.”

Entah lantaran kenapa, model cutoff dhowak-dhowak yang kini jadi model masyur di musim pandemic itu dikait-kaitkan dengan kondisi menyedihkan ekonomi di seluruh negeri akibat virus. Padahal, tidak ada hubungannya samasekali antara model celana sobek dengan pandemic covid19. Bahwa celana robek kehadiran sebagai mode nyaris berbarengan dengan gempuran badai pandemic covid19 itu tercatat dalam sejarah fashion.

Siapa bilang memakai celana panjang nyempal ngerobek malah disukai

“Apakah kemudian orang yang telanjur suka memakai cutoff jean tidak mampu beli yang baru, ndak juga seperti itu. Buktinya justru mereka, membuat mode sendiri dan merobek-bolongin celana jean mereka sendiri,” kata Direvana Alinanov, jurnalis freelance mode AS berkomentar.

Menurut dia, mode yang lagi ngetrend saat ini’kan stay at home and lockdown tidak perlu keluar rumah kalua memang tidak sangat penting berada di luaran jalan-jalan ngumbar paha memakai jelana robek. Mendingan kalian makai celana Panjang komplit tidak perlu dirobek-robek, biar tidak kedinginan dan membawa masalah. Meskipun memakai atau tidak pakai celana saat di dalam rumah akibat diisolasi mandiri, toh lebih aman dibandingkan kelayapan ke mall yang lagi sepi dan banyak yang tutup.

“Daripada kelayapan ke mall tidak buka, mendingan berada di dalam rumah, mau makai celana sobek atau hanya makai celana dalam pun tidak masalah. Paling banter, bunting,” katanya menirukan remaja asal California yang nekat dating ke Moscow, Sabtu awal Agustus lalu. So jadi, enakan kelon di rumah? “так что лучше оставаться дома и никуда не ходить, просто займись сексом со своей девушкой”

Daripada keluar rumah membeli jean rombeng dengan harga di atas satu juta di mall, lebih baik ditabung beli nasi dan telur buat lauk. “Jean robek mirip kain rombeng mosok dibanderol dengan harga mahal. Gila aja yang beli.” Itulah sebabnya, bukan hanya lagi ngetrend celana robek sebatas paha atas yang memperlihatkan celana dalam, tidak banyak terjual di pusat bisnis mode di AS atau di Prancis. Selain waktunya tidak memungkinkan memamerkan paha tanpa penutup rapet di musim dingin, jelas tidak mungkin dipakai kalau tidak ngepasi musim semi. Mungkin di negara Asia model celana sobek rombeng laku dikunjungi dan dibeli anak muda yang lagi gandrung mode aneh-aneh, “Seperti ini’kan jadinya aneh dan menarik bagi anak muda. Terkecuali di negara bermusim dingin. Tidak bakal laku.” (Nicole dari Moscow | eddy je soe – Solo)

Previous Orbituari Linus Suryadi: "Jangan Kau Tangisi Dia Pariyem"
Next Artis Australia Bermain Panas dalam Film "After We Collided"

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *