Para ilmuwan di badan kesehatan dunia (WHO) judeg puol. Pasalnya lembaga nyang ngurusin awak sehat sejagat enthu sampai sakiki misih belum berhasil ngalahin jinglong –boso deso Prancis nyamuk. Sangking jengkelnya, salah satu peneliti WHO membuat exsperimen buat raket-nyamuk diolesin getih biar si jingklong enthu terjaring. Lha kok juga ndak mau lengket ke raket. Kejengkelan WHO pada jingklong enthu bukan tanpa alasan. Sebab nyamuk ndak tahunya pembawa virus Zika penyebar penyakit mematikan. Horog.
Hasil research serius peneliti WHO memastikan kalau virus yang nemplok nyamuk kalau nyruput getih ibu-ibu apalagi bumil (ibu sedang hamil) bayinya cacat lahir serius. Cilakanya, gejalan terinspeksi virus Zika tak disadari yang bersangkutan. Faktanya di Brazil, empat yang jelas-jelas terinspeksi tidak menyadari lantaran persendian badannya mung terasa sakit, ruam demam dan mripatnya memerah.
Pada tahun 2015 lalu diperkirakan lebih dari setengah juta penduduk Brazil terdeteksi ketularan virus Zika. Sangking tidak dianggap berbahaya, jumlah wong di negoronya Pele –pemain bal lawas top tenan– bertambah uakeh mendekati 2.5 juta penduduk. Piye jhal. Peningkatan jumlah wong Brazil yang disusupi virus Zika, ndilalahnya juga jumlah bayi yang lahir menderita microcephaly. Kondisi otak janin tidak tumbuh ke ukuran penuh sehingga menyebabkan bayi lahr kepalane abnormal: berukuran kecil. Serem’kan efeknya.
Keganjilan itu pada awalnya ndak digagas para peneliti WHO. Lantaran diberitakan habis-habisan media kedokteran, baru deh ketahuan kalau penyebabnya si virus Zika itu. Berita yang digeber The Wall Street Journal, menyebutkan antara 2010 dan 2014, di Brazil bayi lahir rata-rata 156 mengalami microcephaly setiap tahun. Tahun lalu, 2015 bahkan meningkat tajam menjadi 3000 bayi lahir dengan kondisi mengenaskan: ukuran otak kecil. Dugaan sementara, kemungkinan besar penyebabnya virus Zika.
Diduga tempat wisata dunia seperti Florida dan Hawai penduduk beresiko terpapar virus Zika. Jalarane nyamuk pembawa miss Zika enthu suka iber liburan ke Hawai atau pantai Florida. Pola migrasi sama seperti virus yang dibawa nyamuk lain seperti demam berdarah dan chikungunya. Jangan anggap enteng, virus Zika soalnya penderita microcephaly bisa berakibat fatal seperti keterbelakangan mental, lambat perkembangan, dan kejang.
Pejabat kesehatan Brazil mengatakan, seperti dikutib Kompas.com, ada hubungan antara Zika dan microcephaly, namun para ahli dari WHO dan lainnya yang berbicara kepada The Huffington Post belum mengonfirmasi.
Dr. Anna Durbin, seorang vaccinologist dan ahli dalam demam berdarah dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, memuji Brasil untuk penyelidikan kuat mereka ke masalah ini, tetapi bila mengikuti perspektif WHO, masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa virus Zika menyebabkan cacat lahir.
“Pendekatan yang tepat adalah dengan mengatakan Brasil telah memiliki peningkatan besar dalam microcephaly, namun belum diketahui penyebab pastinya dan kami khawatir tentang fakta bahwa Brasil juga sedang dilanda wabah Zika,” kata Durbin. “Tapi untuk mengatakan ada kaitan antara keduanya belum dikonfirmasi.”
Zika pertama kali ditemukan pada tahun 1947 dan telah menjadi wabah di berbagai negara di Afrika, Asia Tenggara, dan Kepulauan Pasifik. Selama tahun lalu, penyakit ini juga telah menyebar di beberapa bagian Amerika Tengah dan Selatan. Piye jhal? Kalau situ klayapan ke negara endemik Zika, jangan lupa tidur di dalam klambu and bawalah sarung.
Soalnya, tahun lalu Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, membenarkan ada warga yang terjangkit virus Zika. Seperti dikutib Tempo.co, Menkes bilang kalau warga yang terjangkit virus Zika itu berada di Jambi berasal dari suku Anak Dalam.
“Kebetulan. Jadi waktu itu melakukan penelitian untuk demam yang difokuskan dengue (demam berdarah). Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata ada virus Zika yang positif,” kata Nila saat dicegat awak media di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa, 30 Agustus 2016 (eddy je soetopo/berbagai sumber)
No Comment