Biar Nyaman Sisirlah Rambutmu dengan sisir Tanduk Banteng


Bahan baku pembuat sisir biar bakoh dan tidak mudah patah memakai tanduk banteng

Sewaktu negri tetangga, di Manila dan Vietnam masih belum maju sepesat seperti saat ini, warga masyarakat kelimpungan ketika ingin menyisir rambut mereka yang tumbuh lebat. Apalagi, saat itu plastic sebagai pilar kemajuan industrialisasi di pertengahan tahun 1848-an, belum didirikan untuk membuat sisir dari bahan pembuat sisir. Usai perang dunia dan pendudukan tantara AS ke Vietnam dan bercokol di Philipina, terbersit pembuatan cicir dari bahan dasar yang ada, yakni kayu dan tanduk yang banyak bertebaran di dua negara itu. Menurut penelusuran sejarah munculnya industrialisasi, setelah alat pembuatan peratan senjata, kaum industrialis kepikiran membuat ‘senjata’ lain yakni sisir.

Memang tidak mudah ketika pertamakali industri sisir didirikan, lantaran harus memilih bahan baku yang akan dipakai digunakan model pencetak bentuk sisir nantinya. Selain belum ada mesin yang dapat dipakai sebagai pola pembentuk sisir, juga tidak banyak tenaga ahlinya. Apalagi bila harus mengolah kayu atau tanduk kerbau sebagai bahan baku menjadi bentuk yang akan dipakai dan bisa dijual. Setidaknya baru lima tahun kemudian, mesin pencetak manual dapat digunakan. Meski seadanya, dan masih memakai tenaga manusia, yang dilibatkan, produksi sisir dari kedua bahan tersebut dapat berjalan.

Proses tanduk dibakar dan dipotong agar mudah dibentuk

Nah berbicara industri pembuat sisir berbahan baku tanduk, seperti dilansir media Monjo, sejak awal berdiri industry perumahan bekas bengkel perakitan senjata api, tampaknya cukup membuktikan dapat menyerap tenaga kerja warga masyarakat setempat. Para tenaga kerja perumahan, selain dibayar dengan gaji, juga diwajibkan mencari tanduk kerbau yang akan dijadikan sebagai bahan dasar membuat sisir. Tidak mudah memang, toh warga masyarakat tampaknya juga menyukai peluang bekerja di perusahaan rintisan pembuat sisir. Bukan hanya kaum lelaki yang dipekerjakan di perusahaan bekas ‘bengkel’ pembuat senjata laras Panjang, tetapi juga emak-emak dilatih mengoperasikan pelbagai peralatan sederhana, mengamplas, mengerinda, membuat ukuran dan jenis pekerjaan lainnya. Memang proses pembuatan sisir dari bahan baku tanduk, tidaklah mudah dan memerlukan kesabaran dan keuletan agar bahan baku tanduk kerbau atau banteng dapat dioleh menjadi pola sisir rambut yang sesuai

Menurut salah satu pekerja yang sempat dibuat film documenter hitam-putih, mengaku senang dapat bayaran dan bisa makan setelah desanya waktu itu berkobar perang Vietnam antar duanegara, tahun silam. Di desa Ban Napia di Provinsi Xieng Khouang, Laos, Chienswuicay, misalnya mengaku gembira bisa direcruit kerja sebagai warga yang keluarga besarnya menjadi korban perang. Bukan hanya dia yang memperoleh kesempatan kerja di tempat lain, di kota lainnya di Ho Chi Minh, Vietnam sebagai pemandu wisata mengaku agak grogi juga berhadapan dengan peralatan bengkel bekas mesin pembuat senjata api.

“Meski saya dan keluarga saya tidak mengalami, perang di terowongan Cu Chi, tetpi industri pembuat sisir yang dulunya bengkel pembuat senjata, membikin ngeri,” katanya, dihubungi contributor sarklewer.com Nicole dari Moscow. “Jadi memang dulunya buat pabrik senjata, terus sekarang jadi dibuat pabrik sisir.”

Para pekerja juga melibatkan kaum perempuan lebih teliti dan cermat

Dari film documenter pembuatan sisir dari tanduk, yang dilansir melalui youtube, bisa jadi persiapan berdirinya bengkel pabrik senjata, jauh sebelum terjadi pertempuran di beberapa tempat di Vietnam. Tahap pertama pembuatan sisir, setelah bahan tanduk kerbau dikumpulkan dari berbagai kota, dipotong-potong dan dibelah. Setelah bahean tanduk yang terbelah, kemudian dibakar agar dapat dibentuk sesuai pola yang diinginkan. “Proses pembakaran, dan dijadikan lembaran kemudian dibentuk sesuai dengan pola. Baru kemudian di gerenda dan diamplas agar halus. Memang agak rumit, tapi menyenangkan. Karmelibatkanena kerja dibayar. Kalau dulu kakek-nenek kami kerja ngangkut bahan makan ransom tantara pejuang di hutan, ndak dibayar,” katanya

Rupanya pembuatan kerajinan pembuat sisir dari tanduk kerbau, hingga saat ini justru mulai ditinggalkan. Pasalnya sisir dari bahan baku plastik merajai di hampir semua toko perhiasan di mall kota besar. Selain dinilai lebih praktis dan dapat diproduksi lebih banyak sesuai kebutuhan pasar. Hanya saja, sisir berbahan baku plastik tidak tahan lama dan cepat patah gigi-girinya. Meski demikian, di beberapa tempat wisata model sisir yang terbuat dari tanduk, bukan berbahan baku plastik, juga masih ada yang menjual. Hanya saja tidak banyak sisir asli terbuat dari tanduk. “Kalau sekedar warna dibuat menyerupai bahan tanduk juga ada. Cuma, itu tadi mudah patah gigi sisirnya, itu kan namanya meniru. Atau palsu. Karena cara membuat sisir dari tanduk memakan waktu lama. Berbeda dengan sisir bahan plastik dengan macam-macam model. Jadi kalau Anda ingin membeli sisir asli terbuat dari tanduk, datangklah ke Vietnam. Atau mungkin juga di desamu juga ada yang membikin sisir dari tanduk kebo atau banteng.” (Thomas/eddy je soe)

Sisir asli terbuat dari bahan tanduk kerbau/sapi lebih kuat dan tidak mudah patah
Previous Si Lambe Ndower Mick Jagger Band Cadas Favorid Presiden Jokowi
Next Kreatifitas Pematung Lempung dari China Pantas Ditiru

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *