Kedipan ‘Lampu’ Gen dalam Struktur Molekul DNA


Double Helix dalam struktur DNA manusia temuan James Watson dan Francis Crick

Temuan ilmuwan Australia menjadi pelengkap bentuk DNA (Deoxyribonucleic Acid) doble helix yang ditemkan ahli biologi James Watson dan fisikawan Ingris Francis Crick pada 1953 pantas menjadi catatan sejarah perkembangan biologi molekuler dunia. Struktur DNA Double Helix sebagai batu pijak dalam dunia kedokteran modern tentu akan terus merevolusi dunia ilmu pengetahuan.

Terutama fungsi DNA dalam penyaringan dan pengobatan penyakit, produk makan dan tentu bermanfaat bagi ilmu kedokteran forinsik, tak bisa dipandang sebelah mata karya ilmiah temuan lawas James Watson dan Francis Crick. “Struktur ini memiliki fitur-fitur baru yang sangat menarik,” tulis mereka dalam jurnal bergengsi dunia, Nature Chemistry.

Gambar temuan baru sel yang terdapat dalam struktur DNA manusia

Bisa jadi kedua ilmuwan kondang penemu DNA akan geleng-geleng kepala, lantaran harapan mereka agar struktur baru fitur-fitur ditemukan oleh generasi ilmuwan kekinian. Ternyata terwujud. Tentu temuan mencengangkan itu berkat perkembangan dukungan dunia tekologi di bidang rekayasa genetic dan penginderaan sel berukuran nano micron lewat mikroskop electron.

Hasilnya, para peneliti dari Australia, menemukan komponen lain dalam DNA, yang pertama kali, mereka sebut sebagai motif interkalasi (i-motif) yang terdapat dalam sel jaringan tubuh manusia. Bukan hanya struktur fitur nano cell yang terdapat di DNA, tetapi para peneliti Australia juga melihat tanda-tanda lain yang tidak lumrah berada di dalam rangkaian double helix DNA, yakni kedap-kedip nyala sel.

James Watson bersama Francis Crick menemukan struktur dasar DNA yang menjadi dasar ilmu pengetahuan biologi molekular (courtesy reuter)

Bisa jadi kedap-kedip nyala yang terdapat dalam nano cell di struktur DNA double helix memiliki kode tersendiri bagi organ jaringan molekuler sel lain, belum terungkap. Para peneliti Australia juga menandai bentuk stuktur sel berupa ‘simpul bengkok’. Menurut ahli genomisis Marcel Dinger seperti dikutib Stephen Johnson dalam bigthink.com (23/4/2018), penampakan fitur temuan para ahli molecular genetic digambarkan sebagai ‘simpul’ DNA beruntai empat.

“The i-motif is a four-stranded ‘knot’ of DNA,” said genomicist Marcel Dinger, who co-led the research. “In the knot structure, C [cytosine] letters on the same strand of DNA bind to each other—so this is very different from a double helix, where ‘letters’ on opposite strands recognize each other, and where Cs bind to Gs [guanines].”

Menurut Marcel Dinger, sayangnya untuk mengidentifikasi secara in vitro sel i-motive belum pernah dilakukan pada sel hidup, sehingga para peneliti mengembangkan fragmen antibody yang dinamai “i-Mabs” yang dapat mengenali dan mengikat motif di dalam sel.

Ahli fisika Francis Crick bersama James Watson memperoleh pengakuan internasional atas penemuan DNA (courtesy newyork times)

“Yang paling menggembirakan kami adalah kami bisa melihat bintik-bintik hijau — motif-motif — muncul dan menghilang seiring waktu, jadi kami tahu bahwa mereka membentuk, melarutkan dan membentuk lagi,” kata Dr. Mahdi Zeraati, penulis utama dalam Nature Chemistry.

Sifat sementara motif-i, bersama dengan fakta bahwa mereka diamati di dekat area sel yang mengontrol apakah gen diaktifkan, memberikan petunjuk tentang fungsi mereka.

“Kami pikir datang dan pergi dari motif-motif adalah petunjuk untuk apa yang mereka lakukan,” kata Zeraati. “Sepertinya mereka ada di sana untuk membantu mengaktifkan atau menonaktifkan gen, dan untuk mempengaruhi apakah sebuah gen aktif dibaca atau tidak.”

Researcher stuktur molekular DNA dalam pernyataan di bigthink.com

Dinger menyatakan ide serupa dengan Australian Financial Review. “Ini mungkin berfungsi sebagai tombol volume dalam genom yang mengatur aktivitas gen dan dapat berdampak pada jumlah gen yang diekspresikan dalam sel.”

Zeraati mengatakan penting bagi penelitian masa depan untuk mengungkap lebih banyak tentang fungsi dari motif-i dan struktur DNA lainnya.

“Konformasi DNA alternatif ini mungkin penting bagi protein di dalam sel untuk mengenali urutan DNA mereka dan menjalankan fungsi pengaturannya,” katanya kepada Science Alert.

“Oleh karena itu, pembentukan struktur ini mungkin sangat penting agar sel berfungsi normal. Ataukah melakukan penyimpangan di dalam struktur sel dengan konsekwensi patologis” (eddy j soetopo/nicole sacarovic dari Jerman)

Previous Solo Eco Cultural City Akan Tercapai?
Next Judit Polgar GM Catur Wanita Memiliki IQ 170

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *