Kekuatan karakter dirinya menunjukkan kegigihan seorang pebisnis asal negri Singa. Meski berdarah Korea, ia tak lagi mengakui tinggal di negri ginseng itu. Tidak ada hubungannya nama Nina Lee dengan mantan perdana mentri Lee di singapura. Bisnisnya tak hanya mengurusi jual-beli outfit yang sedang mencandu di kalangan generasi milenial. Meski karya-karya mode terbaru dari luar negeri yang dipajang di rumah mode yang laku keras itu, tapi dirinya mengaku tidak tertarik. Bisnis aufit di dunia modeling tidak menarik dan menantang
Meski jaringan bisnisnya bukan hanya dari dalam negri singapura, ia justru terarik ingin merambah bisnis kain batik printing yang akan ditekuninya dari Solo. Itulah sebabnya Nina menjalin persahabatan dengan banyak seniman dan jurnalis di kota budaya. Dirinya menganggap bersahabat dengan jurnalis dan budayawan, ujar Lee mengaku nyaman bisa berbincang apa adanya. Enaknya berbincang dengan wartawan itu, katanya blak-blakan, tanpa ditutup-tutupi. Seperti halnya jurnalis di negeri Singapura, meski sering menyebalkan kalau memburu berita dengan menyakan hal-hal sensitif
Bukan itu saja bisnis yang kini ditekuninya, Nina Lee bahkan bermain di dunia “jual-beli” gambar virtual melalui media internasional lewat internet. Jangan membandingkan bisnis nonvirtual, pasti kalian akan kelabakan, tidak mengerti jalur memperoleh profit dalam bentuk dollar. Kesibukannya seperti itulah yang justru tidak mengganggu bisnis yang akan ditekuni ingin menjalin jual-beli pakaian dari pusat kain di Solo. Jangan ditanya, jejaring bisnis kerjasama dengan klien di luar pasar singapura, Nina nyaris lebih dari 15 tahun bermukim di Manhattan dan terhubung dengan jalinan kerabat di Korea
Keinginannya singgah di kota batik, Solo, menggebu-gebu jelang perayaan hari kemerdekaan Agustus nanti. Apalagi dirinya juga pernah melihat ke ‘situs nenek-moyangnya’ di Sangiran. Menurutnya penting artinya belajar sejarah masa paleolitikum sehingga tahu kemajuan abad sebelum manusia memakai hand phone. Kalau dahulu memakai batu sebelum zaman logam sebagai perkakas, sudah seharusnya kita menghargai warisan masa lalu.
“According to him, it is important to study the history of the Paleolithic period so that they know the progress of the century before humans used cell phones. So that way I need to go at sangiran and also to porn temple,” she said with jalur nirkabel. Apakah di negrimu saat ini aman? Saya mendengar dahulu, ujarnya, sewaktu mau ke Jakarta, pertama kali ada kerusuhan massal. Kemudian, saya batalkan ke Jakarta. Rencana kunjungan ulang yang batal, terhalang kovid. “Semuanya serba kacau. Padahal saya telah menjadualkan perjalanan saya 3 bulan berkunjung ke Indonesia, ke Bali lihat jandi dan ke laut.”
Menurutnya, negri yang kalian tempati menawarkan banyak keindahan dan budaya yang tak ada taranya di negara lain. Hanya saja, tidak banyak orang mengetahui secara pasti destinasi wisata dan keselamatan bagi dirinya bila berkunjung ke kotamu. Keselamatan, menurutnya harus ditempatkan sebagai prioritas. Setelah turun dari bandara, keselamatan bagasi, kemudian juga angkutan taxi, sebaiknya diatur dan tidak menimbulkan masalah ketika membayarnya.
Sebagai turis, tentu para wisatawan juga memerlukan transaksi penukaran uang dari dollar ke matauang rupiah yang berlaku. “Itu sebaiknya di sebarluaskan, dimana tempat penukaran matauang bank terdekat dengan kurs resmi. Kalau pun tidak sediakan emaney. Kemarin saya telanjur membeli chiep emaney. Tapi masih saya simpan. Kamu mau pakai? Isinya dollar dan rupiah. Buat beli pulsa kalau kehabisan.
Rencana kedatangannya ke kota Budaya, bukan sekali diangan-angankan. Dirinya jugan ingin belajar cara membatik, sembari jalan-jalan pada hari minggu di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Meski belum pernah singgah ke kota Solo, Nina Lee tetap berusaha mengambil cuti selama 1 bulan penuh agar bisa menjelajahi kota yang dianggap turis dari Singgapura distinasinya bagus dan bersih. Di Singapura, bisa jadi katanya menambahkan, walikota yang memimpin kota bengawan dahulu pernah belajar lama di negri singa. “Barangkali itu mempengaruhi pandang ke depan pejabat walikota di negerimu.” Lambemu mbak
No Comment