Keterusan Megal-Megol Usai Pandemi Virus Berakhir


Kegembiraan melepas penat menjadi kegemaran baru erotic dance (courtesy Ist)

Hampir 2 tahun, selama pandemi virus mencekam melanda di seluruh kota dunia itu, tampaknya membawa dampak lucu-lucuan juga. Selama menjalani “pengasingan” di dalam rumah ternyata efek yang ditimbulkannya, tentu bukan kesedihan mendalam, tetapi malah asyik mencari sesuatu hal baru sebagai pelepas kepenatan. Tidaklah mengherankan bila, gaya hidup yang tadinya, berhura-hura di luar rumah dan tempat keramaian, tanpa ketakutan tertular wabah, ternyata justru memantik kreativitas ketika dikurung di rumah. Istilah work from home, bukannya dibuat kerja beneran, menganti kerja kantoran, toh dimanfaatkan para kreativator.

Lihat saja, daya imajinasi mama muda ganjen (M2G) dan Anak Baru Bongsor (ABB), saat berada di rumah, bukannya duduk manis dan mendengarkan berita atawa melihat siaran televisi yang menghebohkan di luaran, malah justru menghasilkan aktivitas nyeleneh. Acap juga membuat ketawa para warga masyarakat umum, yang kebetulan melihat ulah lucu mereka. Selama masa pandemi itulah, menurut pengamatan tim pemantau efek ‘terkurung’ di rumah akibat “larangan” menyebar dan menularkan virus covid, kreator seni dadakan, yang dimotori emak-emak muda dan ABB- tercipta karya-karya asyik.

Kegemaran dance tak hanya meabah di negri yang terbebas virus, di negrara terbelakang pun jadi kebiasaan

“Kami melihat dan mengamati, dengan rasa was-was tertular virus, para ABB di beberapa kelompok aktivis seni di tiga kota, Jogya, Solo dan Jakarta, menarik disimak dan dikembangkan, setelah pandemi virus usai. Lihat saja karya inovatif untuk menemukan obat antivirus covid, misalnya sebenarnya sekumpulan peneliti ahli di negri kita pun juga telah orang orang luar negeri. Buktinya, beberapa, hasil eksplorasi kegiatan ilmiah telah dicuatkan dan menjadi perdebatan para pejabat berwenang,” kata seorang peneliti yang tidak mau menyebutkan identitas diri dan lembaganya, kala itu.

Meskipun penemuan penolak virus ketika menerobos ke dalam sistem pertahanan tubuh kita, toh temuan yang telah mereka anggap berhasil secara uji laborat, tetap saja dianggap tidak diperbolehkan digunakan sebagai obat resmi penangkal virus. Rasanya kita bisa mengerti. Hal itupun juga terjadi, menurut siaran pers sekumpulan ahli bergelar doktor dan gurubesar berbagai universitas di luar negeri, sebelum wabah virus melanda, telah diingatkan. Sebenarnya virus jenis covid tersbut bisa dicegah sebelum menjalar peredarannya. Bahkan mereka beranggapan, bahwa penciptaan obat antivirus yang diduga mengandung unsur konsepiratif antara pabrik obat dengan badan dunia untuk kesehatan -WHO (world health organization).

Bila Anda menjumpai anak muda yang sedang mengalami depresi akut, ajaklah megal-megol (courtesy pic Ist)

Tak pelak 15 ahli dari berbagai bidang disiplin keilmuan dan guru-besar yang mengundang media untuk mengumumkan temuan mereka di London, waktu itu, ujar Rumanov sohib kontributor sarklewer dot com di Rusia, salah satu mahasiswi Patric Lumumba yang berlibur, menjelaskan. Sebenarnya, temuan para ahli dan juga aktivis dan ilmuwan muda, entah di luar negeri atau di negri ini, seharusnya berani melawan. Tapi toh, kenyataannya, justru dikecam oleh WHO. Padahal temuan yang dilontarkan para ilmuwan bisa dipertanggungjawabkan secara scientifik.

“Barangkali temuan obat penangkal virus agar tidak bisa menerobos ke dalam sel-sel jaringan sistem pertahanan tubuh, bisa dikendalikan. Kami sebenarnya ingin menindaklanjuti di Indonesia. Tapi daripada menghabiskan duit, dan juga belum tentu didengar para pejabat berwenang, kami tangguhkan. Terus terang kami concern terhadap karya ilmiah kreatif. Jangan belum-belum udah distop, harus mengikuti aturan ini-itu. “Kami sebenarnya ingin menindaklanjuti temuan para ahli yang menemukan formula penangkal virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, temuan sientis luar negeri yang dimusuhi WHO kala itu,” ujar salah satu ketua tim peneliti virus, yang tidak mau disebutkan nama dan lembaga universitasnya. “Daripada ribut melulu soal dunia iptek-ilmiah dunia virus, lebih baik memperhatikan gaya emak-emak muda dan Abg megal-megol stres.”

Mode berajojing tak hanya eilakukan di negri terbelakang, tapi di negara maju pun tetap digemari

Agak menarik celetukan “kejengkelan” beberapa kelompok aktivis yang frustasi dalam menyikapi kebijakan pemerintah, dalam hal penelitian individual mandiri di dunia kefarmasian di negri ini. Terutama bila menyangkut hasil penelitian yang telah diucjicobakan lewat pelbagai eksperimen di laboratorium tercanggih sekalipun, bila belum mendapat izin dan dinyatakan aman. fenomena di negri sendiri, tak bisa diujicobakan sebagai temuan penelitian. Ujung-ujungnya, hasil penelitian terutama karya peneliti muda mandiri soal obat dan farmasi, akan dicaplok lembaga lain yang memiliki modal mengembangkan produk dan akan dijual. Kondisi seperti itulah, yang membikin frustasi, para peneliti muda yang telah bersusah payah membiayai penelitian-penelitian ilmiah, namun tak digubris negara. Untungnya, sekarang ada lembaga riset yang telah disatukan dalam satu departemen bernama baru BRIN alias Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Bisa jadi kejengkelan dan ketidakmampuan mendobrak aturan kemauan melakukan kerja-kerja invatif mandiri itulah, yang menjadi salah satu sebab generasi muda frustasi itu melampiaskan kejengkelannya berlenggang-lenggok sendiri. Gejala megal-megol sebagai bentuk ekspresi kejengkelan dan ketidakmampuan mendobrak batas keterbatasan aturan ketat itulah, bisa jadi menarik disambangi. Tidak perlu diteli dengan seksama, mengapa para emak-emak muda ganjhen hingga kini masih senang megal-megol melampiaskan kejengkelannya. “Fenomena itu bukan hanya kemarin hari terjadi, tetapi juga hingga kini tetap dirayakan, berajonjing –istilah lawas– megal-megol dan direkam sendiri dan disebarluaskan melalui media sosial. Apakah gagra akibat kampanye pemilu ataukah lantaran kecemasan berhadapan dengan masadepan negrimu,” ujar peneliti IMSS (Institute for Media and Social Studies) Eddy Je Soe. “Embuhlah. Biarin saja ndak salah megal-megol’o terus. Mumpung belum dilarang.”

Previous Efek Terpapar Radiasi Nuklir Bagi Tubuh Anda
Next Autfit Kotak-kotak Sarung Buat Lebaran

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *