Bagi mata yang tidak terlatih, tempat ini mungkin terlihat seperti sekumpulan markas gelandangan tunawisma yang berkumpul cari perkara; tapi jangan curiga berlebih, bagi kelian yang memahami gaya hidup pemuja festival, tentu asyiek bercampur-baur di Woodstock. Mereka itu sejatinya bukan ABG (anak baru gebleg), urakan dan suka bikin keributan, tetapi orang-orang pencinta perdamaian.
Cilakanya, Anda yang terlahir di atas tahun 80-90-an tentu tidak mengerti dan melebelkan pencinta gerombolan pemuja musik damai yang menyaksikan festival Woodstock, pertama kali diadakan dan bikin gempar lantaran ditonton 500 ribu muda-mudi generasi bunga. Yach merekalah pantas disebut sebagai generasi bunga yang sedang mekar-mekarnya menentang pemerintahan AS berperang dengan Vietnam.
Bagaimana mungkin ribuan anak-anak muda, bisa berkumpul selama 3 hari di hamparan rumput bercampur dengan sapi dan berbecek-becek bila hujan di menghujam seminggu sebelum festival diadakan di peternakan sapi perah milik Max Yasqur di kota Bethel, New York. Mana mungkin peristiwa yang membuat hiruk-pikuk menggemparkan kepala pemerintah dan presiden AS jengkel atas protes menentang rencana memerangi Vietnam itu.
Apalagi perhelatan besar festival musik bersejarah itu, tak secuilpun disponsori oleh perusahaan yang bernaung di bawah parlemen dan pemerintahan di Gedung Whashiton DC, tempat presiden Richard Nixson berkuasa. Jangankan mensponsori, dan datang menonton perhelatan 3, tepat di tanggal kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1969, para pejabat pemerintah AS tetap menjalankan perang di Vietnam. Untungnya, aktivis sekaligus pemilik lahan pertanian Max Yasqur merelakan ladang tempat bertani dan angon sapi perah dipakai tempat pagelaran music rock kala itu.
Jangan kaget bila di tempat konser akbar itu, mereka juga dibolehkan makan minum yang telah disediakan panitia dengan bayaran sangat kecil untuk ukuran kala itu. Selain itu, pengunjung diperbolehkan memerah susu sapi di tempat yang disediakan, bila ingin menenggak beer dan mendem pun tak dilarang. Asal tidak membuat kerusuhan dan menentang rencana pemerintah menganeksasi Vietnam. “Lambaikan bunga damai agar presiden membatalkan merekruit anak-anak muda ikut sebagai tantara berperang,” ujar Janis Joplins musisi perempuan dengan garang penentang perang.
Mereka pun diperbolehkan memerah susu sapi di tempat yang disediakan panitia bila ingin menenggak minuman bergizi termasuk memeras putting hewan dan pasangan mereka masing-masing. Tak pelak, kritikus di berbagai media bergengsi negara-negara lain, menstempel festival tersebut sebagai festival music luar biasa dan urakan
Apapun pelebelan terhadap penyelenggaraan festival gila-gilaan woodstock 1969 di Amerika tahun lalu, jelas merupakan tindakan pelecehan para pecinta musik penggalang antiperang. Lihat saja dalam unggahan video maupun film pendek penyelenggaraan festival music woodstock yang dielu-elukan para musisi lawasan, tak satupun mereka melakukan agitasi menyebar hoax tindak negative para musisi dan pengunjung festival.
Kalaupun ada tindak ketidak senonoh penonton hal itu merupakan agresifitas individual personal yang ngebet kepingin esek-esek antar pribadi. Selain tak terdapat police atau panitia untuk mengawasi tindak sex bebas saat mereka menonton festival music selama 3 hari di suatu lapangan luas yang dijejali penonton ribuan, jelas masa bodoh! “Perhaps there will no longer be a music festival that can mobilize action against war between countries fighting for power. Just a flower generation of woodstok festival goers,” tulis Janis Joplin dalam buku memorinya. Jenis Joplin merupakan salah satu rocker yang aktif dalam festival di lapangan, selain Santana, The WHO dan Jimmy Hendrix. Adakah festival music sedahsat acara ngeband bareng Bersama superstar dalam acara di Woodstock, entahlah
Sesekali tanyakan pada rekan, sobat atau anakmu bahkan, kalau perlu bilang sama nyokap-bokap kalian, kira-kira lebih penting mana menyelenggarakan pemilihan umum atau mengeber pesta musik penentang koroptor di negerimu. Kami yakin dan jamin mereka lebih senang bila kalau diadakan pesta mengantung para koruptor di depan massa sembari melihat musik di alun-alun desamu. Jangan takut dikatakan kalian hanya mencari sensasi menentang alur yang telah diancepkan para bedebah, sang koruptor agar tidak dikutak-katik hasil perbuatan bejat mengarong duit pajak rakyat. “Itulah yang telah dilakukan para aktivis penggemar musik yang menjadi tulang punggung diadakan festival woodstock puluhan tahun lalu. Contohlan kami, saat menjatuhkan presiden AS yang ngotot ingin menganeksasi negara lain di vietnam melalui photo-photo festival woodstock,” kata Nicola Rossi penulis Stuning Photo Taken At Woodstock 1969, “Daripada gaduh membicarakan politik, mending masak-memasak isu ntar sewaktu diadakan vestifal musik.” (nicole dari As dan eddy je soe dari Solo)
No Comment