Dampak Serius Radiasi Nuklir di Fukhushima, 11 Tahun, Landa Dunia


Reaktor nuklir pembangkit listrik di Fukushima, Jepang

Jangan anggap enteng dampak yang akan ditimbulkan akibat bocornya reactor nuklir di pusat pembangkit listrik Fukushima, Jepang 11 tahun lalu. Dunia bakal dilanda masalah kritis, bila tidak disadari para pengambil keputusan terkait dengan energi nuklir sebagai pembangkit listrik. Pasalnya setelah kebocoran atomic pembangkit nuklir di Fukhima itu, bahanya rembetan radiasi yang ditimbulkan dengan operasi diam-diam pemerintah jepang mengalirkan ke laut partikel atomic yang berbahaya itu.

Meskipun tidak secara langsung, dirasakan akibat ledakan bom nuklir di Jepang dan Chernobil di Rusia, toh para ahli lingkungan mewanti-wanti bakal terjadi hampir sepanjang pantai dan laut dalam di seluruh jagat telah terkena radiasi nuklir. Akibatnya, bisa dibayangkan kerusakan dan kecacatan tubuh lambat-laun bakal menerjang warga masyarakat yang gemar memakan ikan laut. Meski pun, hingga kini belum dapat dibuktikan, ikan yang hidup di laut dalam dekat pabrik Fhukushima, Jepang terpapar radiasi komponen nuklir.

Pembangunan reaktor nuklir sebagai energi pembangkit listrik di jepang sebelum terjadi kebocoran di Fukhusima

Michel Chossudovsky, peneliti radiasi akibat bencana nuklir bahkan menyebut kejadian di Jepang tersebut dapat digambarkan sebagai “perang nuklir tanpa perang” seperti yang dilatahkan ucapan novelis terkenal Haruki Murakami di Jepang. “Kali ini tidak ada yang menjatuhkan bom pada negri kami… namun ada kejahatan lain yang diatur oleh bangsa kami sendiri, yakni menghancurkan tanah kami dan menghancurkan kehidupan kami sendiri,” ujarnya dalam novel terlaris di Jepan yang ditulis Haruki Murakami.

Cilakanya, radiasi nukilir –yang mengancam kehidupan di planet bumi—bukanlah berita utama di media massa Jepang, melainkan lebih senang isu-isu yang paling tidak penting yang menjadi perhatian public, termasuk TKP di tingkat local atau Laporan gossip murahan di tabloid mengenai selebriti Hollywood dan photo bergambar sex di hampir setiap hari dapat dibaca dan dilihat.

Para mahasiswa dan aktivis menolak penggunaan rekaktor nuklir dibangun kembali di Jepang

Meskipun dampak jangka panjang dari bencana nuklir Fukushima Daiichi belum sepenuhnya diketahui, namun dampaknya jauh lebih serius dibandingkan dengan bencana Chernobyl tahun 1986 di Ukraina. Hampir satu juta kematian [baca kesimpulan buku terbaru Kematian Chernobyl, membawa korban jiwa, 985.000. Sebagian besar kematian tersebut diakibatkan oleh kanker mematikan lantaran terkena radiasi nuklir.

Kematian mengenaskan tersebut, mengakibatkan hampir satu juta orang akibat terpapar radiasi nuklir.  Kematian Chernobyl korban jiwa: 985.000, Global Research, 10 September 2010.  Kematian tersebesar diakibatkan kanker mematikan terpapar radiasi nuklir. Baca buku Matthew Penney dan Mark Selden The Severity of the Fukushima Daiichi Nuclear Disaster: “Comparing Chernobyl and Fukushima, Global Research, 25 Mei 2011

Selain itu, meskipun semua mata tertuju pada pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, liputan berita baik di Jepang maupun internasional gagal untuk sepenuhnya mengakui dampak bencana kedua di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daini milik TEPCO (Tokyo Electric Power Co Inc). Menurut pengamat lingkungan di Jepang yang propemerintah, mengatakan telah terjadi konsensus politik lemah antara Jepang, Amerika Serikat dan Eropa Barat mengenai krisis di Fukushima telah dapat diatasi.

Pembuangan limbah radioaktif di laut lepas, diperkirakan telah mencemari satwa laut, tidak hanya di Jepang, tetapi di negara lain

Padahal bukan persoalan dapat diatasi, tetapi sampai sejauh mana consensus politik tersebut dapat menepis dampak ekologis paparan radiasi radium maupun plutonium sebagai pembangkit elemen tenaga nuklir itu diselesaikan tanpa membawa korban manusia. Namun kenyataannya justru sebaliknya. Fukushima 3 membocorkan plutonium dalam jumlah yang belum dikonfirmasi. Menurut Dr.Helen Caldicott, “Seperjuta gram plutonium jika terhirup dapat menyebabkan kanker”.

Sebuah jajak pendapat pada bulan Mei 2011 mengkonfirmasi bahwa lebih dari 80 persen penduduk Jepang tidak mempercayai informasi pemerintah mengenai krisis nuklir. (dikutip dalam Sherwood Ross, Fukushima: Japan’s Second Nuclear Disaster, Global Research, 10 November 2011).

Kekawatiran generasi muda terhadap dampak pembuangan radioaktif ke laut lepas, sangat berbahaya bagi orang lain

Dampaknya di Jepang

Pemerintah Jepang diwajibkan untuk mengakui bahwa “tingkat keparahan krisis nuklirnya … setara dengan bencana Chernobyl tahun 1986”. Ironisnya, pengakuan diam-diam dari pihak berwenang Jepang ini terbukti merupakan bagian dari upaya menutupi bencana yang jauh lebih besar, yang mengakibatkan terjadinya proses radiasi dan kontaminasi nuklir global: “Meskipun Chernobyl merupakan bencana besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, bencana ini hanya terjadi pada satu reaktor dan meleleh dengan cepat. Setelah dingin, sarkofagus tersebut dapat ditutup dengan sarkofagus beton yang dibangun oleh 100.000 pekerja.

Terdapat 4.400 ton bahan bakar nuklir di Fukushima, yang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah total sumber radiasi di Chernobyl.” (Tingkat Radiasi Sangat Tinggi di Jepang: Peneliti Universitas Menantang Data Resmi, Penelitian Global, 11 April 2011). Padahal, pembuangan air yang mengandung radioaktif tinggi ke Samudera Pasifik berpotensi menjadi pemicu proses kontaminasi radioaktif global. Temuan mengejutkan, unsur radioaktif tidak hanya terdeteksi dalam rantai makanan di Jepang, air hujan radioaktif, juga tercatat di California.

Tak lebih dari seminggu robot pengawas yang digunakan sebagai pengawas reaktor akhirnya meleleh hancur terdampak radiasi

“Unsur radioaktif berbahaya yang dilepaskan di laut dan udara di sekitar Fukushima terakumulasi di setiap tahapan rantai makanan. Misalnya, pada alga, krustasea, ikan kecil, ikan besar, lalu manusia; atau tanah, rumput, daging sapi, dan susu, lalu manusia. Memasuki tubuh, unsur-unsur ini – yang disebut pemancar internal – bermigrasi ke organ tertentu seperti tiroid, hati, tulang, dan otak, terus menerus menyinari sejumlah kecil sel dengan radiasi alfa, beta dan/atau gamma dosis tinggi, dan selama bertahun-tahun. sering menyebabkan kanker”. (Helen Caldicott, Fukushima: Para Pembela Nuklir Bermain Tembak Pembawa Pesan tentang Radiasi, The Age, 26 April 2011)

Kontaminasi Seluruh Dunia

Pembuangan air yang mengandung radioaktif tinggi ke Samudera Pasifik berpotensi menjadi pemicu proses kontaminasi radioaktif global. Unsur radioaktif tidak hanya terdeteksi dalam rantai makanan di Jepang, air hujan radioaktif juga tercatat di California:

“Unsur radioaktif berbahaya yang dilepaskan di laut dan udara di sekitar Fukushima terakumulasi di setiap tahapan rantai makanan (misalnya, pada alga, krustasea, ikan kecil, ikan besar, lalu manusia; atau tanah, rumput, daging sapi, dan susu, lalu manusia). Memasuki tubuh, unsur-unsur ini – yang disebut pemancar internal – bermigrasi ke organ tertentu seperti tiroid, hati, tulang, dan otak, terus menerus menyinari sejumlah kecil sel dengan radiasi alfa, beta dan/atau gamma dosis tinggi, dan selama bertahun-tahun. sering menyebabkan kanker”. (Helen Caldicott, Fukushima: Para Pembela Nuklir Bermain Tembak Pembawa Pesan tentang Radiasi, The Age, 26 April 2011)

Ledakan reaktor nuklir Chernobile, Disaster, di Ukreina, mengakibatkan lebih dari 950 nyawa meninggal dunia

Lantas Apakah dengan demikian, di negri ini pemerintah juga akan membangun reactor pembangkit tenaga nuklir untuk menghidupkan listrik? Entahlah, mbuh (eddy j soetopo / nicole sacarovic / berbagai sumber 2024)

Previous Pose Bintang Tenar "Semlohay" Maryline Monroe bikin Greng
Next Efek Terpapar Radiasi Nuklir Bagi Tubuh Anda

No Comment

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *