Anna Karenina, Pengkhianatan Cinta dan Perang dalam Film


Scuen penggambaran dalam film Anna Karenina yang diperankan Keira Knightley

Inilah novel dahsyat yang diterbitkan lebih dari seabad lalu karya sastrawan sekaligus cendekiawan Rusia, Leo Tolstoy. Suatu cerita yang membedah kepahitan hidup mengenaskan sebuah keluarga di jaman perang dunia II di sebuah desa yang dilanda banjir darah bercampur mesiu dibalut kisah percintaan dan pengkhianatan

Ditulis selama kurun waktu 1873-1877 dimasa perang bubat, yang tak jelas kapan akan berakhir, Tolstoy menorehkan kegetiran perjuangan keluarga dengan setting mengharu-biru nurani pembaca surat kabar yang dicetak terbatas kala itu. Bahkan dalam terjemahan ke dalam bahasa Ingris, setelah perang usai, buku Tolstoy asli Anna Karenna (Анна Каренина) menjadi pergunjingan penyebutan.

Film lawas tapi peran Keira Knightley cukum penawan, meski tak mengaduk-aduk sexualitas vulgar

Wong Londo, lebih senang mengucapkan Anna Karenin dibandingkan harus melafalkan aksen asli Anna Karenina versi Rusia. Lantaran itulah sastrawan Vladimir Nakabokov tak kalah sengit mempertahankan sebutan asli berbau Rusia, “In Russian, a surname ending in a consonant acquires a final ‘a’ (except for the cases of such names that cannot be declined and except adjectives like Oblonskaya) whe designation a woman; buat only when the reference is to a female stage performer should English feminize a Russian surname.”

Apapun sebutan karya Tolstoy tak lekang dilindas zaman sejak perang bubat menyeruduk kehidupan nyata habis-habisan dan menewaskan ribuan orang tak berdosa sekaligus memiskinkan petani melarat di desa yang ia tinggali bersama kerabatnya. Dalam hal cara memaparkan melalui kejernihan nurani Tolstoy tak hanya melihat dan menuangkan dengan satir kelakuan orang-perorang, tetapi ia ngudhal-udhal –membeberkan– perangai penguasa negara yang tak peduli terhadap kehidupan rakyatnya sedang menderita sengsara.

Dibintangi Keira Knightley plot film Anna Karenina mengundang kontroversi dalam debat di media massa Rusia, Ingris dan Amerika

Belum pernah terjadi, seorang sastrawan dengan berani menentang arogansi kekuatan pemerintahan diktator di negeri komunis, kecuali Tolstoy. Ketegarannya ketika ia harus menghadapi penguasa negara dan nekat tetap pada pendiriannya untuk menekuni dunia tulis-menulis dengan sangat kritis menjadikan namanya diabadikan dalam catatan sejarah di negeri Soviet hingga saat ini.

Sebuah novel yang rumit dalam delapan bagian, lebih dari 800 halaman –biasanya terbagi dalam dua jilid tergantung penterjemahnya– cerita tragis Anna Karenina menyentuh tema-tema pengkhianatan, iman, keluarga, perkawinan, masyarakat di zaman kekaisaran Rusia, membeberkan keinginan kebebasan, dan kehidupan di desa versus kota. Sebuah karya yang kompleks dengan lebih dari selusin karakter utama, awalnya dirilis dalam angsuran waktu berserial dari 1873 ke 1877 di majalah The Russian Messenger.

Dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari fiksi realis, Tolstoy menyebut Anna Karenina sebagai novel pertamanya, selain karya yang lain, War and Peace, ia menyebut karyanya sebagai lebih dari sekadar novel. Bisa jadi Tolstoy memotret kehidupan nyata di seputar kehidupan pedesaan yang remuk-redam dilanda badai yang tak kalah menyatat peperangan tak henti.

Menterjemahkan buku novel berkelas dunia ke dalam film bukan perkara mudah

Bahkan tokoh kontemporer, selain pengarang besar Rusia, Fyodor Dostoyevsky, menyatakannya, “Karya-karya Tolstoy tanpa cela sebagai karya seni.” Sebuah opini yang kemudian disebarkan oleh Vladimir Nabokov, membuat gempar seluruh daratan Rusia waktu itu. Bahkan penulis Amerika dan pemenang Hadiah Nobel William Faulkner, juga menggambarkannya sebagai “Novel terbaik yang pernah ditulis di dunia oleh orang Rusia.”

Gambaran plot demi plot dalam novel yang diadaptasikan ke layar lebar, meski tak semanis rangkaian versi cetak buku Tolstoy, toh karya cinemias gabungan Amerika dan Ingris, tidaklah sia-sia bercerita lewat gambar sorot film saat berusaha menterjemahkan novel Tolstoy, Anna Karenina. Meski tak seampuh gambaran dalam novel, film Anna Karenina yang dibintangi Keira Knightley pantas dipuji sebagai karya sineas mumpuni dan pantas memperoleh penghargaan bergengsi itu. (Nicole dari Jerman/Eddy Je Soe-Solo)

Previous Mobil Caravan Wisata Mulai Digemari di Indonesia
Next Gara-Gara Novel, Tohari Nyaris Dipenjara Tentara Rezim Orba

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *