Otak Albert Einstein Dicuri


Perjalanan panjang otak Einstein yang dicuri (courtesy the Sun)

Entah apa yang mengilhami Thomas Harvey, dokter yang melakukan otopsi menyembunyikan otak Albert Einstein setelah meninggal akibat aneurism fatal di Princeton, New Jersey. Barangkali Thomas ingin melakukan penelitian tentang struktur otak ahli teori kwantun terbesar abad 21. Thomas Harvey begitu terobsesi ingin mencari tahu perihal hubungan kejeniusan Einstein dengan genetika, meski sebenarnya Harvey tidak memiliki pengalaman neouropatologis.

Mesti telah berhasil nyolong otak Einstein dan dibawa di bawah bunker ruang kerja laboratorium milik Harvey, namun tak selembar paper ilmiah yang dipublikasikannya. Setelah ketahuan kalau Thomas Harvey terbukti menyimpan otak Einstein, ia dipecat dari Pricenton. Meski demikian, perjalanan panjang otak Einstein selama 35 tahun lebih, melanglang ke hamper seluruh lembaga penelitian di laboratorium Amerika Serikat.

Sosok mahafisikawan Albert Einstein pencetus teori relativitas (courtesy getty image)

Teka-teki penyebab kejeniusan Einstein hingga kini tak terungkap. Hingga kini potongan otak Einstein masih tersimpan rapat di Museum Museum Mütter di Philadelphia. Beberapa penelitian yang berusaha untuk mengungkap kematian Einstein hingga kini tak terungkap. Dugaan sementara hasil penelitian pada 2012, menyebutkan otak Einstein memang terdapat perbedaan locus di cuping depan yang berhubungan dengan ganglion memori perencanaan dibanding dengan otak manusia biasa. Itulah yang membuat Einstein begitu cemerlang.

Sayangnya meski Einstein telah berada di akhirat, toh teka-teki yang menjadi penyebab kenapa dia sangat jenius dibandingkan dengan manusia biasa, tak terkuak. Apalagi temuan yang memburu mengapa seseorang cendereung memiliki kecerdasan, sedangkan orang lain tidak hingga kini masih menyisakan misteri alam. Sejauh ini, tak satu pun dari berbagai penelitian mampu menguak misteri kehidupan dan kematian manusia.

Albert Einstein, lahir pada tanggal 14 Maret 1879, Ulm, Württemberg, Jerman – meninggal 18 April 1955, Princeton, New Jersey, AS.  Mahas guru fisikawan kelahiran Jerman yang berhasil mengembangkan teori relativitas memenangi Hadiah Nobel untuk bidang Fisika pada tahun 1921 dengan teori efek fotolistrik.

Dilahirkan dari keluarga Yahudi sekuler dari pasangan Hermann Einsten dengan Pauline Koch, bukanlah keluarga yang kaya raya. Ayahnya seorang salesman dan kemudian berhasil mengelola pabrik elektrokimia, lumayan terpandang di kota. Einstein  memiliki saudara perempuan Maria, dua tahun lebih muda dari usianya.

Pasangan jenius Einstein-Elsa (courtesy the Sun)

Sejak usia dua belas tahun, Einstein tak pernah diam dan suka usil menanyakan hal-hal remeh-temeh kepada siapapun tak terkecuali pada ayahnya. Apalagi ketika Einstein menanyakan pada ayahnya tentang mengapa jarum penunjuk arah pada kompas konstan menunjukkan ke arah utara-selatan. “Siapa yang menggerakkan jarum yang terdapat pada kompas? Mengapa ada kekuatan tak kasat mata dapat menggerakkan jarum.” Tentu pertanyaan nakal anak seusianya itu membuat ayahnya kalang kabut.

Apalagi setelah Einstein menemukan buku geometri lusuh di sebuah kapel, dan di lahap habis-habisan, membuatnya sadar tentang adanya kekuatan tak terlihat yang menciptakan segala hal, tetapi tak mungkin terjangkau. “Sebuah buku geometri sakral,” tulis dia dalam bukunya.

Einstein menjadi sangat religius pada usia 12, bahkan menyusun beberapa lagu untuk memuji Tuhan dan nyanyian dalam perjalanan ke sekolah. Ini mulai berubah, bagaimanapun, setelah dia membaca buku sains yang bertentangan dengan keyakinan agamanya.

Lantaran buku itulah ketika Einstein kemudian mendalami sekolah di LUitpold Gymnasium, menurutnya juga tidak akan menemukan jawaban otentik pertanyaan geometri yang dianggapnya sakral itu. Apalagi model gaya pendidikan Prusia yang melarang seorang murid bertanya hal-hal diluar mata ajaran sekolah. Tentu saja hal itu membuat Einstein jengkel.

Kematian mahafisikawan terbesar menghiasi media masa dunia (courtesy the Sun)

Untungnya ia n bertemu dengan seorang mahasiswa kedokteran muda Max Talmud dan kemudian berubah nama menjadi Max Talmey, yang sering berdiskusi di rumah Einstein. Talmud menjadi tutor informal, mengenalkan Einstein pada matematika dan filsafat yang lebih tinggi. Sebuah titik balik penting terjadi ketika Einstein berusia 16 tahun.

Talmud sebelumnya telah memperkenalkannya kepada seri anak-anak ilmu pengetahuan dengan Aaron Bernstein, Naturwissenschaftliche Volksbucher (1867-1868) Buku Populer di Ilmu Fisika. Buku itulah yang menjadikan otak Einstein mengembara ke dalam dunia science. “Seperti apa sesungguhnya pancaran sinar itu? Kalau itu bisa terlihat bisakah kamu berlari di sampingnya?”

Jika cahaya adalah gelombang, maka sinar harus tampak stasioner, seperti gelombang beku. Bahkan saat kecil sekalipun, ia tahu bahwa gelombang cahaya stasioner tidak pernah terlihat, jadi ada sebuah paradoks. Ia juga bertemu dengan banyak siswa yang menjadi teman setia, seperti Marcel Grossmann, seorang matematikawan, dan Besso yang sering berdiskusi sepanjang waktu. Selain itu, Einstein juga bertemu dengan calon isterinya Mileva Maric, seorang mahasiswi fisika dari Serbia. Sejak itulah ia merasakan tahun yang paling membahagiakan dalam hidupnya.

Saat-saat itulah Einstein merumuskan prinsip relativitas: “kecepatan cahaya konstan pada bingkai inersia apapun –frame yang terus bergerak.” Meski sebelumnya Einstein jatuh bangun menelusuri perjalanan hidupnya yang terjal. Dia tidak bisa menikah tanpa pekerjaan dan bisnis ayahnya bangkrut.

 

Previous Bisnis Peti Mati yang Tak Pernah Mati
Next Empat Capres Perempuan Rusia Tantang Presiden Putin

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *