Mengintib Dunia Industri Pencari Bintang Film Porno


Ajakan menjadi bintang hot tidak hanya melanda warga negri Indonesia, tetapi telah juga merambah negara maju memanfaatkan generasi milenial pelajar (courtesy public domain block Ist)

Kecenderungan anak muda melenial saat ini gandrung menjadi bintang film. Tujuannya jelas ingin melesat jadi selebritas dengan harapan cepat merengkuh kenikmatan materi dengan mudah. Angan yang dilambungkan seperti itu, tentu menjadi  salah satu godaan pebiznis untuk menjebak anak baru geblek (ABG) menawari mereka sebagai bintang film kelas esex-esex alias bintang porno. 

Iming-iming mengiurkan itu pulalah yang kini merebak di kota-kota pelajar di seluruh belahan bumi Jawa termasuk di ibukota negara yang saat ini sedang kebanjiran. Tawaran menjadi bintang film, apalagi tanpa mewajibkan wajah dan kemampuan beracting, tentu saja cepat menggoyahkan anak baru gede di beberapa tempat yang menjadi lokasi penelusuran tim indepth sarklewer.com

Ajakan menjadi bintang hot tidak hanya melanda warga negri Indonesia, tetapi telah lama merambah negara maju memanfaatkan generasi milenial pelajar (courtesy public domain Ist Kugda lubov)

Ajakan menjadi bintang film, tanpa wajib mempersoalkan wajah dan kemampuan beracting, tak jadi masalah tentu mudah ditangkap bagi mereka yang kepingin memperoleh fulus dengan fasilitas nyaman di apartemen. Setidaknya, menjadi bintang film dalam industri perfilman tak menutup kemungkinan mengekspresikan bakatmu sekaligus menyalurkan jadi bintang film dengan mudah. Apalagi dunia teknologi cyber semakin tak terbendung, penggunaan telepon gengam dilengkapi jaringan canggih nirkabel, akan menuntunmu menjadi bintang. Paling kurang bila terjadi transaksi, menjadi bintang film media social yang kini dilirik para pebiznis mengaet duit melalui jalan tak pantas itu

Tidaklah mengherankan bila industry social menjadi kata-kunci mentenarkan bagi remaja belia menyalurkan bakatnya menjadi selebritas media social di negeri ini. Bukan hanya di negara ‘dunia ketiga’ seperti Philipina, Bangkok dan di negeri ini, kaum remajanya mengebu-gebu ingin meraih ketenaran, tentu sekaligus memperoleh fulus, melalui jalan pintas dengan mudah menjadi bintang film tanpa harus melewati pendidikan acting sinematografi.

Hanya saja, bintang yang satu ini bukan mengandalkan kemampuan acting, tetapi cukup bermodal wajah cantik dengan tubuh semampai, semog nan sintal, bila eLoe ingin meraih mimpi tenar lewat karir menjadi bintang film porno. Jangankan eLoe yang ingin jadi bintang film dalam industri pornografi, dan dilarang di Indonesia, para selebritas papan tengah-ataspun ‘nyambi’ menekuni dunia syur ini. Berita-berita penangkapan dan penjebakan yang dilakukan aparat keamanan kepolisian, bukan satu-dua kali ditayangkan di media massa tersebar dinikmati warga masyarakat.

Awalnya sekedar menjadi gadis model untuk media nusantara buat pengiklan dalam pengambilan gambar dan film porno

Bukan pula sekali-dua para calo ‘pemburu’ mangsa mencari calon bintang film porno dengan kriteria-kriteria khusus di penjuru pojok kota-kota besar berkeliaran mencari nafkah. Bukan hanya di ibukota negara yang menjadi incaran, lantaran kaum muda milenial sebenarnya telah lama terpapar ingin cepat melejit menjadi bintang pilm, tetapi juga di kota pelajar lain di Jogya, Semarang, Solo dan Malang acap disatroni makelar pencari bintang.

Seperti dilansir Wiki How, kenyataannya mereka yang ingin memperoleh fulus secara cepat saji menjadi obsesi memperoleh kenikmatan sesaat lantaran memang kehidupan modern menginginkan demikian, bagi yang tidak kuat imannya. “Apa salahnya berpose sensual dihadapan camera, toh kami tidak menjajakan tubuh. Selain bisa memperoleh chuan –keuntungan (Bahasa hokian) – lebih cepat. Paling banter 3-5 kali sesi pengambilan gambar pulangnya dapat hanphone baru,” kata Virgien (bukan nama sebenarnya) di temui di Petak Singkian, Glodok minggu lalu.

Bukan hanya Virgien yang sering melorotkan pakaiannya ketika diambil gambarnya melalui camera video, tetapi juga rekan-rekannya ombyokan yang bareng sesie pemotretan dan pengambilan gambar seronok di suatu hotel berbintang di Puncak. Mereka bukan hanya datang sebagai ‘guest interpreteur’ saat awal ditawari menjadi bintang film vulgar, tetapi juga disodori perjanjian hitam-putih.

Bukan hanya memanfaatkan pelajar dan mahasiswa dalam operasinya mengaet calon bintang industri perfilman pornografi (courtesy public domain Ist)

“Ndaklah kalua kami memperlakukan adik-adik diperas sebagai piguran film esek-esek. Kami tetap menyertakan perjanjian bermaterai. Toh apa kami tidak memperlakukan mereka sebagai bintang esex-esex yang disebar. Ini’kan pose buat sebuah produk di luar negeri. Kagak mungkinlah ‘kami’ menjual anak muda dari negri ini untuk industry film pornografi,” ujar salah satu produser film ‘basah’ Marxivigorinov (bukan nama sebenarnya) ditemui di salah satu pub di Glodok.

Apalagi, ujar dia menambahkan, jenis tindakan menyebarluaskan pornografi menurut undang-undang jelas illegal di Indonesia. Meski jenis industri yang satu ini, katanya, dinilai paling basah dalam biznis mengiurkan bagi pemilik usaha. Jadi tidaklah mengherankan bila total penghasilan di dunia intertainment di seluruh jagad di taksir mencapai 1.370 triliun rupiah setiap tahunnya. Potensi keuntungan yang begitu besar itulah sebabnya banyak orang tertarik bekerja dalam industry pornografi. Lihat saja, dalam tayangan televisi dan pemberitaan, banyak selebritas menekuni dunia biznis industry pornografi.

Jangan dibilang dunia kehidupan seorang bintang film porno tidaklah seglamor dan sesantai yang terlihat dalam pemberitaan, namun jangan lupa bahwa mereka yang terlibat berhasil meraup penghasilan sangat tinggi seukuran bintang pendatang baru di dunia hiburan. Memang sih, ujar Viergien, dari luar terkesan bintang film dalam industry porno bisa dibilang sebagai karir sempurna terutama bagi pemeran film yang senang berpetualang dalam dunia esek-esek menantang.

Tidaklah mengherankan bila banyak Abg milenial tergiur melakoni sebagai bintang sensual dalam industri pornografi

“Bisa saja selain sebagai bintang film iklan dengan penampilan syur, adakalanya ditawari ngesex dengan tambahan honor yang tidak tercantum dalam perjanjian,” ujar dia, “meski memiliki rersiko yang keuntungannya melampaui besarnya upah kerja sebagai fotomodel.”

Media yang menyoroti industri biznis film porno, Wiki How, mengingatkan citra diri pada seseorang akan tetap melekat begitu film Anda telah direkam. Citra negative akan tersebar luas, dan Anda tidak akan bisa menghentikannya, meski telah berusaha berganti bidang karier. Tentu tuntutan produser, yang mengingnkan tubuh Anda dipamerkan dalam film itulah yang dikehendaki para pemasang iklan dengan catatan selama proses perekaman adegan pengambilan gambar. Apalagi usai pengambilan gambar syur, Anda ditawari hal-hal di luar kesepakatan untuk melakukan hubungan seks.

“Selama proses perekaman adegan, kurang lebih 4 jam lamanya, Anda tidak akan dapat menikmati kemesraan dan spontanitas yang mengasikkan dalam berhubungan seks,” tulis laporan dalam Wiki How, “apalagi mempertahankan hubungan asmara jangka Panjang sambal berkarier di bidang pornografi, hamper tidak mungkin, karena kecemburuan pasangan secara alamiah pasti akan muncul. Jadi berhati-hatilah terhadap tawaran.”

Tidaklah berlebihan bila, Anda pun diiming-imingi dengan matauang lain dalam bentuk kepememilikan saham (courtesy pic bitcoin)

Menurut artikel dalam Wik Hhow juga mengingatkan, bagi Anda yang berperan dalam industri film porno, setidaknya harus berumur 18 tahun agar dapat peran. Aturan tersebut berlaku dengan sangat ketat di dalam industri pornografi. Melakukan penyimpangan aturan, resikonya dapat dipenjara dan didenda hingga puluhan juga rupiah. “Di Amerika Serikat, meskipun Anda melakukan secara sukarela dan tanpa pasangan, Batasan umur harus berusia 18 tahun atau lebih dengan menunjukkan bukti diri berupa paspor atau kartu identitas yang masih berlaku.”

Mau tahu berapa upah yang Anda terima? Nilai rata-rata, menurut Wiki How upah bintang film porno heteroseksual, di kota Brooklyn, New York, AS sebesar Rp.6.850.000-Rp8.220.000 setiap kali pengambilan gambar. “Bintang film porno wanita rata-rata menerima upah Rp.685.000.000 per tahun tapi bias juga mencapai Rp.4.800.000.000.” (tim indepth/eddy je soe)

Previous Ingin Plesir ke Soviet Bawalah Sirup di Negri Es Batu Rusia
Next Rumah Mode Dunia Ketakutan Dilabrak Virus Corona

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *